Share

Chaptire 4

Nora benar-benar menjebakku agar berakhir bersama laki-laki ini. Teman yang dia bilang akan bertemu tidak ada. Kukira semua hanya akal-akalannya saja. 

Aku secepatnya menghabiskan salad dan pergi dari hadapannya, aku muak melihat wajahnya. Sangat muak! Trauma yang dia tinggalkan tak begitu mudah. Danish benar-benar membuatku mati rasa. 

Diam-diam aku melirik urat-urat tangannya yang ikut bergerak saat tangannya memotong steak dan mencelupkan dalam saos. Kami hanya diam, aku juga malas berbicara padanya. 

"Kamu mau pesan makanan lain?" Aku pura-pura tak melihatnya, tapi dia terus menatapku membuatku akhirnya menatapnya. Rasa benci itu berkabut tebal, sangat tebal. Aku sangat membenci dirinya! 

Tak ingin menggubrisnya aku semakin makan dalam suapan besar karena ingin kabur dari hadapannya. 

Anna : Kau benar-benar ya😀😀😀. Aku marah! Aku membencinya! 

Aku mengirim pesan itu ke Nora. Pasti Nora akan terkikik melihat pesan ini. Dasar teman laknat! 

Nora : Nikmatin waktumu😚😚😚. Tunjukkan pada dia dong. Jangan buat jadi orang yang tak bisa move on. 

Aku mengepalkan tanganku dan membanting ponsel dengan kuat karena merasa begitu kecil luar biasa. Dia hanya menatapku. Aku tahu sedari tadi dia terus menatapku, tapi aku tak ingin luluh atau tersentuh. Dulu kami adalah pasangan goals yang membuat semua orang iri bahkan saat pernikahan itu diumumkan semua mengucapkan selamat bahkan menitipkan rasa iri karena cerita hidupku begitu mulus, tapi dia yang mendatangkan badai dalam hidupku. Danish sialan! 

"Nih. Sepertinya kamu butuh air." Bahkan aku tak sadar jika belum memesan air, aku menarik jus jeruk itu dan meminumnya. 

Makanan belum habis, tapi aku langsung berdiri. 

"Nggak usah sok akrab dan kenal aku! Aku benci bangat sama kau!" Aku tahu ini sangat kekanakan. Tapi berhubungan dengan laki-laki sial ini membuat hidupku makin terpuruk, bagusnya memang dia tak usah lagi menunjukkan batang hidungnya dari jangkauan hidupku. 

Aku langsung berjalan keluar. Tentu saja dia akan mengejarku. Dia adalah laki-laki keras kepala yang tidak akan menyerah untuk mendapatkan yang dia mau dan aku benci dia punya sifat itu. Gara-gara ambisinya yang terlalu naif, aku dicampakkan. Memikirkan hal sial tubuhku selalu merinding dan tak percaya pernah dibuang sehina itu. Wajar, jika aku bersikap seperti ini. 

"Anna!" Dulu aku paling suka dia menyebut namaku seperti banyak kembang api yang meledak dalam dadaku, tapi sekarang yang tersisa hanya kebencian. 

"Anna!" Dia memegang tanganku, aku langsung menarik tanganku. 

"Anna!" Menutup mata dan mengepalkan tangan, berbalik aku bisa membuat giginya rontok sekarang. 

"Apa maumu?!" Tak sadar aku sudah berteriak, beruntung sudah sampai di depan jadi tak terlalu banyak orang. Ini memang memalukan, tapi aku muak! 

"Anna. Aku kita perlu berbicara, aku tahu kamu pasti menertawakan aku yang bersikap seenaknya seperti ini, give me a second chance. Aku benar-benar menyesal, aku ingin menebus kesalahanku." 

"Satu-satunya adalah kamu jangan pernah hadir di hadapanku! Silahkan pergi jauh! Sangat jauh!" Aku berkata pelan tapi aku tahu sangat menusuk, dia diam, tapi semoga dia sadar. Jangan keras kepala dan tak egois, sambil merenungi dirinya yang bisa mencampakkan aku sepihak seperti itu. Memori usang lima tahun masih sangat membekas di ingatan, saat dia melakukan semua itu padaku. 

πŸ’°πŸ’°πŸ’°πŸ’°πŸ’°πŸ’°πŸ’°πŸ’°πŸ’°πŸ’°πŸ’°πŸ’°

Aku tahu, saat Danish membicarakan tentang kebimbangan yang dia rasakan perasaanku sudah mendadak tak karuan. Aku menarik napas panjang, dan terduduk di ranjang, mencoba menyibukkan sesuatu tapi beban di pundak dan dada begitu menghimpit terasa begitu sesak. Aku kesulitan bernapas, perutku terasa mengencang, mual. Aku mau muntah mengingat hal ini. 

Aku tahu dia mencintaiku, mencintaiku sangat. Semoga rasa cinta yang dia milikku, bisa membuatnya bertahan memilih untuk menikah dan bisa bekerja lain.  

Aku menggigit kuku, tak tahu bagaimana bilang ke orang tuaku jika aku tak jadi menikah, bagaimana perasaan mereka? Bagaimana dengan undangan yang sudah tersebar? Apa Danish pernah berpikiran sejauh itu? 

Aku terduduk sambil menarik rambut. Apa kekuatan cinta tidak membuat dia bertahan? Ya terlalu naif, love doesn't make him stay. Sex doesn't make him stay. 

Aku membasahi bibirku. Terdiam, bahkan aku tak berselera untuk makan atau melakukan hal yang lain. 

"Anna?" Jendela kamar diketuk. Aku langsung terkejut. 

"Anna." Aku berlari ke arah jendela dan terkejut mendapati Danish di sana dengan wajah kusutnya, perasaanku sebenarnya sudah memburuk duluan, tapi masih ada setitik harapan di sana juga dia memberi berita yang menggembirakan bukan membuatku mati rasa. 

Jendela itu adalah jalan rahasia kami. Terkadang dia menyusup lewat jendela malam-malam dan kami tidur bersama, bercinta. Hubungan ini terlalu liar dan nakal, tapi aku senang melakukan semua hal bersamanya. Tapi malam ini bukan hal indah, bukan dosa indah yang akan kami lakukan karena firasatku mengatakan hal buruk. 

Kamarku berada di lantai dua. Biasanyaa ada sebuah kain yang diikat di tiang di balkon dan Darris akan memanggil diriku dan aku membuka jendela untuknya. 

Danish langsung meloncat masuk ke dalam. Aku diam, dia hanya berdiri dengan wajah tak bersemangat sama sekali. 

"Anna." Aku hanya berdiri di sana. Tak tahu harus seperti apa. 

"Anna, aku mencintaimu. Sangat cinta sama kamu. Tapi aku juga naif, kesempatan itu terbuka lebar, aku tersiksa memikirkan ini, tapi lebih tersiksa jika cita-cita dan kesempatan itu yang membuatku menyesal nanti jika aku tidak mencobanya." 

Perasaanku langsung berantakan seketika. Tubuhku lemas, pertahananku runtuh. Aku memandang Danish dengan air mata penuh. 

"Maafkan aku, Anna." Aku menggeleng. Dia mencoba memegang tanganku tapi aku menepisnya, aku tak ingin dia menyentuhku. Entah kenapa nama Danish dan juga orangnya sudah mati di hadapanku. 

Aku akan melupakan laki-laki ini dan semua hal yang telah kami lewati bersama. 

"Anna." 

"Pergi! Please, jangan pernah muncul lagi di hadapanku aku." 

"Maafkan aku, Anna. Aku sangat mencintaimu!" Cinta my ass! Dia yang merusak cinta itu. Manusia pengecut laki-laki ini. Aku membencinya sangat dan tak percaya bisa mencintai laki-laki sial ini! 

"Maafkan aku." 

"Kamu pernah mikir? Undangan udah disebar, bahkan besok aku harus pakai baju pengantin!" 

"Maafkan aku, Anna. Aku masih terlalu naif. Aku juga masih terlalu muda untuk menikah. Aku sepertinya belum siap untuk mengemban tanggung jawab." Ya, aku yang memaksa dia untuk menikah. Aku kira, kebersamaan selama ini dan banyak hal yang telah kami lalui bersama tujuh tahun cukup untuk tahu satu sama lain. 

"Anna." Setiap saat dia menyebut namaku, hatiku semakin perih. Perutku mengencang! Aku menunduk, saat melihat ujung sepatunya. Dia tidak membuka sepatunya. 

Aku mengangkat wajahku, saat Danish hanya menatapku gusar. Ini adalah ucapan selamat tinggal paling aneh yang pernah aku tahu. Perpisahan paling aneh. 

Aku memikirkan bagaimana hari-hari yang kujalani besok. Bagaimana dengan orang tuaku? Bagaimana dengan tamu undangan? Bagaiamana dengan semua biaya yang sudah keluar? Bahkan aku sudah bermimpi memakai gaun pengantin yang indah, semuanya musnah dalam sekejap mata. 

Tubuhku bergetar. Aku benci dengan semuanya! 

"Maafkan aku, Anna. Aku sangat mencintaimu." Aku menggeleng dia tidak akan melakukan hal bodoh ini jika dia mencampakkan aku pada akhirnya. 

"Maafkan aku, Anna." Danish terus saja mengatakan hal itu yang membuatku semakin muak padanya dan ingin menampar wajahnya hingga bengkok. Aku benci laki-laki ini hingga ke tulang-tulang. 

"Pergi! Please, pergi. Aku benci kau, Danish!" 

"Maafkan aku, Anna." Dia hanya mengatakan hal itu tapi sikapnya yang membuatku tak bisa memaafkan dirinya. Aku membenci dirinya sangat! 

Menarik napas panjang aku langsung mendorongnya keluar dari ruangan itu. Selamanya aku akan membenci laki-laki ini! 

Tak ada kesempatan dan maaf baginya! 

Tidak akan ada! 

πŸ’°πŸ’°πŸ’°πŸ’°πŸ’°πŸ’°πŸ’°πŸ’°πŸ’°πŸ’°πŸ’°

Kayaknya bab ini feelnya kurang πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚. 

Gapapa, nanti kita buat lebih ngenes lagi di bab depan😊😊😊. 

See you. Terima kasih sudah membaca. 


Komen (2)
goodnovel comment avatar
Nietha
jngn anna aja yg ngenes thor, buat dannish juga dong, wlwpun sma2 sakit tpi lebih sakit org yg di tinggal, aplagi dannis bisa dpt cita2nya ..
goodnovel comment avatar
Rizka Ahmed Syukri
Danish kualitas otaknya ga perlu diragukan lagi lah ya, harusnya dia boyong aja si Anna, cinta dapet kerjaan dapet,, kalo bilang belum siap nikah, trus kenap mau nurutin kemauan Anna buat nikah muda,,
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status