Share

Bab. 13. Dilanda Rasa Khawatir

Samar-samar terdengar suara gaduh di dekatku. Pelan kubuka mata dan auwh! Sakit sekali.

Kuputar bola mata ke sekeliling, di tanganku sudah terpasang selang infus, di atas terpal yang beralaskan rerumputan.

"Alhamdulillah, akhirnya Pak Dokter sudah siuman," ucap seseorang yang nampak antusias. Aku belum bisa mengenali wajahnya, penglihatanku belum pulih, hanya kilau cahaya samar yang bisa kutangkap.

"Alhamdulillah," sahut yang lain bersamaan.

"Tolong pantau terus perkembangannya, kabarkan segera jika ada keluhan lain!" Suara laki-laki itu menjauh setelah memberi instruksi.

"Auh, argh!" Aku mengerang menahan sakit pada area kepala dan juga punggung.

"Jangan banyak gerak dulu, Dok," pinta petugas yang berjaga di dekatku.

"M-maaf, kepalaku kenapa?" tanyaku setelah meraba perban yang melilit kepala.

"Ada luka yang cukup dalam, terkena reruntuhan bangunan," jawabnya

"Bagaimana kondisi pasien?" tanyaku lirih sembari terus meringis.

"Semuanya sudah dievakuasi, kita ada di lokasi yang sama. T
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status