Share

Ke Luar Kota

Dengan kecepatan yang sedang, Alex melajukan mobilnya menuju sebuah pusat perbelanjaan yang selalu menjadi langganan Luna. Tapi kali ini, majikannya itu justru memintanya memutar balik dari pusat perbelanjaan tersebut menuju ke arah luar kota.

“Aku ingin berkunjung ke tempat ini sekarang juga!” ucap Luna sambil menyodorkan sebuah foto dan alamat di dalam ponselnya itu untuk dibaca oleh Alex.

Tak butuh banyak perbincangan, Alex pun segera menekan alamat yang tertulis dan memindainya melalui monitor GPS yang terpasang di dalam mobilnya.

Mobil yang didesain dengan fitur-fitur canggih ini, dilengkapi juga dengan mesin pencari dari G****e untuk menentukan lokasi tujuan tanpa harus lagi sibuk dengan ponsel pengemudinya.

Untuk sejenak, Alex sempat berpikir di dalam hatinya.

“Kenapa Nyonya ini mengajak ku ke sebuah resort private yang berada di luar kota? Bagaimana jika Tuan Gio mendadak datang ke rumah?” ucap Alex di dalam hatinya.

“Ah, masa bodohlah itu,” ujarnya membatin sambil terus melajukan mobil menuju ke lokasi yang di inginkan Luna tersebut.

Butuh waktu sekitar dua jam perjalanan. Alex pun akhirnya sampai di lokasi yang berada di punggung bukit tersebut.

Ada beberapa mobil terparkir di halaman resort. Tidak penuh, karena memang ini adalah hari kerja bukan weekend yang biasa dipadati oleh pengunjungnya membuat proses reservasi pun jauh lebih mudah dan cepat.

“Ayo antar aku dan ikutlah denganku!” ucap Luna sambil menarik lengan Alex.

Alex tak berani menepisnya, dia terus mengikuti. Terlebih ketika Alex menyadari pandangan beberapa orang yang berada di sana terus mengarah kepada mereka berdua.

Bagaimana tidak, untuk ukuran seorang sopir ... Alex memang memiliki wajah yang sangat tampan dan juga postur tubuh begitu mengesankan lelaki.

Sementara itu, Luna yang tampil sangat modis akan membuat siapapun yang melihat mengira mereka bukanlah majikan maupun juga sopirnya. Bagi mereka yang awam dan tidak mengenal keduanya, Alex dan Luna jauh lebih mirip menjadi sepasang kekasih.

“Tuan, maaf ... sepertinya kekasih Anda meninggalkan ini,” seru seorang pelayan resort sambil menyodorkan sebuah dompet kartu kepada Alex.

Terkejut. Membuat Alexbengong karena pelayan tersebut mengira jika Luna adalah kekasihnya membuat Alex hanya terdiam.

“Maaf, kekasihku ini sangat tidak suka berurusan dengan wanita lain,” ucap Luna dengan sangat ramah kepada pelayan tersebut.

Tangannya langsung bergerak cepat meraih dompet kartu miliknya, sementara sebelah lagi lengannya langsung melingkar di lengan kiri Alex.

“Ayo, Sayang,” ucap Luna yang semakin membuat Alex mati kutu.

Jantung Alex berdegup sangat kencang. Dia benar-benar tidak sanggup berbicara apa-apa lagi saat ini.

Konsentrasinya mendadak buyar dan dia benar-benar tidak bisa berpikir rasional lagi.

“Ayo masuk,” ucap Luna sambil membukakan pintu room yang sudah disewanya itu.

“Kau jangan kemana-mana. Aku hanya ingin mandi sebentar,” ucap Luna seperti tak menghiraukan keberadaan Alex. Wanita itu dengan tenangnya melangkah dan menanggalkan pakaiannya lalu segera menceburkan tubuhnya ke sebuah kolam renang kecil yang ternyata berada di bagian luar kamar ini.

Siluet tubuh sang majikan terlihat menggoda, Alex tak berani menatapnya dia segera memunggungi kolam renang dan asyik menggulirkan layar ponselnya di sana.

“Tuan Gio meneleponku?” gumam Alex sambil segera menelpon ulang sang majikan.

“Kau ada di mana? Apa Luna bersamamu? Aku mengunjungi rumah dan pelayan bilang jika kalian keluar. Katakan di mana istriku?” ucap Gio terdengar menyentak membuat Alex sangat gugup menjawabnya.

“Tuan, kami memang sedang berada di luar. Maaf, Nyonya sedang ... “ ucap Alex sambil terbata-bata sementara Luna kini telah berjalan ke arahnya.

“Ada apa? Aku sedang berbelanja. Aku kehabisan beberapa pakaian jadi aku akan sedikit lama. Apa kau berkunjung?” ucap Luna dengan sangat dingin menjawab telepon dari suaminya itu.

“Aku mencemaskanmu, aku kira kau ada di rumah. Dan aku benar-benar merindukanmu,” ucap Gio terdengar sangat manis.

“Begitu ya? Sayang sekali, itulah kenapa kau tidak pernah meneleponku dulu. Jika kau menelepon, aku tidak akan mau mengajak Alex keluar,” ucap Luna dengan sedikit manja.

“Baiklah, sebenarnya aku akan keluar kota selama sepekan. Jadi aku datang sebenarnya ingin berpamitan. Aku akan menemui sepulang dari sana ya? Kau baik-baik saja kan? Apa uang yang aku kirim sudah habis?” ucap Gio panjang lebar kepada Luna.

“Kau memberi terlalu banyak, aku sampai bingung harus bagaimana menghabiskannya,” sahut Luna sambil menyerahkan kakinya ke pangkuan Alex.

Alex terbelalak, tapi Luna justru menarik tangannya untuk mulai memijat di pahanya itu.

Wanita itu kemudian memberi kode kepada Alex untuk menurunkan stocking yang masih dikenakannya.

Sementara Luna masih berbincang dengan Gio, kini Alex justru tengah bergulat dengan gairahnya yang saat ini hampir meledak.

Kulit putih Luna begitu menggoda dan terasa sangat lembut di tangannya. Sangat normal jika di saat seperti ini Alex merasa menginginkan sesuatu yang lebih dari wanita tersebut.

Meski begitu, Alex sangat tahu diri. Sebagai sopir ... derajatnya sangat jauh sekali dibandingkan dengan Luna.

Lelaki ini hanya meneguk salivanya berulang kali mencoba untuk menguasai dirinya dan menahan diri.

“Baiklah, aku akan menunggumu pulang,” ucap Luna kepada Gio mengakhiri perbincangan mereka.

Selesai dengan percakapannya, Luna segera menyerahkan ponsel tersebut kepada Alex.

“Ini simpan ponsel ini dan ambil sendiri,” ucap Luna yang baru saja menyodorkan ponsel itu tapi justru meletakkannya di belahan dadanya membuat Alex tertegun dan tak berani untuk mengambilnya.

“Ayo, kenapa kau diam saja? Ambillah,” ucap Luna kembali memerintahnya.

“Nyonya, maafkan aku ... tapi aku tidak bisa mengambilnya di situ,” ucap Alex dengan suara yang bergetar hebat karena dia telah lancang memandangi bulatan kembar di bagian dada wanita yang menjadi majikannya itu.

“Apa menurutmu aku tidak menarik?” ucap Luna sambil membuang wajahnya dan terlihat sangat kesal.

Alex meneguk salivanya lagi. Kali ini dengan sangat kasar.

“Nyonya, aku ...” ucap Alex sangat bingung karena dia tidak tahu apa jawaban yang diinginkan Luna saat ini.

“Jika aku memang menarik, kau akan mengambilnya seperti ini, bukan?” ucap Luna sambil menuntun tangan kanan Alex dan meletakkannya pada bagian belahan buah kembarnya hingga tangan lelaki itu benar-benar menempel sempurna di bagian lengkungan bulatnya itu.

Alex terdiam, tubuhnya gemetar oleh rasa bingung dan juga gugup. Sementara Luna dia justru semakin mencondongkan tubuhnya ke arah Alex.

“Jangan katakan kau tidak pernah melakukan hal ini? Itu terlihat aneh sekali untuk pria sepertimu? Padahal di kamarmu aku melihat sesuatu yang vular juga,” ucap Luna yang justru semakin penasaran dengan sosok sopirnya ini.

Alex menjadi semakin tak berkutik. Tubuh wanita itu melangkah semakin dekat dan kini berada sangat rapat dengan wajahnya.

“Tolong, bukakan semua pakaianku ini,” ucap Luna dengan kalimat yang singkat dan sederhana tapi sukses membuat Alex tak bisa sesederhana itu melakukannya.

“Nyonya, ini sangat lancang. Maafkan aku,” ucap Alex sambil kembali menunduk.

Sial untuk Alex, karena di saat dia menunduk bola matanya justru mengunci segitiga inti dari wanita itu yang terlihat berbalut kain sangat ketat berwarna nude yang membuat fantasinya justru langsung berkelebatan sangat liar tak menentu.

“Kamu bekerja untuk suamiku bukan? Dan aku adalah istrinya, kau bekerja sebagai sopirku itu artinya semua perintahku adalah sesuatu yang harus kau kerjakan,” ucap Luna sambil membuka lebar-lebar kedua kakinya tepat di hadapan Alex.

“Tentu Nyonya, katakan saja apa yang Anda perintahkan dan aku akan segera melakukannya dengan baik,” jawab Alex terburu-buru dengan nafas yang kian tak beraturan karena kini wajahnya berada tepat di depan perut mungil Luna.

“Tolong, lepaskan pakaianku. Aku sudah memerintahkanmu sejak tadi,” ucap Luna dengan sangat tenang mengatakannya.

Alex tetap menunduk, sementara tangannya kini bergerak dan mulai menurunkan pakaian dalam yang tersisa di dalam tubuh sang majikan.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status