Home / Romansa / LELAKI CADANGAN / Ke Luar Kota

Share

Ke Luar Kota

last update Last Updated: 2023-02-06 15:11:51

Dengan kecepatan yang sedang, Alex melajukan mobilnya menuju sebuah pusat perbelanjaan yang selalu menjadi langganan Luna. Tapi kali ini, majikannya itu justru memintanya memutar balik dari pusat perbelanjaan tersebut menuju ke arah luar kota.

“Aku ingin berkunjung ke tempat ini sekarang juga!” ucap Luna sambil menyodorkan sebuah foto dan alamat di dalam ponselnya itu untuk dibaca oleh Alex.

Tak butuh banyak perbincangan, Alex pun segera menekan alamat yang tertulis dan memindainya melalui monitor GPS yang terpasang di dalam mobilnya.

Mobil yang didesain dengan fitur-fitur canggih ini, dilengkapi juga dengan mesin pencari dari G****e untuk menentukan lokasi tujuan tanpa harus lagi sibuk dengan ponsel pengemudinya.

Untuk sejenak, Alex sempat berpikir di dalam hatinya.

“Kenapa Nyonya ini mengajak ku ke sebuah resort private yang berada di luar kota? Bagaimana jika Tuan Gio mendadak datang ke rumah?” ucap Alex di dalam hatinya.

“Ah, masa bodohlah itu,” ujarnya membatin sambil terus melajukan mobil menuju ke lokasi yang di inginkan Luna tersebut.

Butuh waktu sekitar dua jam perjalanan. Alex pun akhirnya sampai di lokasi yang berada di punggung bukit tersebut.

Ada beberapa mobil terparkir di halaman resort. Tidak penuh, karena memang ini adalah hari kerja bukan weekend yang biasa dipadati oleh pengunjungnya membuat proses reservasi pun jauh lebih mudah dan cepat.

“Ayo antar aku dan ikutlah denganku!” ucap Luna sambil menarik lengan Alex.

Alex tak berani menepisnya, dia terus mengikuti. Terlebih ketika Alex menyadari pandangan beberapa orang yang berada di sana terus mengarah kepada mereka berdua.

Bagaimana tidak, untuk ukuran seorang sopir ... Alex memang memiliki wajah yang sangat tampan dan juga postur tubuh begitu mengesankan lelaki.

Sementara itu, Luna yang tampil sangat modis akan membuat siapapun yang melihat mengira mereka bukanlah majikan maupun juga sopirnya. Bagi mereka yang awam dan tidak mengenal keduanya, Alex dan Luna jauh lebih mirip menjadi sepasang kekasih.

“Tuan, maaf ... sepertinya kekasih Anda meninggalkan ini,” seru seorang pelayan resort sambil menyodorkan sebuah dompet kartu kepada Alex.

Terkejut. Membuat Alexbengong karena pelayan tersebut mengira jika Luna adalah kekasihnya membuat Alex hanya terdiam.

“Maaf, kekasihku ini sangat tidak suka berurusan dengan wanita lain,” ucap Luna dengan sangat ramah kepada pelayan tersebut.

Tangannya langsung bergerak cepat meraih dompet kartu miliknya, sementara sebelah lagi lengannya langsung melingkar di lengan kiri Alex.

“Ayo, Sayang,” ucap Luna yang semakin membuat Alex mati kutu.

Jantung Alex berdegup sangat kencang. Dia benar-benar tidak sanggup berbicara apa-apa lagi saat ini.

Konsentrasinya mendadak buyar dan dia benar-benar tidak bisa berpikir rasional lagi.

“Ayo masuk,” ucap Luna sambil membukakan pintu room yang sudah disewanya itu.

“Kau jangan kemana-mana. Aku hanya ingin mandi sebentar,” ucap Luna seperti tak menghiraukan keberadaan Alex. Wanita itu dengan tenangnya melangkah dan menanggalkan pakaiannya lalu segera menceburkan tubuhnya ke sebuah kolam renang kecil yang ternyata berada di bagian luar kamar ini.

Siluet tubuh sang majikan terlihat menggoda, Alex tak berani menatapnya dia segera memunggungi kolam renang dan asyik menggulirkan layar ponselnya di sana.

“Tuan Gio meneleponku?” gumam Alex sambil segera menelpon ulang sang majikan.

“Kau ada di mana? Apa Luna bersamamu? Aku mengunjungi rumah dan pelayan bilang jika kalian keluar. Katakan di mana istriku?” ucap Gio terdengar menyentak membuat Alex sangat gugup menjawabnya.

“Tuan, kami memang sedang berada di luar. Maaf, Nyonya sedang ... “ ucap Alex sambil terbata-bata sementara Luna kini telah berjalan ke arahnya.

“Ada apa? Aku sedang berbelanja. Aku kehabisan beberapa pakaian jadi aku akan sedikit lama. Apa kau berkunjung?” ucap Luna dengan sangat dingin menjawab telepon dari suaminya itu.

“Aku mencemaskanmu, aku kira kau ada di rumah. Dan aku benar-benar merindukanmu,” ucap Gio terdengar sangat manis.

“Begitu ya? Sayang sekali, itulah kenapa kau tidak pernah meneleponku dulu. Jika kau menelepon, aku tidak akan mau mengajak Alex keluar,” ucap Luna dengan sedikit manja.

“Baiklah, sebenarnya aku akan keluar kota selama sepekan. Jadi aku datang sebenarnya ingin berpamitan. Aku akan menemui sepulang dari sana ya? Kau baik-baik saja kan? Apa uang yang aku kirim sudah habis?” ucap Gio panjang lebar kepada Luna.

“Kau memberi terlalu banyak, aku sampai bingung harus bagaimana menghabiskannya,” sahut Luna sambil menyerahkan kakinya ke pangkuan Alex.

Alex terbelalak, tapi Luna justru menarik tangannya untuk mulai memijat di pahanya itu.

Wanita itu kemudian memberi kode kepada Alex untuk menurunkan stocking yang masih dikenakannya.

Sementara Luna masih berbincang dengan Gio, kini Alex justru tengah bergulat dengan gairahnya yang saat ini hampir meledak.

Kulit putih Luna begitu menggoda dan terasa sangat lembut di tangannya. Sangat normal jika di saat seperti ini Alex merasa menginginkan sesuatu yang lebih dari wanita tersebut.

Meski begitu, Alex sangat tahu diri. Sebagai sopir ... derajatnya sangat jauh sekali dibandingkan dengan Luna.

Lelaki ini hanya meneguk salivanya berulang kali mencoba untuk menguasai dirinya dan menahan diri.

“Baiklah, aku akan menunggumu pulang,” ucap Luna kepada Gio mengakhiri perbincangan mereka.

Selesai dengan percakapannya, Luna segera menyerahkan ponsel tersebut kepada Alex.

“Ini simpan ponsel ini dan ambil sendiri,” ucap Luna yang baru saja menyodorkan ponsel itu tapi justru meletakkannya di belahan dadanya membuat Alex tertegun dan tak berani untuk mengambilnya.

“Ayo, kenapa kau diam saja? Ambillah,” ucap Luna kembali memerintahnya.

“Nyonya, maafkan aku ... tapi aku tidak bisa mengambilnya di situ,” ucap Alex dengan suara yang bergetar hebat karena dia telah lancang memandangi bulatan kembar di bagian dada wanita yang menjadi majikannya itu.

“Apa menurutmu aku tidak menarik?” ucap Luna sambil membuang wajahnya dan terlihat sangat kesal.

Alex meneguk salivanya lagi. Kali ini dengan sangat kasar.

“Nyonya, aku ...” ucap Alex sangat bingung karena dia tidak tahu apa jawaban yang diinginkan Luna saat ini.

“Jika aku memang menarik, kau akan mengambilnya seperti ini, bukan?” ucap Luna sambil menuntun tangan kanan Alex dan meletakkannya pada bagian belahan buah kembarnya hingga tangan lelaki itu benar-benar menempel sempurna di bagian lengkungan bulatnya itu.

Alex terdiam, tubuhnya gemetar oleh rasa bingung dan juga gugup. Sementara Luna dia justru semakin mencondongkan tubuhnya ke arah Alex.

“Jangan katakan kau tidak pernah melakukan hal ini? Itu terlihat aneh sekali untuk pria sepertimu? Padahal di kamarmu aku melihat sesuatu yang vular juga,” ucap Luna yang justru semakin penasaran dengan sosok sopirnya ini.

Alex menjadi semakin tak berkutik. Tubuh wanita itu melangkah semakin dekat dan kini berada sangat rapat dengan wajahnya.

“Tolong, bukakan semua pakaianku ini,” ucap Luna dengan kalimat yang singkat dan sederhana tapi sukses membuat Alex tak bisa sesederhana itu melakukannya.

“Nyonya, ini sangat lancang. Maafkan aku,” ucap Alex sambil kembali menunduk.

Sial untuk Alex, karena di saat dia menunduk bola matanya justru mengunci segitiga inti dari wanita itu yang terlihat berbalut kain sangat ketat berwarna nude yang membuat fantasinya justru langsung berkelebatan sangat liar tak menentu.

“Kamu bekerja untuk suamiku bukan? Dan aku adalah istrinya, kau bekerja sebagai sopirku itu artinya semua perintahku adalah sesuatu yang harus kau kerjakan,” ucap Luna sambil membuka lebar-lebar kedua kakinya tepat di hadapan Alex.

“Tentu Nyonya, katakan saja apa yang Anda perintahkan dan aku akan segera melakukannya dengan baik,” jawab Alex terburu-buru dengan nafas yang kian tak beraturan karena kini wajahnya berada tepat di depan perut mungil Luna.

“Tolong, lepaskan pakaianku. Aku sudah memerintahkanmu sejak tadi,” ucap Luna dengan sangat tenang mengatakannya.

Alex tetap menunduk, sementara tangannya kini bergerak dan mulai menurunkan pakaian dalam yang tersisa di dalam tubuh sang majikan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • LELAKI CADANGAN   ENDING

    Pada suatu pagi yang cerah, pelaminan telah disiapkan dengan indah. Luna, wanita cantik dengan senyum yang memikat, mengenakan gaun putih mewahnya dengan hati yang berdebar-debar. Di sampingnya, Alex, pria tampan dengan tatapan penuh cinta, memakai setelan jas hitam yang elegan. Mereka berdua melangkah dengan percaya diri menuju pelaminan yang dihiasi bunga-bunga segar dan sorotan cahaya yang lembut. Luna: (sambil tersenyum bahagia) Akhirnya, kita sampai di titik ini, Alex. Siapa sangka kita akan berakhir di sini, di pelaminan. Alex: (sambil memandang Luna dengan penuh kasih) Ya, Luna. Aku tidak pernah berpikir bahwa kita akan berakhir seperti ini. Tetapi, aku yakin bahwa kita telah melewati banyak rintangan dan menghadapi segala macam cobaan bersama-sama. Luna: (menggenggam erat tangan Alex) Memang, Alex. Perjalanan kita tidak mudah. Awalnya, aku hanya melihatmu sebagai lelaki cadangan, seseorang yang dapat memberiku kenyamanan dan kehangatan saat suamiku tidak ada. Tapi, semua ber

  • LELAKI CADANGAN   Belanja Gila-Gilaan

    Setelah Luna selesai mengantarkan masakannya ke ruang makan dan menemani Alex makan siang, dia melihat Bibi Victoria tiba-tiba muncul di perusahaan tempatnya bekerja. Luna langsung menghampiri Bibi Victoria dengan senyum lebar di wajahnya."Bibi Victoria! Wah, senang sekali bisa bertemu dengan bibi di sini. Ada apa bibi datang ke perusahaan?""Halo, Luna! Aku sedang berada di kota ini untuk urusan bisnis dan kebetulan harus mengunjungi beberapa perusahaan. Jadi, aku pikir kenapa tidak mampir ke tempat kerjamu sekalian?""Oh, begitu ya. Senang sekali bisa bertemu dengan bibi di sini. Bagaimana kabar bibi? Sudah lama sekali kita tidak bertemu.""Kabar baik, sayang. Kamu terlihat semakin cantik dan ceria seperti biasa. Oh ya, aku mendengar kamu baru saja mengantarkan masakan untuk para karyawan. Itu ide yang bagus! Jadi, apa rencanamu selanjutnya setelah ini?""Terima kasih, bibi. Setelah ini, aku tidak memiliki rencana khusus. Saya pikir saya hanya akan kembali ke kantorku dan melanjutk

  • LELAKI CADANGAN   Kedatangan Luna Ke Perusahaan Alex

    Setelah lamarannya diterima dengan sukacita, semangat Alex untuk meraih masa depan yang cerah semakin membara. Ia merasa lebih termotivasi dan bersemangat dalam menjalani setiap harinya. Keesokan paginya, Alex bangun lebih awal dari biasanya dengan semangat yang menyala-nyala.Begitu matahari terbit, Alex sudah siap untuk memulai hari kerjanya di Dellmen Group. Dengan pakaian yang rapi dan energi yang memancar, ia melangkah keluar dari rumahnya dengan keyakinan dan tekad yang kuat. Ia memiliki visi besar dan cita-cita yang ingin diwujudkan.Ketika Alex tiba di kantor, suasana keramaian dan semangat kerja tampak mengisi udara. Ia menyapa rekan-rekan kerjanya dengan ramah dan penuh antusiasme. Bekerja di Dellmen Group adalah bagian dari impian Alex, dan ia bersyukur memiliki kesempatan untuk berkontribusi dalam perusahaan tersebut.Alex menyusuri lorong-lorong kantor, berpapasan dengan rekan kerjanya, dan tiba di meja kerjanya yang penuh dengan tumpukan pekerjaan. Tanpa ragu, ia langsun

  • LELAKI CADANGAN   Mengeja Senja

    Sore itu, sinar matahari perlahan turun menjelang senja, mewarnai langit dengan nuansa oranye yang indah. Di tepi kolam renang yang tenang, Alex dan Luna sedang berenang bersama. Air kolam mengalir dengan riak kecil, menciptakan suasana yang menenangkan. Meskipun berenang bersama, ada sebuah kesepakatan diam-diam di antara mereka: mereka tidak akan membicarakan masalah yang melibatkan Giollardi. Alih-alih, mereka berusaha menjaga keasyikan dan menikmati waktu bersama.Luna melayang di atas permukaan air dengan keanggunan seorang perenang profesional. Air berkejaran di sekelilingnya ketika ia membelahnya dengan gerakan yang lembut. Alex, di sisi lain, mengejar Luna dengan penuh semangat. Ia melompat dari tepi kolam dan mencoba mengejar Luna yang sudah beberapa langkah di depannya."Tunggu aku, Luna!" teriak Alex, sambil berenang dengan cepat mencoba mengejar Luna. "Kau benar-benar cepat!"Luna tersenyum melihat upaya Alex untuk mengejarinya. "Ayo, Alex! Jangan menyerah! Kau bisa mengej

  • LELAKI CADANGAN   Cemburu Pada Tutor

    Dengan dukungan Victoria dan lingkungan yang tenang di mansion Alex, Luna merasa lebih aman dan nyaman. Dia bisa fokus pada pemulihannya serta melanjutkan pendidikannya meskipun sedang cuti kuliah.Alex, yang sibuk dengan perkembangan perusahaannya, memutuskan untuk menyewa dua tutor pribadi untuk membantu Luna dalam proses pembelajarannya. Tutor-tutor ini ahli di bidang mereka masing-masing dan siap membantu Luna memperoleh pemahaman yang mendalam dalam mata pelajaran yang ia pelajari.Luna bertemu dengan tutor pertamanya, Sarah, yang merupakan tutor matematika. Sarah adalah seorang pengajar yang sabar dan penuh dedikasi. Ia membantu Luna memahami konsep-konsep matematika yang sebelumnya sulit baginya. Luna merasa senang memiliki seseorang yang bersedia memberikan waktu dan perhatian ekstra untuk membantunya.Tutor kedua, David, adalah seorang tutor bahasa Inggris. David memiliki pengalaman dalam mengajar bahasa Inggris sebagai bahasa kedua. Dia membantu Luna meningkatkan keterampila

  • LELAKI CADANGAN   Cuti Kuliah

    Demi kesehatan mental Luna yang semakin memburuk, Alex membuat keputusan penting untuk mengajukan cuti kuliah bagi Luna. Dia menyadari bahwa perlu ada waktu dan ruang yang cukup bagi Luna untuk pulih dan mendapatkan dukungan yang dibutuhkannya.Alex segera menghubungi sekretarisnya, Kim, untuk mengurus proses pengajuan cuti kuliah Luna. Kim dengan sigap mengurus semua administrasi yang dibutuhkan, berkomunikasi dengan pihak kampus, dan memastikan bahwa Luna mendapatkan cuti yang diperlukan.Sementara itu, Alex merencanakan langkah selanjutnya untuk membantu Luna dalam proses pemulihannya. Dia memutuskan untuk membawa Luna ke mansionnya di luar kota, tempat yang tenang dan terisolasi dari sorotan media dan kehidupan sehari-hari yang penuh tekanan.Ketika Luna tiba di mansion, dia disambut oleh pemandangan yang menakjubkan. Mansion itu dikelilingi oleh kebun yang indah, dengan pemandangan pegunungan yang menghijau di kejauhan. Alex telah mempersiapkan segala sesuatu dengan penuh perhati

  • LELAKI CADANGAN   Luna dan Gio Resmi Berpisah

    Alex kemudian meraih ponselnya dan segera menghubungi Luna."Kau ini sudah seperti pejabat saja ya! Susah sekali untuk aku hubungi!" cecar Luna dari seberang telepon.Alex menjauhkan ponselnya karena telinganya terasa sangat sakit akibat suara lantang Luna tersebut."Apa yang kau tertawakan?" tanya Alex kepada sang asisten yang tengah tersenyum memandangnya.Kim pun segera menundukkan wajahnya, tak berani lagi memandangi Alex."Baik Nyonya, aku akan segera menjemput Anda," ucap Alex.Diseberang sana, Luna segera memutuskan sambungan teleponnya."Hufht!" Alex menghembuskan napasnya dengan kasar setelah menyadari jika Luna sangat marah karena dia terlambat menjemputnya."Kim, selesaikan semua urusan perusahaan dan jangan lupa untuk menjadwalkan meeting kita dengan Giolardi!" Alex mengatakannya sambil menyambar kunci yang tergeletak di hadapannya. Pria itu kemudian bergegas pergi.Kim kemudian tersenyum sambil memandangi Alex yang sudah pergi menjauh. "Rumah ini akan segera hangat jika T

  • LELAKI CADANGAN   Rencana Alex

    Pagi yang cerah menyambut Alex, ia duduk santai di teras megah mansion-nya. Cahaya matahari yang hangat menyinari wajahnya saat ia memandangi kebun yang indah dan megah di sekelilingnya. Namun, di balik kedamaian dan keindahan itu, ada satu pikiran yang terus menghantuinya - bagaimana cara untuk menguasai aset Giolardi.Alex merenung sangat dalam. "Aku harus menemukan cara untuk mendapatkan kendali penuh atas aset Giolardi. Itu adalah kesempatan besar yang tidak boleh kulewatkan."Sementara Alex memikirkan rencana balas dendamnya, suara langkah kaki datang mendekat dari belakang.Victoria memasuki teras. "Pagi, Alex. Apa yang sedang kau pikirkan? Kau terlihat begitu serius."Alex tersenyum tipis. "Pagi, Victoria. Aku sedang memikirkan strategi baru untuk menguasai aset Giolardi. Aku yakin ada celah di mana aku bisa masuk dan mengambil alih semuanya."Victoria begitu terkejut. "Mengambil alih? Tapi itu adalah perusahaan besar dengan banyak cabang di seluruh dunia. Bagaimana mungkin ka

  • LELAKI CADANGAN   Setelah Luna dan Gio Bangkrut

    Luna baru saja turun dari taksi ketika langkahnya terhenti oleh seseorang yang memanggil namanya dengan sangat lantang dari arah trotoar jalan sebelah kiri. "Akhirnya aku bisa puas mengetahui dan melihatmu berada di sini.Bagaimana rasanya tanpa sopir pribadi tanpa kehidupan yang mewah dan juga tanpa suplai dari suamiku yang kau rebut dengan cara yang rendah!" Susan mengatakannya dengan berapi-api. Luna yang baru menyadari jika si pemanggil itu ternyata adalah istri sah Gio pun hanya bisa tersenyum kecut mendengarkan semua ocehan wanita itu yang bisa dengan sangat jelas didengar oleh mahasiswa lain rekan-rekan di kampusnya yang berlalu lalang saat ini. "Aku rasa kita tidak punya urusan apapun Susan. Berhenti mengganggu dan mengusik hidupku karena sekarang Itu bukan lagi urusanku," ujar Luna sambil mencebik dan kembali melangkah meninggalkan Susan. Luna mengira jika Susan akan berhenti di sana, tapi ternyata perkiraannya itu meleset. Susan justru mempercepat langkahnya lalu menarik l

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status