Share

Chaptire 4

Author: Rose Marberry
last update Last Updated: 2021-05-02 10:23:06

Nora benar-benar menjebakku agar berakhir bersama laki-laki ini. Teman yang dia bilang akan bertemu tidak ada. Kukira semua hanya akal-akalannya saja. 

Aku secepatnya menghabiskan salad dan pergi dari hadapannya, aku muak melihat wajahnya. Sangat muak! Trauma yang dia tinggalkan tak begitu mudah. Danish benar-benar membuatku mati rasa. 

Diam-diam aku melirik urat-urat tangannya yang ikut bergerak saat tangannya memotong steak dan mencelupkan dalam saos. Kami hanya diam, aku juga malas berbicara padanya. 

"Kamu mau pesan makanan lain?" Aku pura-pura tak melihatnya, tapi dia terus menatapku membuatku akhirnya menatapnya. Rasa benci itu berkabut tebal, sangat tebal. Aku sangat membenci dirinya! 

Tak ingin menggubrisnya aku semakin makan dalam suapan besar karena ingin kabur dari hadapannya. 

Anna : Kau benar-benar ya😤😤😤. Aku marah! Aku membencinya! 

Aku mengirim pesan itu ke Nora. Pasti Nora akan terkikik melihat pesan ini. Dasar teman laknat! 

Nora : Nikmatin waktumu😚😚😚. Tunjukkan pada dia dong. Jangan buat jadi orang yang tak bisa move on. 

Aku mengepalkan tanganku dan membanting ponsel dengan kuat karena merasa begitu kecil luar biasa. Dia hanya menatapku. Aku tahu sedari tadi dia terus menatapku, tapi aku tak ingin luluh atau tersentuh. Dulu kami adalah pasangan goals yang membuat semua orang iri bahkan saat pernikahan itu diumumkan semua mengucapkan selamat bahkan menitipkan rasa iri karena cerita hidupku begitu mulus, tapi dia yang mendatangkan badai dalam hidupku. Danish sialan! 

"Nih. Sepertinya kamu butuh air." Bahkan aku tak sadar jika belum memesan air, aku menarik jus jeruk itu dan meminumnya. 

Makanan belum habis, tapi aku langsung berdiri. 

"Nggak usah sok akrab dan kenal aku! Aku benci bangat sama kau!" Aku tahu ini sangat kekanakan. Tapi berhubungan dengan laki-laki sial ini membuat hidupku makin terpuruk, bagusnya memang dia tak usah lagi menunjukkan batang hidungnya dari jangkauan hidupku. 

Aku langsung berjalan keluar. Tentu saja dia akan mengejarku. Dia adalah laki-laki keras kepala yang tidak akan menyerah untuk mendapatkan yang dia mau dan aku benci dia punya sifat itu. Gara-gara ambisinya yang terlalu naif, aku dicampakkan. Memikirkan hal sial tubuhku selalu merinding dan tak percaya pernah dibuang sehina itu. Wajar, jika aku bersikap seperti ini. 

"Anna!" Dulu aku paling suka dia menyebut namaku seperti banyak kembang api yang meledak dalam dadaku, tapi sekarang yang tersisa hanya kebencian. 

"Anna!" Dia memegang tanganku, aku langsung menarik tanganku. 

"Anna!" Menutup mata dan mengepalkan tangan, berbalik aku bisa membuat giginya rontok sekarang. 

"Apa maumu?!" Tak sadar aku sudah berteriak, beruntung sudah sampai di depan jadi tak terlalu banyak orang. Ini memang memalukan, tapi aku muak! 

"Anna. Aku kita perlu berbicara, aku tahu kamu pasti menertawakan aku yang bersikap seenaknya seperti ini, give me a second chance. Aku benar-benar menyesal, aku ingin menebus kesalahanku." 

"Satu-satunya adalah kamu jangan pernah hadir di hadapanku! Silahkan pergi jauh! Sangat jauh!" Aku berkata pelan tapi aku tahu sangat menusuk, dia diam, tapi semoga dia sadar. Jangan keras kepala dan tak egois, sambil merenungi dirinya yang bisa mencampakkan aku sepihak seperti itu. Memori usang lima tahun masih sangat membekas di ingatan, saat dia melakukan semua itu padaku. 

💰💰💰💰💰💰💰💰💰💰💰💰

Aku tahu, saat Danish membicarakan tentang kebimbangan yang dia rasakan perasaanku sudah mendadak tak karuan. Aku menarik napas panjang, dan terduduk di ranjang, mencoba menyibukkan sesuatu tapi beban di pundak dan dada begitu menghimpit terasa begitu sesak. Aku kesulitan bernapas, perutku terasa mengencang, mual. Aku mau muntah mengingat hal ini. 

Aku tahu dia mencintaiku, mencintaiku sangat. Semoga rasa cinta yang dia milikku, bisa membuatnya bertahan memilih untuk menikah dan bisa bekerja lain.  

Aku menggigit kuku, tak tahu bagaimana bilang ke orang tuaku jika aku tak jadi menikah, bagaimana perasaan mereka? Bagaimana dengan undangan yang sudah tersebar? Apa Danish pernah berpikiran sejauh itu? 

Aku terduduk sambil menarik rambut. Apa kekuatan cinta tidak membuat dia bertahan? Ya terlalu naif, love doesn't make him stay. Sex doesn't make him stay. 

Aku membasahi bibirku. Terdiam, bahkan aku tak berselera untuk makan atau melakukan hal yang lain. 

"Anna?" Jendela kamar diketuk. Aku langsung terkejut. 

"Anna." Aku berlari ke arah jendela dan terkejut mendapati Danish di sana dengan wajah kusutnya, perasaanku sebenarnya sudah memburuk duluan, tapi masih ada setitik harapan di sana juga dia memberi berita yang menggembirakan bukan membuatku mati rasa. 

Jendela itu adalah jalan rahasia kami. Terkadang dia menyusup lewat jendela malam-malam dan kami tidur bersama, bercinta. Hubungan ini terlalu liar dan nakal, tapi aku senang melakukan semua hal bersamanya. Tapi malam ini bukan hal indah, bukan dosa indah yang akan kami lakukan karena firasatku mengatakan hal buruk. 

Kamarku berada di lantai dua. Biasanyaa ada sebuah kain yang diikat di tiang di balkon dan Darris akan memanggil diriku dan aku membuka jendela untuknya. 

Danish langsung meloncat masuk ke dalam. Aku diam, dia hanya berdiri dengan wajah tak bersemangat sama sekali. 

"Anna." Aku hanya berdiri di sana. Tak tahu harus seperti apa. 

"Anna, aku mencintaimu. Sangat cinta sama kamu. Tapi aku juga naif, kesempatan itu terbuka lebar, aku tersiksa memikirkan ini, tapi lebih tersiksa jika cita-cita dan kesempatan itu yang membuatku menyesal nanti jika aku tidak mencobanya." 

Perasaanku langsung berantakan seketika. Tubuhku lemas, pertahananku runtuh. Aku memandang Danish dengan air mata penuh. 

"Maafkan aku, Anna." Aku menggeleng. Dia mencoba memegang tanganku tapi aku menepisnya, aku tak ingin dia menyentuhku. Entah kenapa nama Danish dan juga orangnya sudah mati di hadapanku. 

Aku akan melupakan laki-laki ini dan semua hal yang telah kami lewati bersama. 

"Anna." 

"Pergi! Please, jangan pernah muncul lagi di hadapanku aku." 

"Maafkan aku, Anna. Aku sangat mencintaimu!" Cinta my ass! Dia yang merusak cinta itu. Manusia pengecut laki-laki ini. Aku membencinya sangat dan tak percaya bisa mencintai laki-laki sial ini! 

"Maafkan aku." 

"Kamu pernah mikir? Undangan udah disebar, bahkan besok aku harus pakai baju pengantin!" 

"Maafkan aku, Anna. Aku masih terlalu naif. Aku juga masih terlalu muda untuk menikah. Aku sepertinya belum siap untuk mengemban tanggung jawab." Ya, aku yang memaksa dia untuk menikah. Aku kira, kebersamaan selama ini dan banyak hal yang telah kami lalui bersama tujuh tahun cukup untuk tahu satu sama lain. 

"Anna." Setiap saat dia menyebut namaku, hatiku semakin perih. Perutku mengencang! Aku menunduk, saat melihat ujung sepatunya. Dia tidak membuka sepatunya. 

Aku mengangkat wajahku, saat Danish hanya menatapku gusar. Ini adalah ucapan selamat tinggal paling aneh yang pernah aku tahu. Perpisahan paling aneh. 

Aku memikirkan bagaimana hari-hari yang kujalani besok. Bagaimana dengan orang tuaku? Bagaimana dengan tamu undangan? Bagaiamana dengan semua biaya yang sudah keluar? Bahkan aku sudah bermimpi memakai gaun pengantin yang indah, semuanya musnah dalam sekejap mata. 

Tubuhku bergetar. Aku benci dengan semuanya! 

"Maafkan aku, Anna. Aku sangat mencintaimu." Aku menggeleng dia tidak akan melakukan hal bodoh ini jika dia mencampakkan aku pada akhirnya. 

"Maafkan aku, Anna." Danish terus saja mengatakan hal itu yang membuatku semakin muak padanya dan ingin menampar wajahnya hingga bengkok. Aku benci laki-laki ini hingga ke tulang-tulang. 

"Pergi! Please, pergi. Aku benci kau, Danish!" 

"Maafkan aku, Anna." Dia hanya mengatakan hal itu tapi sikapnya yang membuatku tak bisa memaafkan dirinya. Aku membenci dirinya sangat! 

Menarik napas panjang aku langsung mendorongnya keluar dari ruangan itu. Selamanya aku akan membenci laki-laki ini! 

Tak ada kesempatan dan maaf baginya! 

Tidak akan ada! 

💰💰💰💰💰💰💰💰💰💰💰

Kayaknya bab ini feelnya kurang 😂😂😂. 

Gapapa, nanti kita buat lebih ngenes lagi di bab depan😊😊😊. 

See you. Terima kasih sudah membaca. 


Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Nietha
jngn anna aja yg ngenes thor, buat dannish juga dong, wlwpun sma2 sakit tpi lebih sakit org yg di tinggal, aplagi dannis bisa dpt cita2nya ..
goodnovel comment avatar
Rizka Ahmed Syukri
Danish kualitas otaknya ga perlu diragukan lagi lah ya, harusnya dia boyong aja si Anna, cinta dapet kerjaan dapet,, kalo bilang belum siap nikah, trus kenap mau nurutin kemauan Anna buat nikah muda,,
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • LES NOCES, LE MARIAGE   TEASER SEASON DUA

    ABC NEWSTelah terjadi kecelakaan pesawat Europe Air pada tanggal 28 Juni dini hari, pesawat mengalami kesalahan teknis, dan membuatnya jatuh ke hutan di Ermenonvile, Perancis.Pada pintu bagian kargo tidak tertutup rapat menyebabkan pesawat mengalami tekanan udara di tengah penerbangan.Hal ini menyebabkan kerusakan pada sejumlah bagian pesawat, termasuk mesin yang perlahan-lahan hancur. Tidak ada penumpang yang selamat dalam kejadian ini.Otoritas setempat mengatakan, terjadi ledakan besar, dan sekarang TIM SAR sedang menggerakkan seluruh tim untuk mencari badan pesawat.Penumpang yang berisi 288 penumpang termasuk para awak kabin. Para jenazah sedang diidentifikasi.____________Tubuhnya lemas tak bersisa, semua ini salahnya, semua karena kebodohannya. Bahkan, dia sudah tak sanggup untuk bernapas, bersuara saja rasanya tidak sanggup.Kematian adalah suatu kepastian, perpisahan tak dapat di

  • LES NOCES, LE MARIAGE   ENDING

    Banyak orang yang terobsesi dengan Perancis, terutama Paris dengan ikon khas menara Eiffel yang mendunia. Salah satu kota yang dijuluki sebagai kota paling cinta, kota paling romantis di dunia. Apalagi ingin menghabiskan waktu bulan madu.Sebenarnya, aku tak terlalu banyak berekspektasi tentang bulan madu kali ini, apalagi anak-anakku tidak diikutsertakan, setengah ikhlas aku menjalani ini.Danish memboyong bulan madu ke Eropa, tapi kami lebih berfokus ke Perancis. Aku menghindari Paris, walau kata orang kota romantis, tidak bagiku, kota itu banyak kasus pencopetan, bau pesing, bahkan penduduk lokal sangat tidak ramah pada turis, mereka tak mau berbicara bahasa Inggris, mereka hanya mau berbicara bahasa Perancis.Akhirnya kami memilih di Perancis Timur. Aku lebih suka bangunan gaya kuno yang sudah berdiri sejak abad pertengahan."Aku kenapa selalu terobsesi dengan kerajaan?" tanyaku pada Danish. Kami sedang berada di Perouges, sebu

  • LES NOCES, LE MARIAGE   Chaptire 60

    Lantunan lagu syahdu, mengiringi setiap langkah. Setiap langkah beriringan dengan sebuah tangisan penuh kebahagiaan, aku merasa belum bisa memijak dunia sekarang. Pipi terasa memanas, tubuh terasa ringan, irama jantung yang berdegup kencang, napas serasa dicekik. Aku berusaha untuk menelan ludah walau sulit.Aku bahagia! Ini bukan hari perkabungan, tapi aku ingin meratapi nasibku. Di depan sana, seorang laki-laki yang dulu pernah berjanji akan menikahiku, dan semuanya gagal di saat pernikahan impian itu sudah berada di depan mata.Aku meremas tanganku sendiri, rasanya ingin menampar pipiku jika ingin bukan mimpi, tapi sebuah mimpi yang kubangun bertahun-tahun, dan sekarang menjadi kenyataan."Rileks. Semua akan berjalan dengan lancar." Aku tertawa kecil, sambil menoleh pada Ayah. Laki-laki yang sudah membesarkan aku mengandeng tanganku, dan berjalan menuju altar yang sedang berdiri laki-laki yang pernah mengingkari janjinya sendiri.

  • LES NOCES, LE MARIAGE   Chaptire 59

    Aku kembali berdiri kaku, memandangi sebuah gaun mewah berdiri angkuh di depanku. Aku memperhatikan gaun itu lamat-lamat, dan meyakinkan diriku, ini yang aku inginkan, ini yang aku tunggu-tunggu selama ini.Aku kembali mengehela napas, gaun pengantin sudah tersedia di depanku, dan aku kembali meragukan hatiku, di saat semua sudah siap. Bukan, aku tidak meragukan Danish sama sekali, aku yakin laki-laki itu akan bertanggung jawab, tapi aku meragukan diri sendiri, dan kembali dilempar pada kejadian lima tahun ke belakang, aku gagal menikah.Di saat aku sudah memimpikan pernikahan impian, aku sudah menghayal tentang sebuah rumah tangga yang harmonis, keluarga kecil yang bahagia, dan impian itu dirusak beberapa jam, rasanya masih membekas hingga kini."Kamu suka?" Aku berbalik ke arah Danish yang memeluk pinggangku, sambil mencium pipiku. Aku tersenyum ke arahnya, sambil mengangguk.Gaun berwarna ungu dengan tulle berwarna putih di bawa

  • LES NOCES, LE MARIAGE   Chaptire 58

    Dengan menyemprotkan parfum ke beberapa bagian tubuh, leher, pergelangan tangan, keliling tubuh bagian depan dan belakang, aku mencium parfum tersebut, dan tersenyum. Bernapas lega!Aku masih berdiri di depan kaca, sambil mengukur gundukan bulat di perutku, mengelus-elusnya. Kembali tersenyum dengan kebahagiaan, tak menyangka takdir membawaku sejauh ini.Aku mengikat rambutku dan memastikan sekali lagi penampilan.Hari ini, perayaan untuk keluarga kecilku, dan semua keluarga akan berkumpul.Aku menengadahkan wajah ke atas, bernapas lega, dan bersyukur masih bisa bertahan hidup sejauh ini, dengan keluarga yang harmonis, keluarga yang selalu mendukung, serta anak-anak yang sangat menggemaskan semuanya.Ganggang pintu bergerak, aku alihkan pandangan ke pintu bercat putih tersebut. Menyambut calon suami yang sangat mengesalkan, tapi harus kuakui hidupku sepi jika dia tak berada di sekelilingku. Aku merentangkan kedua tanga

  • LES NOCES, LE MARIAGE   Chaptire 57

    "Jadi, pada akhirnya kamu tetap memilih tytyd jelek itu?" Aku hanya memalingkan wajahku, malu tentu saja. Aunty Ilene berbicara mana peduli dengan perasaan orang lain, asal apa yang dia keluhkan keluar."Aunty marah?""Lebih ke kecewa, sih. Malu juga, mereka itu memang paling dekat, Dennis itu abangku, Bella itu sahabatku dulu, punya anak sebiji Danish, keponakan favorit yang akhirnya mengecewakan semua orang." Aku kembali menghela napas. Mau bagaimana lagi, aku kembali hamil dengan laki-laki itu, dan aku mencintai Danish, biarlah jadi wanita bodoh, aku akan melakukan apa saja demi kebahagian anak-anakku."Mungkin udah takdirnya, Aunty. Nyatanya aku kembali dengannya, walau awalnya sakit hati, dendam. Tapi, Danish sudah punya banyak anak." Aku menjilati bibirku. Kami sama-sama menghela napas berat.Sekarang, anak-anak lebih dikuasai Mommy Danish, aku tak banyak berbuat karena tahu wanita itu sedang menikmati perannya sebagai nenek, setel

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status