Beranda / Romansa / LANGIT penuh MELODY / 69. CERITA MASA LALU

Share

69. CERITA MASA LALU

Penulis: Ryanty_tian
last update Terakhir Diperbarui: 2025-12-16 16:38:32

"Melo ke mana?" tanya Alfred ketika di Villa dan bersiap untuk kembali.

"Melo udah pulang, katanya ada beberapa urusan penting," jawab Nesya dengan santai.

"Oh, tumben dia nggak memberitahuku," pikir Alfred.

"Tadi dia buru-buru, mungkin dia nggak sempat aja," balas Nesya yang merencanakan hal ini semuanya.

Alfred, Nesya dan yang lainnya meninggalkan Villa tersebut, dan tak tahu kalau Melody masih berada di sana saat itu. Alfred juga tak peka dan percaya saja dengan yang dikatakan oleh Nesya, dan menganggap Melody sudah kembali.

Pagi hingga malam pun tiba kembali, Melody masih terkurung dalam kotak tersebut. Seperti di dalam peti mati, terasa pengap tak banyak oksigen yang di dapat. Gelap tak ada penerangan apa pun.

Rasa takut sepenuhnya memenuhi hati, jiwa dan pikiran Melody. Rasa mual, pusing, sesak dirasakan oleh Melody. Menangis pun sudah percuma, tak ada yang mendengar.

Beberapa hari terkurung, tanpa makanan minuman, tak ada cahaya, sedikit udara, sempit, gelap dan tak bisa
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Farkhani Farkhani
ikut nangis baca kisah melody,ga sabar semua terungkap dan tunggu pembalasannya Nesya
goodnovel comment avatar
Farkhani Farkhani
seruuuuu lanjut kak thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • LANGIT penuh MELODY   85. MENGGEBU

    “Maaf, saya anaknya. Bapak sedang tidak enak badan, sehingga nggak bisa menemui kalian,” jawab Zoni, anak dari Zen.“Baiklah, nggak masalah,” kata Seto untuk sementara.“Kalian ingin menyewa Villa ini berapa lama? Saya bisa memberikan harga yang miring jika kalian bersedia,” tawar Zoni pada Seto dan Darto.Seto dan Darto sengaja tidak memberitahu tentang tujuan asli mereka datang, hal itu supaya mudah untuk menemui Zen. Tapi, yang datang malah anaknya.“Kami boleh melihat sebentar Villa tersebut?” minta Seto.“Boleh, mari ikut saya,” ajak Zoni yang begitu ramah.Seto dan Darto saling pandang, mereka mengikuti Zoni masuk Villa tersebut. Mereka harus mendapatkan informasi lebih dan melihat keadaan Villa, dan mungkin nanti malam bisa menyusup ke sana.Zoni menjelaskan beberapa hal tentang Villa ini, ada berapa jumlah kamar dan beberapa fasilitas yang ada. Seto menanggapi perkataan Zoni, sedangkan Darto mengamati beberapa tempat yang ada CCTV.“CCTV Villa ini lumayan banyak,” ujar

  • LANGIT penuh MELODY   84. LELAKI BRENGSEK

    Melody sangat ingin tertawa saat ini, apa Alfred lupa kalau saat ini dia sudah menikah dengan Nesya? Malah dengan mudah bilang cinta padanya, sungguh menggelikan. “Hei, kamu udah nikah. Pikir pakai otak kamu, biar waras dan nggak mempermainkan hati wanita,” kata Melody dengan sarkas, dia kesal karena Alfred begitu mudah berpaling. “Tapi aku emang mencintai kamu, Mel. Maaf aku baru menyadari hal itu dan membuat keputusan yang salah dengan menikah dengan Nesya,” jawab Alfred mengungkapkan isi hatinya. Kali ini Melody tak dapat menahan tawanya, sungguh menggelikan sekaligus membagongkan. Alfred sungguh menjadi lelaki pecundang sekarang, sudah menikah tapi masih menginginkan Melody. “Kamu emang nggak punya hati jadi laki-laki,” hina Melody yang tidak menyangka Alfred akan menjadi seperti ini. Padahal Melody sudah merelakan Alfred bersama Nesya, memutuskan untuk move on dan memulai hidup baru lagi. Dan sekarang Alfred dengan percaya diri menyatakan cinta padanya, padahal lelaki i

  • LANGIT penuh MELODY   83. KEJADIAN SEBENARNYA

    Di kediaman Mahapura. Melody terkejut bukan main ketika Roseline mengajaknya minum teh bersama, pasalnya calon mertuanya itu tak menunjukkan sikap ramah selama ini. Melody mengikuti kepala pelayan Kim menuju taman belakang rumah, wanita itu gugup bukan main menemui Roseline. Terlihat wanita itu duduk dengan anggun, menikmati harumnya teh.“Duduklah!” perintah Roseline ketika Melody datang.“Iya,” jawab Melody duduk.“Minumlah!” perintah wanita itu menatap datar Melody.“Terima kasih.”Melody yang sejak tadi mengamati cara minum Roseline, dan dia hanya mengikuti hal itu. Melihat wanita itu sama saja melihat Langit ketika diam, tatapan tajam itu juga sama.“Kamu sudah lama mengenal Langit?” tanya Roseline menatap Melody, begitu dingin dan mengintimidasi.“Kami bertemu ketika di Rumah sakit ketika Mamanya sakit, dan saya mulai mengenal Langit beberapa bulan terakhir karena kita baru bertemu,” jawab Melody jujur, meski dia salah telah membahas mama Langit.Roseline tampak terk

  • LANGIT penuh MELODY   82. INGATAN YANG KEMBALI

    “Kita tidur, yuk. Ngantuk,” ajak Bintang karena merasa sudah malam, dan waktu bercanda sudah habis.“Ayo, aku sudah merindukan bantal guling. Dan besok pagi aku ada rapat,” imbuh Galaxy mulai menguap.“Kalian tidur sana,” usir Langit.“Dih, bilang aja mau berduaan sama Melody,” ejek Galaxy memainkan bibirnya.“Kalau iya kenapa? Sirik?” jawab Langit langsung.“Sudahlah, ayo kita tidur,” ajak Awan menarik kedua saudara mereka masuk ke kamar. Bintang dan Galaxy menggerutu sepanjang perjalanan, sesekali mereka menoleh melihat Langit dan Melody untuk memastikan. Awan tampak senang melihat kebersamaan mereka, Melody memang pantas mendapatkan lelaki sebaik Langit.Melody berdiri di tepi kapal, menikmati pemandangan malam yang sangat jarang dia bisa nikmati. “Pakailah, supaya kamu tidak kedinginan,” kata Langit memakaikan jas yang dia pakai pada Melody.“Makasih,” jawabnya tersenyum.Langit berdiri di samping Melody, dan melakukan hal yang sama. Keduanya masih tampak diam, memilih

  • LANGIT penuh MELODY   82. KEJUTAN BAHAGIA

    Alfred terkejut bukan main, tidak mungkin Melody akan menikah. “Kamu jangan bercanda.”“Saya serius, Mas. Calon suami mbak Melody sangat tampan, baik dan kaya,” jawab Roni bersemangat tanpa tahu kalau Alfred mulai kesal.“Dia sering datang kemari?” tanya Alfred.“Ya, hampir setiap hari untuk menjemput atau sekedar makan saja. Lihatlah itu,” tunjuk Roni pada beberapa bunga yang menghiasi restoran ini. Sial.Alfred tentu tidak suka posisinya digantikan oleh Langit, selama ini yang ada di sisi Melody adalah dia. Langit hanya orang baru yang berlagak mengenal Melody, seolah begitu memahami sang sahabat.“Aku pergi,” kata Alfred pergi begitu saja tanpa mempedulikan Roni yang ingin mengajaknya berbicara.Alfred kembali ke kantor, beruntung Nesya belum datang ketika di sampai. Dia kembali memeriksa beberapa berkas untuk diselesaikan hari ini, dia bahkan lupa kalau Nesya ternyata tidak datang menemuinya untuk makan siang.Lagipula Alfred tak memikirkan kedatangan Nesya, dia lebih fok

  • LANGIT penuh MELODY   80. MULAI KEHILANGAN

    “Tidak,” jawabnya tegas.Melody mendadak lesu, dia kira Langit akan cemburu ketika melihatnya tadi. “Ya, udah. Aku masuk dulu.”Langit kini menahan pintu Melody ketika wanita itu ingin masuk, membuat sang kekasih berbalik menatapnya. “Ada apa?”“Kamu suka saya cemburu?” tanya Langit menatap Melody.“Nggak masalah kalau kamu nggak cemburu, mungkin karena Awan adalah kakak kamu,” balas Melody tak ingin mengatakan hal lain.Langit semakin mendekat, menarik dagu Melody dan memberikan sebuah kecupan hangat. “Kamu ingin tahu perasaan saya yang sesungguhnya?”“Em, a-aku hanya ingin tahu aja. Nggak ingin memaksa,” balas Melody menggaruk tengkuknya.Langit tentu cemburu melihat Melody bersama lelaki manapun, termasuk Langit. Hanya saja dia tak ingin terlalu menunjukkan hal itu, dia memilih untuk memberikan kepercayaan pada Melody bahwa wanita itu tak mungkin berbuat hal lebih.“Saya tahu kamu dan Awan tidak mungkin berselingkuh, dan saya tahu kalau Awan hanya berniat menggodamu,” jawab

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status