Share

Bab 6

Author: Azalea
last update Last Updated: 2025-03-26 17:29:47

POV Senja

“Pak Sena.” Kupanggil lelaki bertubuh tinggi yang berdiri membelakangi.

Dia berbalik dan saat itu juga tubuh ini langsung membeku. Dunia seperti runtuh di atas kepala.

Dada ini bergemuruh mendengarnya memanggil. Suara lembutnya yang pernah kurindukan begitu menyayat hati.

Kejadian 5 tahun lalu berputar dalam kepala saat dia meninggalkanku setelah sebulan menikah, tanpa alasan.

‘Tidak Senja, jangan mundur. Kalau kamu lari, sama saja kamu kalah dari dia. Buktikan tanpanya kamu masih baik-baik saja.’

Sekuat tenaga aku menahan diri agar tidak menangis di hadapannya meski rasanya desakan air mata ini sulit ditahan.

Kaget dan malu bercampur satu, masalahnya profesiku ini yang membuat malu. Menjadi seorang LC, memang halal karena aku tidak menjual diri tapi selalu dipandang sebelah mata oleh orang lain.

Aku pun terpaksa karena putraku Baskara Biru Jagat, mengalami penyakit jantung bawaan dan itu dari ayahnya.

“Maaf membuat Anda menunggu lama, Pak.” Dengan susah payah kulempar senyum padanya.

Bagaimanapun aku harus profesional, aku digaji di sini.

Setiap pertanyaan yang menjurus ke ranah pribadi tidak kujawab. Rasanya seperti sengaja membasuh luka basah dengan air garam.

Aku hanya menyepakati untuk menemaninya makan siang dan malam dengan imbalan 300 juta, aku butuh untuk pengobatan Biru, biarkah luka ini kembali meradang yang penting Biru bisa segera pulih. Aku tidak tega melihatnya kesakitan. Apapun akan kulakukan untuknya, aku bahkan rela berkorban nyawa demi Biru, benih dari laki-laki yang tak berperasaan.

Tapi bagiku Biru itu anugerah, aku beruntung memilikinya.

Ada satu pengakuan Mas Aska yang membuatku tak percaya.

“Setiap bulan aku selalu kirim uang untukmu. Kenapa kamu kerja begini? Apa uang dariku nggak cukup?”

“Uang apa yang bapak maksud?”

“Uang yang setiap bulan aku kirimkan untukmu, Senja. Kemana perginya uang itu sampai kamu kerja begini?”

Aku tidak pernah menerima sepeserpun uang darinya setelah dia pergi. Tapi kenapa dia tiba-tiba mengaku mengirimkan uang padaku, setiap bulan lagi.

*

“Ada apa? Aku nggak bisa berlama-lama.”

“Temui orang tuaku ya.”

“Dan, aku nggak mau!”

“100 juta satu jam?”

Aku terbelalak. “Jangan bercanda, Dan. Hanya orang gila yang mau bayar sebanyak itu hanya untuk mengobrol dengan keluargamu.”

“Kamu pacarku, Baby. Itu cuman uang jajan saja untukmu tapi kamu harus mau bertemu orang tuaku. Nggak kasihan melihatku terus mereka desak, aku seperti sedang diteror.” Danes memasang wajah menyedihkan berharap aku bisa luluh.

Aku dan dia sudah beberapa bulan resmi menjalin kasih, meski berulang kali diminta berhenti jadi LC aku menolak sebelum kontraknya berakhir, ini bukan soal uang yang didapatkan tapi aku merasa managerku begitu berjasa.

“Lagian kenapa harus pura-pura mau menikah sih, Dan?” tanyaku dengan asap tipis dari mulut setelah menghisap rokok yang diapit jari.

Danes menyeringai. “Jadi kamu mau jadi istriku beneran?”

“Nggak ya. Enak saja!” Aku bersungut-sungut. “Meskipun aku begini. Aku nggak suka lelaki buaya kayak kamu.”

Aku hanya butuh uangmu, lanjutku dalam hati.

“Tapi aku suka janda.” Danes tersenyum jahil. “Aku ‘kan menjadikanmu pacar biar nanti jadi istriku. Nggak mungkin terus pacaran ‘kan.”

“Aku bukan janda!”

“Lagian suamimu bego sekali, masa istri spek bidadari ditinggal bertahun-tahun. Nggak akan kubiarkan dia membawamu nanti kalau dia kembali.”

Lelaki bego itu ada di atas, Danes.

Lengan kekar Danes melingkar posesif di pinggangku.

“Oke, oke. Tapi sekali pertemuan saja ‘kan, setelah itu aku nggak mau.” Akhirnya aku memutuskan, tidak mau Danes semakin banyak bicara.

Ini kali pertama aku akan bertemu dengan orang tuanya Danes. Sebenarnya aku dan dia sudah tidak muda lagi jadi kalau sudah serius harusnya menikah namun aku menolak. Aku masih terikat oleh Mas Aska, dia pergi tanpa menjatuhkan talak.

Bagaimanapun aku harus menyelesaikan apa yang masih tersisa diantara kami agar tidak ada masalah ke depannya.

Sebelum bertemu dengannya tadi, aku memang masih mengharapkan Mas Aska kembali tak masalah hati ini sudah dibuat remuk tapi aku masih menginginkan kembali agar Biru bisa memiliki orang tua lengkap.

Sekarang Mas Aska sudah di depan mata tapi semua rencana dalam benakku malah berantakan.

“Iya.” Dengan senyum lebar Danes menyerahkan paper bag yang dibawanya kepadaku. “Pakai ini untuk besok malam. Aku jemput di kosmu ya.”

“Hm.”

“Aku bayar biaya pengobatan Biru sampai sembuh tapi kamu harus menikah denganku, bagaimana?”

Aku tertegun. “Daneswara!”

“Aku serius, Baby. Mau ‘kan? Aku janji akan jadi ayah yang baik untuk Biru, aku mencintaimu.”

“Banyak wanita baik di luaran sana, Dan. Tidak usah melirikku yang tidak pantas untukmu, aku ini hanya seorang LC.”

Semenjak dekat dengan Danes, lelaki itu tanpa diminta selalu memberikan uang . Tapi tidak seberapa, baru sekarang Danes memberikan uang sebanyak itu demi aku mau bertemu orang tua Danes.

Aku membutuhkan uang ratusan juta untuk pengobatan Biru, aku ingin mengumpulkan sebanyak-banyaknya agar saat pengobatan berjalan nanti bisa terus menemani Biru tanpa memikirkan pekerjaan.

“Gimana?”

“Sana pergi, aku banyak tamu.” Aku merebut paper bag di tangan Danes lalu pergi meninggalkan lelaki itu.

Aku memang jahat, Dan. Maaf karena cuman memanfaatkan kamu, keadaan yang maksa aku jadi begini.

Kedepannya aku harus menyiapkan hati agar lebih kuat lagi karena satu bulan penuh akan bertemu Mas Aska.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • LC yang Kusewa Ternyata Istriku Sendiri   Bab 25

    Alaska memutuskan sepihak sambungan telepon.“Ibu cuman kaget pas keluar kamar lihat kamu malam-malam di situ,” jawab Sari dengan senyum yang dipaksakan.Perasaannya menjadi tidak karuan setelah mendengar nama yang disebutkan oleh sang menantu.“Maaf, Bu. Aku bikin ibu kaget, tadi aku cuman periksa sekitar soalnya denger suara-suara aneh. Tapi sekarang sudah aman, ibu tenang saja.”“Ya.” Sari berniat untuk membersihkan pecahan gelas di lantai namun Alaska menahannya.“Sudah, Bu. Biar aku yang beresin, Ibu masuk saja lagi. Atau ibu mau ambil minum? Sebentar aku ambil ke dapur.” Lelaki itu gegas ke dapur untuk mengambilkan air.“Terima kasih, Nak.” Sari menerima sebotol air mineral dari menantunya lalu kembali masuk ke dalam kamar dengan pikiran berkecamuk.Alaska juga kembali ke kamarnya.“Mas,” panggil Senja dengan suara lirih. Ketakutan dari sorot matanya tidak bisa sembunyikan.“Nggak apa-apa.” Alaska tersenyum menenangkan, lelaki itu menghampiri sang istri. Mengelus lembut puncak k

  • LC yang Kusewa Ternyata Istriku Sendiri   Bab 24

    “Aku yang salah karena rebut kamu dari dia, Mas.” Senja menunduk dengan air mata menggenang.Alaska menarik napas dalam-dalam, menenangkan dirinya yang mulai diliputi amarah. Ia meraih kedua bahu Senja, menatapnya dengan penuh kesungguhan.“Kamu nggak salah, ini memang takdir kita buat bersama. Kamu yang lebih dulu jadi istriku, kamu lebih berhak daripada Mona. Apalagi aku dan dia udah pisah.”Senja masih membisu. Alaska menarik dagu istrinya hingga mendongak dan mata mereka bertemu pandang.“Dengar aku, Sayang. Aku nggak akan biarkan Mona atau siapapun menyakiti kamu, apalagi Biru. Dia anak kita, tanggungjawab kita. Aku nggak akan kabur hanya karena ancaman seperti ini. Kalau mereka berani macam-macam, aku yang akan menghadapi mereka. Kamu percaya sama aku, kan?”Senja tidak langsung menjawab. Air matanya mengalir tanpa henti. Ketakutannya begitu besar hingga logikanya terasa kabur. Namun tatapan tegas Alaska mulai membangkitkan keyakinan yang hampir hilang. Ia mengangguk pelan.“Mas

  • LC yang Kusewa Ternyata Istriku Sendiri   Bab 23

    Alaska dan Biru tidur saling berpelukan di sofa, padahal ada kamar lain di sana tapi mereka malah tidur di sofa.Senja tersenyum melihat ayah dan anak itu, kelihatan sekali Biru itu Alaska versi sachet. Semua milik Alaska turun pada Biru.“Biru pasti ngerti kalau nanti nggak tinggal sama ayahnya lagi,” gumam Senja.Ada perih di hatinya saat mengatakan itu. Keputusan yang diambil Senja berubah-ubah karena kondisi di sekelilingnya pun sekarang sudah tidak terkendali.Kembali bersama Alaska dan membangun keluarga kecil bahagia dikubur dalam-dalam oleh Senja. Ia merasa terbiasa hidup bersama Biru, maka yakin tidak akan ada masalah jika mereka kembali hidup berdua tanpa ada Alaska di tengah-tengah mereka.Sudut mata wanita itu basah, entah berapa kali ia menangis dalam satu hari itu. perasaannya sulit dijabarkan, seperti ada batu besar menghimpit dadanya saat ada di posisi ini.“Sayang, kamu kenapa?”Senja tersentak, buru-buru mengusap matanya yang basah. Ia sampai tidak menyadari kalau Al

  • LC yang Kusewa Ternyata Istriku Sendiri   Bab 22

    “Kepala aku sakit,” keluh Senja, sengaja untuk tidak memperpanjang pembicaraan.“Ya sudah, kamu istirahat ya. Maaf harusnya aku nggak ajak kamu ngobrol dulu.”Senja tidak mau semuanya semakin rumit. Kehadirannya bisa membuat sebuah keluarga hancur, jadi Senja memilih untuk bungkam. Biar ia simpan sendiri kejadian yang hampir merenggut kehormatannya. Ia bersyukur Danes tidak sampai menidurinya. Kalau itu terjadi, Senja tidak akan bisa memaafkan lelaki itu.Senja bahkan tidak tahu kalau Danes seperti itu orangnya.Ibu muda itu berbaring namun matanya tidak terpejam, menatap langit-langit kamar rawatnya dengan sorot tak terbaca. Tidak berniat kembali memulai obrolan meski dengan topik yang beda.“Biru di jalan kesini,” ucap Alaska setelah melihat ponselnya.“Ya.” Senja hanya menjawab singkat, ia akan tenang kalau sudah bersama dengan anaknya.Ancaman yang dirasakan saat ini ada dari dua sisi, Danes dan Mona. Tidak masalah kalau ia yang jadi sasaran tapi kalau Biru, Senja tidak akan tingg

  • LC yang Kusewa Ternyata Istriku Sendiri   Bab 21

    Lelaki itu menyambar kemeja yang tadi dilemparnya untuk menutupi bagian tubuh Senja. Tidak peduli dirinya sendiri telanjang dada.Perasaannya campur aduk, rasa bersalah menggelayut di hati. Ia merasa menyesal karena sudah dikuasai amarah sampai tidak bisa berpikir jernih.Beberapa orang yang ada di sana memandangi penuh tanya karena kondisi Senja terlihat mencurigakan. Salah satu dari mereka ada yang diam-diam merekam.“Itu kok perempuannya kayak yang mau bunuh diri ya?” celetuk wanita bertubuh gempal dengan rasa penasaran tinggi.“Iya, soalnya pergelangan tangannya berdarah.” Temannya menyahuti.“Mungkin mau dilecehkan kali.”Mereka asyik mengobrol sambil menatap mobil Danes yang kini sudah tidak terlihat.Hanya berselang beberapa menit Alaska datang, lelaki itu langsung menghampiri resepsionis dan memperlihatkan foto Senja.“Mbak, apa pernah lihat perempuan ini? Dia istri saya.”Wanita berseragam itu terbelalak. “Mbak ini yang tadi, Pak.”“Lihat dia kemana?”“Sepertinya dibawa ke ru

  • LC yang Kusewa Ternyata Istriku Sendiri   Bab 20

    Alaska mengabaikan pesan itu, ia tahu Mona hanya sengaja untuk memperkeruh suasana. Alaska tidak mau sampai terpancing dan membuat segalanya semakin rumit.“Ayah.” Biru memanggil sambil berlari menghampiri sang ayah yang tampak kalut.Alaska mencoba untuk tetap tersenyum. “Halo, Jagoan.” Ia menunduk untuk mengangkat Biru.“Ayah, jadi jalan-jalan ‘kan? Ayah ndak sibuk ‘kan?” Anak itu terus saja berceloteh.“Biru mau ke mana?”“Jalan-jalan sama ayah sama ibu,” jawabnya dengan mata berbinar.Alaska tak kuasa menolak tapi ia juga harus mencari tahu keberadaan Senja, ia tidak mau sampai wanita itu terluka. Ia tidak bisa bayangkan saat Senja membongkar semuanya pada Danes dan lelaki itu tidak terima.“Kenapa juga dia tiba-tiba pulang,” gumam Alaska.Sebenarnya Alaska sudah curiga kalau semua ini ada hubungannya dengan Mona karena Danes tidak akan mungkin tiba-tiba pulang tanpa ada yang memberitahu sesuatu padanya.“Ayah.” Biru menepuk pipi ayahnya membuat lelaki itu tersadar.“Eh, iya. Kita

  • LC yang Kusewa Ternyata Istriku Sendiri   Bab 19

    Tanpa aba-aba Danes membopong tubuh Senja.“Dan, turunin aku.” Senja meronta namun kekuatannya tak ada apa-apanya dibandingkan Danes.“Nggak. Kamu nggak aman meskipun di rumah orang tua aku, kamu aman kalau ada di sekitar aku.”“Aku bisa jaga diri aku sendiri, kamu nggak usah-”“Diem, Senja.” Danes melangkah meninggalkan taman tak peduli dengan protes yang dilakukan Senja. “Kamu harus jelasin semuanya, termasuk soal kondisi kamu ini.”“Iya, aku jelasin tapi turunin dulu. Kamu mau bawa aku kemana?” tanya Senja saat mereka sudah keluar dari dalam rumah.“Pokoknya kamu ikut saja, kamu aman sama aku.”Biru sudah kembali bermain, ia tidak melihat sang ibu yang dibawa paksa oleh Danes.Orang-orang disana pun tidak berani menegur apalagi yang bertingkah anak majikan mereka. Mereka tahu betul seperti apa watak Danes.“Kita bisa bicara di sini ‘kan? Nggak usah di tempat lain.”“Nggak.”Danes menutup pintu mobil dengan kencang.Senja yang merasa harus bicara dengan Danes pun akhirnya pasrah, ia

  • LC yang Kusewa Ternyata Istriku Sendiri   Bab 18

    Kondisi kaki Senja masih belum sembuh benar tidak bisa banyak bergerak bahkan untuk memiringkan badannya pun ia tidak bisa. Wanita itu hanya tidur terlentang sambil memeluk Biru.Sedangkan Alaska di sampingnya tidur miring menghadap Senja. Ia bahkan tak rela memejamkan mata karena pemandangan di depannya sayang untuk dilewatkan.Senja tak bisa menolak kalau itu permintaan Biru. Namun seranjang lagi dengan lelaki yang sudah lima tahun meninggalkannya itu membuat perasaan Senja tak karuan. Tak bisa dipungkiri kalau cinta pada Alaska masih melekat di hatinya.“Maaf. Selama ini kamu sangat menderita karena aku. Aku mohon biarkan aku menebus semuanya, jangan pergi. Kalian bagian dari hidupku,” batin Alaska menatap lekat wajah Senja dan Biru bergantian.Keduanya sudah sama-sama terlelap. Senja yang niatnya tidak akan tidur sekarang malah terlihat nyenyak karena efek obat yang diminumnya.Dibelainya lembut pipi Senja.“Aku mencintaimu,” bisik Alaska tepat di telinga Senja.Bibirnya mengecup

  • LC yang Kusewa Ternyata Istriku Sendiri   Bab 17

    “Ibu ....” Biru berlari sambil menangis.Senja buru-buru bangkit dibantu oleh Alaska.“Kenapa, sayang?”“Mau jajan cilok. Tapi, tapi Opa bilang ndak boleh.” Bocah itu terisak sambil mengusap pipinya.“Tadi bukannya Biru lagi bobo ya?” Senja mengernyit heran.Biru menggeleng. “Ndak, Biru main sama Opa di taman belakang.”Senja menatap tajam suaminya yang berbohong. Sedangkan yang ditatap malah menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.Alaska memang sengaja karena ingin menghabiskan waktu berdua dengan istrinya, mumpung Biru juga anteng bersama dengan opanya bermain.“Biru ndak mau lagi main sama Opa.” Anak itu naik ke atas ranjang dan memeluk sang ibu.“Nggak boleh begitu, Nak. Opa bukan larang Biru buat jajan.” Senja mengusap lembut kepala putranya.“Opa bilang ... cilok ndak sehat. Kalau makan cilok nanti ndak tinggi badanya.”Senja terkekeh geli mendengar celotehan Biru.“Opa memang begitu, dulu ayah juga sering dilarang. Nanti Biru jajan cilok sama ayah saja ya.”Cakra itu termasuk or

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status