Share

PART 04

Malamnya, ketika saatnya ia naik ke tempat tidurnya, seperti biasa, Zoelva selalu berkesempatan untuk masuk ke dunia maya. Ia selalu kangen dengan teman-temannya F*-nya. Namun ada yang lebih penting, yaitu membuka di bagian permintaan pertemanan. Ada banyak sekali yang meng-add. Lebih dari seratusan orang. Ia selalu selektif untuk menerima pertemanan. Hanya yang ia kenal atau diperkirakan orang-orang dari kalangannya saja, kaum bisnismen, yang akan ia konfirmasi.

      Salah satu di antara mereka ada Latifah Khairani, sang bidadari yang tadi sore ia kenal.

       Setelah dikonfirmasi, Zoelva langsung menyempatkan diri untuk berkunjung ke akunnya sang bidadari.  Hal yang pertama yang ia lakukan adalah menyusuri linimasa sang bidadari sebelum ia masuk ke dalam album foto-foto dan video-videonya.

       “Hmn, wanita ini benar-benar cantik bukan saja di dunia nyata,” gumamnya pelan.   

Dari foto-foto yang terpajang di album F*-nya, Latifah adalah seorang ibu dengan seorang anak perempuan yang masih kecil. Mungkin usianya baru lima atau enam tahun. Lalu di foto-fotonya yang lain terlihat ia berfoto bersama dengan kelompok ibu-ibu. Mungkin kelompok ibu-ibu di kampungnya. Entah kelompok pengajian atau kelompok dasawisma. Tetapi yang paling terlihat jelas dalam foto-foto itu, Latifah tampak cantik sendiri. Ia seolah sebutir beras di tengah gabah, atau seekor angsa di tengah-tengah kawanan bebek peking. Hmm, dia benar-benar seorang bidadari yang turun ke bumi. Sangat cantik dan mempesona. Wajah yang membuat sang rembulan pun akan cemburu, seperti kata Pak Suhendi jika sedang menggambarkan kecantikan seorang wanita.

      Foto-foto berikutnya adalah foto Latifah yang berpose bertiga dengan seorang laki-laki dan seorang anak perempuan di tengahnya. Pasti itu suami dan anaknya. Dan foto-foto lain berdua dengan laki-laki yang sama. Mereka tampak begitu serasi dan bahagia, pikir Zoelva.

        Sebuah pesan messenger masuk, ternyata dari Latifah: “Assalamualaikum Dek Zoelva. Terima kasih sudah dikonfirmasi, ya?”

        Aku tersenyum dan membalas: “Waalaikum salam, Bu Latifah. Ya sama-sama.”

       Bu Latifah membuka dan membaca pesannya. Tapi setelah  menunggu lumaya lama, wanita itu tak membalasnya. Ketika Zoelva mengirim kode jempol pun ia hanya melihatnya saja.

       Hm... Zoelva menghela nafas panjang. Mungkin dia lagi sibuk, pikirnya. Atau juga sedang membuka-buka album foto aku dan melihat-lihat foto aku. Ya, foto seorang brondong muda  yang usiannya cukup jauh di bawahnya, yang tentu saja bukan teman yang pas baginya. Atau mungkin, ia sedang sibuk chat dengan suaminya di Demak, atau mungkin teleponan. Dan banyak kata ‘mungkin’ yang ada dalam pikirannya tentang yang dilakukan oleh sang bidadari di seberang saat itu.

       “Hm, betapa bahagianya laki-laki yang menjadi suami Bu Latifah itu. Ia memiliki istri yang sangat cantik dan lemah lembut.  Andaikata aku memiliki istri secantik Bu Latifah, tentu aku pun akan merasakan kebahagiaan yang sama,” gumamnya pelan, seolah-olah ditujukan pada dirinya sendiri.

         Tiba-tiba ada panggilan via video call  WA masuk. Ternyata dari Bunda Jesica, dan bukan dari Bu Latifah. Rasa malas di hatinya langsung muncul. Walau demikian, ia tetap menerima panggilan itu. Wajah seorang wanita yang benama Bunda Jesica langsung muncul di layar hapenya, tersenyum dan melambaikan tangannya. Wanita berusia empat puluhan tahun itu sedang berada di tempat tidur dengan mengenakan baju tidur jenis night robe putih  transparan. Dia wanita yang cantik dan sangat berkelas, tentu saja.

        “Selamat malam, Sayang? Apa kabar?” sapanya romantis.

        “Selamat malam juga, Bun. Kabar baik. Bunda lagi sendirian?”

        “Iya nih, Say. Kan suami bunda belum balik dari Singapura. Say nggak keluar malam ini?”

       “Oh iya, hampir lupa saya Bun, hehehe. Tidak Bun, saya malah baru pulang. Pengen istrahat saja. Rasanya badan capek sekali.”

       Bunda Jesica tersenyum dan berkata, “Mau bunda pijitin nggak?” Satu kedipan sebelah mata ia lemparkan.

       “Boleh juga tuh, tapi kan Bunda jauh?!”

       “Kan Bunda bisa ke situ. Sekarang kamu lagi di apartemen, ya?”

       “Serius, nih? Iya, di apartemen. Tadi sangat macet, jadi saya langsung ke apartemen saja.”

       “Oh gitu? Ya seriuslah? Bunda sudah sangat kangen juga dengan kamu, Say...?”

       “Ya...terserah Bunda. Saya juga kangen kok, Bun.”

       “Oh, Say. Bunda bersiap-siap dulu ya? Sampai ketemu nanti, byebye, ummmach...!”

       “Bye bye...!”

        Zoelva menghela nafas panjang. Naluri kelelakiannya menggeliat. Wanita yang bernama Jesica yang suka dipanggilnya bunda itu berusia empat puluhan tahun, tapi daya pesonanya masih sangat kuat. Dan Zoelva tak pernah mampu untuk menolak keinginannya untuk berkencan. Wanita itu selalu mampu memberinya permainan dan kepuasan ranjang yang maksimal, itu penyebabnya.

        Bunda Jesica adalah istri dari seorang komisaris di sebuah  korporasi nasional. Perkenalannya dengan sang nyonya golongan sosialita itu ketika induk perusahan yang menaungi usahanya ikut dalam sebuah pameran yang diadakan oleh sebuah konsorsium yang bertempat di sebuah conventional hall sebuah hotel di wilayah di Jakarta Barat setahun yang lalu. Kala itu wanita yang juga dipanggil  Nyonya Hasyima itu datang ke pameran dengan beberapa ibu-ibu sosialita lainnya. Saat itu Zoelva yang dipercaya sebagai panitia stand menjelaskan segala hal kepada Nyonya Hasyima dekaka tentang berbagai perhiasan kelas atas yang dipamerkan di standnya. Saat itu, Nyonya Hasyima dan teman-temannya berhasil membeli banyak perhiasan mewah yang dipamerkan dengan nilai transaksi milyaran rupiah. Saat itu, ia memberikan kartu namanya kepada para nyonya kelas elite itu.

       Ternyata, hampir semua nyonya sosialita itu setelah itu suka mengontaknya, baik via chating lewat WA, telepon biasa, maupun video call, di hari-hari berikutnya.  Dan beberapa di antaranya ada yang berusaha mengajaknya untuk kencan, tetapi ia menolak secara halus dengan berbagai alasan halangan pekerjaan. Tentu saja, wanita mana yang tak terpesona terhadap seorang eksekutif muda model dia. Wajahnya tampan kebule-bulean dengan postur tubuh tinggi atletis. Masalahnya, tentu Zoelva memiliki selera yang tak asal juga.

        Kecuali Nyonya Hasyima atau yang kemudian dipanggilnya Bunda Jesica itu, Zoelva sudah terpesona sejak pertama mereka bertemu di pameran itu. Dia memiliki kecantikan dan pesona yang mampu membangkitkan obsesi dan gairahnya. Kecantikan dari masa mudanya masih terpelihara dengan baik dengan bentuk tubuh masuk kategori seksi level satu, menurutnya. Singset dengan bentuk pinggang yang ramping dan pantat yang bulat dan indah. Sementara wajahnya mengingatkannya pada wajahnya artis dangdut Evie Tamala pada usia yang sama.

        Setelah beberapa hari chatting dan video call, akhirnya ia dengan sang nyonya pun mengadakan kencan di sebuah villa di daerah puncak Bogor. Tak perlu diramalkan apa yang mereka lakukan dalam vila itu.

       Namun yang jelas, saat itu Nyonya Hasyima mendapatkan sebuah pengalaman yang luar biasa dalam kehidupan ranjang. Pengalaman yang belum pernah ia dapatkan dari sang suaminya di sepanjang usia pernikahan mereka. Menurut ceritanya, sejak tiga tahun yang lalu suaminya sudah pernah mampu memenuhi kebutuhan batinnya secara maksimal akibat penyakit diabetes kronis yang menderanya. Bahkan selama itu hanya mampu meneguk kekecewaan demi kekecewaan. 

      Semua kekecewaannya itu dipenuhi secara tuntas dan meluber oleh sang brondong ganteng nan perkasa yang bernama Zoelva.  Ia bagai seekor singa betina yang sedang menikmati pertarungan yang sangat garang dengan seekor singa jantan, dan berakhir dengan lenguhan panjang, lalu sama-sama terhempas dan terkapar dalam  sebuah kedalaman yang sangat mendamaikan. Mereka mengulangnya beberapa kali.

       Selanjunya, keduanya saling menuntut dan membutuhkan. Tetapi kayaknya, yang lebih banyak menuntut untuk bertemu adalah sang nyonya. Walau permintaan itu tak selalu dituruti oleh sang singa jantan muda, karena berbenturan waktu dengan kesibukannya dalam bekerja, dan selebihnya karena bersamaan waktu janjian kencan dengan singa-singa betina lain. Tentu saja sang nyonya tak tahu, bahwa sang singa jantan mudanya itu adalah seekor singa jantan yang memilih wilayah jelajah yang sangat luas. Hahah...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status