Share

Bab. 12. Mimpi Buruk

"Hasyim! Tolong suamiku. Tolong dia. Aku mencintainya!" Suara tangis Berlian seakan menusuk tepat di jantungku.

Baru kali ini aku mendengar tangisannya begitu memilukan. Sedalam itu ia mencintai.

"Tentu saja, aku akan berikan pelayanan terbaik untuk suamimu. Tugas kamu tolong bantu kami dengan doa."

"Makasih, Syim. Sudah pasti doa terbaik untuknya." Berlian menunduk dengan mata yang sudah basah.

Aku dan tim terus memantau keadaan Pak Ichwan, tak pernah kuberanjak darinya, lelaki yang terbaring ini adalah jantung hati Berlian. Wanita yang kucintai dengan sepenuh hati. Sudah seharusnya aku memberikan yang terbaik demi melihatnya tersenyum bahagia bersama kekasih halalnya.

sekitar dua puluh jam, ia berhasil melewati masa kritis. Tanda di monitor menunjukkan perkembangan yang baik. Saturasinya mulai normal, detak jantung juga sudah menguat, tekanan darah berangsur-angsur normal. Kulihat ia menggerakkan jari-jarinya.

Dengan cekatan aku mendekat. "Alhamdulillah, Pak Ichwan sudah sadar." Ak
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status