Share

Sakit

Author: Catish13
last update Last Updated: 2022-03-23 08:17:28

Raka membukakan pintu mobil untuk Kyra, lalu membantunya masuk, kemudian menutupkan pintunya. Ia berjalan memutari mobil dari bagian depan, lalu masuk ke belakang kemudi. Sambil menyalakan mesin mobil, Raka berkata, "Kamu nggak diapa-apain sama orang tadi, 'kan?" Matanya membulat besar saat ia menyadari penyebab keheningan Kyra yang aneh. "Kyra!"

"Ugh..." rintihnya. Ternyata, ia tengah meringkuk hingga dadanya menempel pada paha. "Argh... Uhuk! Uhuk!" Batuk kering itu terdengar menyakitkan.

"Ky-Kyra, apa yang sakit? Kasih tahu, Kyr. A-Atau, kita ke rumah sakit aja, ya?"

Kepala Kyra menggeleng. Ia menggerakkan tangan kanannya yang gemetaran itu. Raka seakan tahu bahwa Kyra membutuhkan pegangan, jadi ia langsung menangkap tangan Kyra yang kurus itu untuk menggenggamnya. Tangannya terasa basah, dingin, dan gemetaran. Jujur, Raka takut, sangat takut.

"Kyr, please... Aku harus apa?"

Lagi, Kyra menggeleng. Memang tak ada lagi rintihan yang keluar dari sana, tapi Raka tahu bahwa Kyra masih menahan rasa sakit yang dia rasakan, entah di mana, entah karena apa.

Raka tidak harus melakukan apa-apa, tapi ia tetap merasa takut. Namun, karena Kyra tampaknya bisa lebih tenang sejak ia menggenggam tangan Kyra dan membiarkan Kyra menyalurkan rasa sakitnya padanya, ia hanya bisa diam dan menunggu sampai Kyra bisa berbicara dan menjelaskan kondisinya padanya.

Bukan hanya takut karena ia tak tahu apa yang terjadi pada Kyra, tapi ia juga takut bahwa Kyra akan semakin rusak. Secara mental, ia tahu bahwa Kyra telah rusak akibat perlakuan kedua orang tuanya yang entah seperti aoa. Dan, jika kesehatan Kyra juga tidak bagus, itu artinya Kyra rusak luar-dalam. Ia takut akan merusak Kyra semakin parah dengan perjodohan ini nantinya.

"Huft!" Kyra menghela nafasnya kasar, seraya menarik tubuhnya perlahan-lahan untuk duduk tegak. Raka semakin cemas, karena wajah Kyra terlihat tidak baik. Wajahnya pucat sekali, bibirnya agak kebiruan, keringat bercucuran, dan ia terlihat seperti kesulitan bernafas.

"Kyra -"

Kepala Kyra langsung menoleh setelah ia menyandarkan tubuhnya pada sandaran. Dengan bibir ungu itu, ia masih bisa tersenyum. "Sorry, Kak," ungkapnya. Suaranya rerdengar lirih. Mata itu menatapnya, tapi seperti akan kehilangan kesadarannya. "Capek. Aku capek. Aku tidur, ya?" Kelopak mata itu tertutup perlahan-lahan. Tak ada suara yang keluar dari bibir ungu itu.

Inginnya Raka melarang Kyra untuk tidur, tapi ia tak tega. Kyra sepergi sangat membutuhkan itu. Raka berpikir untuk menunggu Kyra bangun untuk mendapatkan penjelasan. Untuk saat ini, ia akan membiarkan Kyra beristirahat.

Sebelum Raka membawa mobilnya keluar dari parkiran, ia merendahkan sandaran kursi Kyra sampai hampir 180 derajat, lalu memasangkan sabuk pengaman untuk Kyra. Sampai sebelum ia menurunkan sandaran kursi Kyra, ia tak sadar bahwa Kyra masih menggenggam tangannya. Raka senang, entah bagaimana. Ia merasa sedikit berguna. Tapi, tentu saja, Raka masih mencemaskan Kyra. Ia tak tahu apa yang Kyra alami.

Drrt. Drrt.

Itu bukan ponselnya. Suara getaran itu datang dari dalam tas Kyra. Awalnya Raka ingin mengabaikan itu, tapi ia penasaran. Ia berpikir bahwa ia bisa mendapatkan informasi tentang Kyra. Ia pun mengambil tas Kyra dengan hati-hati, lalu mengelusrkan ponsel di dalam sana. Raka mengerutkan kening terkejut. Itu bukan orang tua Kyra, tapi seorang perempuan bernama Merlin dengan gelar 'dr.' di depan namanya. Ia enggan menjawab panggilan itu, tapi ia yakin akan mendapatkan jawaban lebih tepat jika berbicara dengan Dokter Merlin ini. Jadi, ia menjawab telepon itu tanpa mengucapkan salam.

"Hoi, Kyra! Lama banget, sih, jawabnya. Gue ada di depan unit lo. Lo udah pulang, 'kan?"

Raka bingung. Ia tak tahu harus menjawab apa.

"Kyra?" Dokter perempuan itu kembali bersuara. Suaranya terdengar serius dan cemas. "Kyr, jawab! Kyra, lo kenapa? Lo dimana? Jawab, Kyr!" Perempuan itu terdengar panik.

"So-Sorry -"

"Hah? Ini siapa?" tanya Dokter Merlin dengan waspada. "Kenapa hape Kyra ada di lo?"

"Ini Raka -"

"Hah? Raka? Oh! Calon tunangannya Kyra, ya?" Raka hanya berhaming menjawab pertanyaan itu. "Raka, mana Kyra?"

Raka bingung harus jawab apa. Mendengar Merlin ini panik karena tak mendengar jawaban Kyra saja sudah panik, apalagi kalau tahu kenapa bukan Kyra yang menjawab panggilan itu. "Itu... Kyra tadi kesakitan. Sekarang udah tidur, kayaknya udah cukup stabil," jawab Raka terbata.

"Sh*t," umpat Merlin, dan itu membuat Raka terkejut. "Dia pakai jam tangannya, nggak?"

Raka melongok ke atas tubuh Kyra, dan ia melihat Kyra memakai smartwatch di tangan kirinya. "Iya." Ia pun mengambil tangan itu perlahan, lalu menatap layar yang menyala karena pergerakan. Matanya tercengang melihat layar di sana menunjukkan angka 129. "H-Heart rate-nya 129. Ky-Kyra kenapa?"

Ia mendengar Merlin berdecak. "Kena serangan jantung," jawabnya.

"Hah?!"

Merlin menghela nafasnya. "Kayaknya, Kyra belum cerita apa-apa soal kelemahannya," gumam Merlin. "Gue tunggu di depan unitnya Kyra. Lo cepet bawa Kyra pulang. Nanti gue jelasin semuanya." Lalu, Merkin memutus panggilan itu sepihak sebelum mendengar tanggapan Raka.

Raka sempat tak percaya, bahkan ia sempat tak tahu harus melakukan apa. Tapi, ketika ia kembali melihat wajah Kyra yang super pucat itu, ia tahu apa yang harus ia lakukan. Ia harus segera membawa Kyra pulang ke unit apartemennya. Saat ini, hanya itu yang memang harus dia lakukan.

Secepatnya ia membawa mobilnya kelusr dari ITB menuju apartemen mereka. Raka tak mau menyetir ugal-ugalan, tapi ia ingin secepatnya sampai di apartemen dan mengistirahatkan Kyra dengan baik, lalu ia akan menuntut penjelasan dari Merlin tentang kondisi Kyra. Memikirkan Kyra membuat jantungnya berdebar-debar, membuat otaknya seperti kosong dan hampa karena terlalu memikirkan Kyra. Bahkan, ia sampai tak sadar bahwa ia ternyata sudah sampai di apartemen.

Raka menggendong Kyra di punggungnya. Ia bahkan tak menyangka bahwa Kyra tidak bangun sama sekali neski tubuhnya digerak-gerakkan. Guncangan yang terjadi karena Raka berlari sambil menggendong Kyra pun tetap tak membangunkan calon tunangannya itu. Namun, satu hal yang membuat Raka semakin cemas. Tubuh Kyra sangat ringan, ia seperti menggendong anak kecil berumur 10 tahun. Ia yakin, berat badan Kyra tak sampai 45 kilogram. Padahal, Kyra memiliki tubuh yang cukup tinggi. Tak tampak sangat kurus, mungkin karena Kyra pandai memilih baju yang sesuai untuk menutupi itu.

"Ayo, cepet!" seru Merlin yang berdiri di depan pintu unit apartemen Kyra. "Lo tahu password-nya, 'kan?"

Ya, Raka tahu. Kyra yang memberitahukannya. Setelah Merlin menaruh jari telunjuk Kyra pada alat pindai sidik jari pada smart lock itu, Raka memasukkan kombinasi enam angka. Terdengar kunci pintu terbuka, lalu Merlin yang membuka pintunya. Ia menyuruh Raka untuk masuk lebih dulu agar segera membaringkan Kyra di kasur.

Tak lama setelah Raka membaringkan Kyra, Merlin datang dengan tergesa-gesa. Ia membuat Raka menjauh dari kasur untuk memeriksa Kyra hanya dengan telapak tangan dan telinga yang ditempelkan di atas dada Kyra. Merlin pergi ke lemari pakaian, mengeluarkan sebuah tabung oksigen setinggi pinggang dewasa dan menaruhnya di samping kasur, kemudian mengurai selang nasal kanul, dan memasang nasal kanul di hidung Kyra. Nafas yang semula terlihat sesak, serga bibir yang semula terlihag begitu ungu, kini tampak lebih baik.

"Jadi, sebenernya Kyra kenapa?" tanya Raka.

Merlin membalikkan badan dan duduk di tepi kasur Kyra. Wajahnya tampak serius. "Karena lo calon suaminya Kyra, lo harus tahu ini. Gue nggak tahu kenapa dia belum kasih tahu lo, tapi kemungkinannya karena dia nggak mau lo batalin perjodohan kalian. Dia butuh lo supaya tujuannya tercapai. Lo tahu tujuannya, 'kan?"

Raka mengangguk. "Bebas."

Merlin mengangguk. "Kyra sakit dari lahir. Sakit jantung." Mata Raka terbelalak. "Jadi, jangan kasih tahu kelemahan Kyra ini ke orang tua lo. Kalau sampai perjodohan kalian batal karena ini, lo mungkin nggak akan bisa lihat Kyra lagi."

"Ma-Maksud Dokter apa?"

Merlin tampak sulit menjawab. "Gue nggak bisa ngebayangin apa yang bakal dilakuin Pratama dan Nirmala. Tapi, apapun itu, mungkin Kyra bakal bener-bener mengakhiri hidupnya."

"Hah?" Raka sudah kehabisan kata-kata.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kyraka   Last but Not Least

    Tentu saja, masalah akan selalu datang dalam hidup sebagai pewarna kehidupan. Masalah berat akan terasa ringan saat ditanggung bersama, saat ada orang yang mau memberikan dukungan meski hanya dengan keberadaannya. Dan, itulah yang terjadi pada hidup Kyra semenjak ia bertemu dengan Raka. Dulu, rasanya ia bisa mengakhiri hidupnya kapan saja. Tapi, kini ia memutuskan untuk terus bertahan dan berjuang karena ia sudah memiliki orang-orang yang berharga. Raka sebagai suaminya, Arden sebagai anaknya dan Raka, sang bunda yang sudah berubah, dan kedua mertuanya yang selalu perhatian.Semenjak Mahesa Group bergabung di baqah D'Kratos, ada banyak sekali perubahan yang sangat baik yang membuat Mahesa Group yang sempat menurun akibat kasus Pratama pun bisa kembali naik dengan sangat cepat. Dalam waktu 1 tahun saja, semua sudah kembali stabil. Kyra bahkan bisa melakukan pekerjaan remot dari jarak jauh. Ia pun punya banyak waktu yang bisa ia habiskan bersama Arden dan Raka. "Babe." Kyra menoleh dan

  • Kyraka   From Bandung To Jakarta

    Kehidupan Kyra sealam di Bandung adalah kehidupan terbaiknya sejak sebelum hingga sesudah mengenal seorang Raka. Namun, ia yakin bahwa dengan tinggal di rumah baru, mencari suasana baru, dan lingkungan bermasyarakat yang baru, ia akan mendapatkan kehidupan yang jauh lebih menyenangkan dan terbaik di banding sebelumnya. Apalagi, kini telah banyak yang berubah di dalam hidupnya. Mulai dari pernikahannya dengan Raka, memiliki Arden sebagai anak mereka, perubahan sikap NIrmala, diterimanya dengan baik sebagai seorang Kyra yang penyakitan oleh banyak orang, dan kini ia sudah memiliki jantung yang lebih baik berkat bantuan ICD hingga memberinya kesempatan hidup lebih baik. Ia tidak pernah berhenti berterima kasih pada Bandung. Dan, mulai hari ini, ia, Raka, dan Arden akan menetap di Jakarta.Ada begitu banyak alasan yang membuat mereka memilih untuk pindah ke Ibu Kota. Pertama, tentu karena lokasi dengan perusahaan jauh lebih dekat. Orang tua mereka juga dapat berkunjung lebih sering tanpa

  • Kyraka   Harmonis

    Masalah dengan Hisyam dan Galih telah selesai. Mereka berdua mendapatkan hukuman kurungan penjara seumur hidup tanpa remisi atau pengurangan hukuman saat menjalani masa pidananya. Berbeda dengan ibu Hisyam, ia mendadpatkan hukuman kurungan penjara 20 tahun dan sejumlah denda. Sementara untuk Margaret yang telah menuntut cerai pada Hisyam dan disetujui akan mendapatkan hukuman penjara 5 tahun penjara dengan sejumlah keringanan-keringanan yang telah Kyra berikan. Memang, dilihat dari sisi mana pun, Margaret juga korban.Sudah tiga bulan berlalu semenjak resminya penggabungan perusahaan Mahesa menjadi berada di bawah D'Kratos. Selama tiga bulan itu, Kyra menjalani masa istirahatnya dengan cukup tenang. Satu bulan pertama memang sangat tenang untuknya, karena Raka telah menunjuk seseorang untuk menggantikan posisinya memimpin Mahesa Group. Tapi, setelahnya Kyra kembali memegang jabatan sebagai Direktur Utama Mahesa Group meski dilakukannya dari jarak jauh. Tentu saja hal itu akan mencipta

  • Kyraka   Operasi

    "Kalian heboh banget, sih," tukas Kyra sambil bangkit perlahan-lahan dengan bertumpu pada tangan kanannya. Lantas, ia menutup luka di lengan kirinya yang dalam dan mengeluarkan banyak darah.Bagi Kyra, menerima luka tembakan adalah hal yang sebenarnya sudah biasa ia dapatkan sejak dulu. Ada banyak bekas luka yang ia miliki di tubuhnya, dan kini ia harus mendapatkannya kembali. Memang lukanya tidak parah karena ia sempat menghindar di saat-saat terakhir. Meski sudah memakai rompi anti peluru di balik baju yang ia pakai, untunglah luka yang ia dapat hanya luka dalam di lengan kirinya akibat tertembak."Da-Darahnya banyak banget!" kata Raka terbata-bata.Kyra mengangguk. "Daging aku kecongkel panjang dan dalam, jadi wajar darahnya banyak gini. Aku mungkin bakal butuh transfusi kalau dibiarin. Aku juga bakal pingsan," kata Kyra dengan santai. "Karena acaranya juga udah kacau, aku pergi duluan, ya? Kakak urus sisanya aja, nanti nyusul ke rumah sakit. Aku sama King."King sudah mengangkat t

  • Kyraka   Launching

    Kyra sudah siap, pun dengan Raka. Arden mereka titipkan pada Nirmala yang sekarang selalu menjauhi keramaian dan acara-acara besar semenjak kasus Pratama. Bundanya itu lebih senang bersama cucu pertamanya, menghabiskan masa tua dengan bahagia dan jauh dari hal-hal yang merepotkan. Kyra dan Raka turun dari mobil yang sama. Acara launching peresmian bergabungnya Mahesa dengan D'Kratos ini dilaksanakan di ruang aula utama di gedung Mahesa Group. Tentu bukannya tanpa maksud. Hanya di Mahesa Group inilah keamanan bisa terjamin jauh lebih baik. Bagaimana pun juga, Mahesa Group adalah perusahaan yang bergerak di bidang keamanan terbaik se-Indonesia, meski sekarang menurun dan kalah saing semenjak kasus Pratama. Namun, Kyra terus berusaha untuk kembali ke posisi sebelumnya.Tentu saja acara ini amat sangat ramai dan meriah, karena bukan hanya mengundang masing-masing orang penting dari kedua perusahaan, tapi juga orang penting se-Indonesia, termasuk pejabat-pejabat negara yang terlibat di du

  • Kyraka   Persiapan

    "Kamu serius, Kyra?" tanya Raka. Ia baru saja sampai di rumah dan mendapati Kyra sedang berbaring di atas karpet depan televisi, sambil menemani Arden berguling-guling dan mencoba merangkak. "Menunda operasi itu resikonya besar buat kamu. Apalagi, kamu udah memutuskan untuk menunggu Margaret keluar dari penjara untuk menggantikanmu. Kamu tahu kalau tubuh kamu nggak kuat, 'kan? Sekarang aja kita harus mempersiapkan persidangan."Kyra merebahkan tubuhnya terlentang, membuat Raka mendekat untuk bersimpuh di sebelahnya, dan tiba-tiba saja mengecup bibir sang istri. "Duh, Kak. Mendadak amat," ujar Kyra sambil mendorong pundak Raka pelan. Perlahan, ia mengguling tubuhnya dan menaruh kepalanya di atas pangkuan Raka. "Nggak lama, kok, aku menunda operasinya. Cuma sampai dua kali sidang. Aku janji."Raka menghela napasnya kasar sambil geleng-geleng kepala. "Aku nggak habis pikir, deh, sama kamu, Kyra. Kamu selalu berhasil bikin aku jantungan dan gila."Dengan ringannya, sang istri malah terkek

  • Kyraka   Interogasi (2)

    Kyra ingat bahwa ia tidak asing dengan nama 'Galih'. Sejauh ia bisa mengingat, memang tidak ada teman sekolahnya yang bernama Galih sejauh ini. Tapi, begitu Galih yang menjadi pelaku pembunuhan terhadap Pratama masuk ke ruangan untuk memenuhi panggilannya, mata Kyra langsung terbelalak untuk beberapa detik. Setelahnya, Kyra tersenyum lebar, bahkan menyeringai."Wah, saya nggak nyangka, ternyata 'Galih' yang dimaksud itu Anda," ujar Kyra sambil geleng-geleng kepala keheranan. "Duna ini sempit banget, ternyata. Nggak nyangka aja, ternyata orang yang udah sepuluh tahun menghilang setelah mencoba mencuri data perusahaan, muncul dengan cara kayak gini. Kayaknya, waktu itu aku memang belum jago, ya, sampai nggak bisa benar-benar melenyapkan Anda, seorang pengkhianat perusahaan."Lelaki yang lima-enam tahun lebih muda dari Pratama itu hanya menatapnya dengan tatapan dingin. Hampir tak ada jawaban yang keluar dari mulutnya, dan Kyra hanya menatapnya dengan merana tanpa mengalihkan sedikitpun

  • Kyraka   Interogasi

    Seperti perkiraan Raka, tiga hari setelah Kyra membuka mata, Raka dengan gencarnya mengumumkan pada publik secara tak langsung bahwa Hisyam, Shinta, Galih, dan Margaret telah merencanakan kudeta terhadap Pratama dan Kyra untuk mendapatkan Mahesa Group.Tidak ada berita yang lebih hangat selain video yang beredar tentang penangkapan Hisyam, Shinta, Galih, dan Margaret oleh pihak kepolisian dengan bekerja sama dengan orang-orang keamanan Mahesa Group yang ditunjuk dan dipilih oleh Kyra dan Raka. Ketenaran Kyra dan Raka terkait kasus ini mengalahkan ketenaran artis-artis yang melakukan berbagai skandal. Sebab, kejadian ini termasuk ke dalam kejadian dunia bisnis yang cukup besar dalam sejarah Indonesia selama 10 tahun terakhir.Sebelum naik ke meja hijau, keempat orang itu sudah mendekam di Lapas Kelas I Cipinang sebagai pelaku kejahatan tinggi, yaitu pembunuhan terencana dan kudeta. Jumlah poin kejahatan mereka adalah tinggi, sehingga Kyra dan Raka meminta agar mereka masuk ke Lapas Cip

  • Kyraka   Kendali

    Sudah tiga hari Kyra tidak membuka matanya, namun bukan berarti kondisinya terus mengalami penurunan. Kondisinya cukup stabil, tapi dokter-dokter tidak mengetahui alasan Kyra masih memejamkan matanya. Namun, dugaannya adalah psikologis. Raka tidak bisa membantah jika memang itu karena psikologis. Sebab, belakangan ini, Kyra memang banyak memaksakan diri untuk fisik dan mentalnya.Selama tiga hari ini, Raka lebih banyak berada di Mahesa Group untuk menstabilkan kondisi di sana sejak kematian Pratama dan masih melakukan penyelidikan untuk mencari Hisyam, sementara D'Kratos ia kendalikan dari jarak jauh dengan bantuan asisten pribadinya. Memang situasi cukup stabil dan terkendali, tapi hal ini malah membuat Raka kesulitan memiliki waktu untuk menjaga Kyra setiap malamnya. Bahkan, ia hanya bisa melakukan video call dengan Arden yang kini ada di tangan kedua orang tuanya. Raka mengantuk dan lelah, sampai ia tak menyangka bahwa inilah beratnya pekerjaan Kyra sejak menjadi Direktur Utama Ma

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status