Share

22

Lastri menghela nafas. “Benar, Mas. Suamiku adalah Mas Santo, orang yang Kamu kenal. Teman dekatmu dulu.”

Tarno mengangguk. Sebenarnya banyak hal yang ia ingin tanyakan pada Lastri, namun ia harus menahan diri. Jika salah ucap atau salah kata, ucapannya akan jadi senjata yang bisa menorehkan luka di hati wanita yang sedang duduk di sampingnya. Dan ia tidak mau hal itu sampai terjadi.

Mengingat posisinya yang hanya pegawai Lastri, ia tidak ingin bertanya lebih jauh. Tidak ingin disebut sebagai orang yang tidak sopan karena ikut campur dengan masalah pribadi atasannya. Meskipun mereka pernah dekat sebagai kekasih dulu.

Tarno tidak mau disebut sebagai pekerja yang tidak tahu diri dan membuat hubungan mereka menjadi tidak nyaman. Bagaimanapun, ia masih membutuhkan pekerjaan ini jadi ia harus sadar diri dan mengingat posisinya sekarang. Ia ingin menghentikan pembahasan mengenai hal ini dan membicarakan hal yang lain saja. Biarlah semua pertanyaan yang ter

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status