Share

Jangan Hitung Uangku!

Kali ini Bu Ratna melemparkan pandangan pada kedua putranya, kakak kandung Bayu. Sontak saja keduanya terdiam. Bukan pembelaan dan pembenaran yang dapat mereka berikan pada ibu kandung mereka itu, tapi rasa malu yang luar biasa mereka rasakan saat mendengar betapa mereka begitu tak berharga di mata sang ibu. Kedua istri kakak kandung Bayu itupun merasa tak nyaman hati. Mereka direndahkan oleh mertuanya sendiri.

"Bu, sudahlah. Malu. Sudah tua masih meributkan uang saja," tukas Pak Rahmat dengan maksud menghentikan istrinya lebih lanjut berucap yang tidak-tidak.

"Harusnya yang malu itu Bayu, Pak. Bukan Ibu. Bapak ini tak punya hati memangnya? Yu, kami dengarkan kata-kata Ibu tadi?"

Kembali Bu Ratna menghujam Bayu dengan tatapan matanya. Hatinya tak terima jika Bayu menjadi anak yang durhaka, lupa pada kedua orang tua dan saudara.

"Iya, Bu. Bayu jelas mendengarkan Ibu. Jadi ... intinya Ibu mempermasalahkan rumah kami ini. Benarkan, Bu?" tanya Bayu perlahan. Dada Bayu bergemuruh menahan k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status