"Jadi bodoh seperti kakek dan ibunya, maksudmu? heh!"
"Mereka tidak bodoh, hanya hati mereka yang terlalu baik."
"Apa bedanya itu? Terlalu baik dan bodoh sama saja bagiku. Aku hanya tak ingin anak itu berahir seperti mereka berdua. Bernasib sama seperti kakek dan ibunya. Lalu menjalani hidup dalam kebohongan tanpa tau hidup yang dijalani adalah tipu muslihat," ucap wanita itu membuat Anto menarik nafasnya dalam.
"Setidaknya Wijaya tidak menyesali cara hidupnya meski dikelilingi manusia-manusia seperti kita. Wijaya hanya terlalu baik dan menganggap kita pun sama baiknya segelap apapun jalan yang kita pilih, sampai ahir hayatnya."
"...."
"Baiklah sudah dini hari sebaiknya kau tidur, aku juga ingin pulang dan istirahat."
Anto menatap layar ponselnya yang sudah mati beberapa lama dan menarik nafas dalam sebelum menutup map dan memasukkannya kedalam laci miliknya
"Bahkan kita harus membuat anak bodoh itu menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang terjadi pada Arum.""Ib-""Aku sudah lelah malam ini, Bagas. Lelah sekali. Ibu ingin pulang dan berendam air hangat lalu tidur." Ucap Sukma membetulkan posisi duduknya lalu bersandar memejamkan mata dan tetap diam sampai Bagas yang tau Sukma hanya tak ingin melanjutkan pembicaraan, menyalakan mobil. Ia tahu percuma bicara lagi pada wanita keras kepala disampingnya.Pria yang menyalakan mesin mobilnya itu tidak membantah ataupun menolak dan hanya diam disepanjang jalan. Meski itu berbeda dengan hati dan pikirannya. Tapi, Bagas tetap memilih bungkam. Begitu rapat menutup mulutnya. Meskipun tangannya yang memegang kemudi begitu keras terkepal. tapi diamnya ini, apa bedanya dengan menyetujui kalimat sang ibu yang ingin menyalahan apa yang terjadi pada Arum kepada anak berusia # tahun yang masih terbaring di bangsal rumah sakit."
Lency berjalan kikuk disamping tubuh pria super tinggi yang hanya ditemuinya beberpa kali selama 8 tahun bekerja sebagai menejer Marko dan Ali.Sani dwiko, pria muda yang mendapat namanya karena hasil bidikannya yang terkesan natural dan menarik perhatian tak hanya sang pecinta fotografi bahkan kritikus yang ucapannya bisa memecahkan gendang telingapun dibuat tak berdaya. Memujinya. Bukan karena paras rupawannya yang di atas rata-rata tapi lebih pada bakat yang begitu alami yang diasah sehingga menjadikannya seperti hari ini.Hanya saja, pria disamping Lency ini begitu sulit didekati. meski dari ucapan Marko dan Ali pria di sampingnya ini mesum, Sekalipun Lency tak pernah mendengar istilah itu dari rekan-rekan kerjanya atau model-model yang dikenalnya dan sudah pernah bekerja sama dengan Sani Dwiko."Saya hanya bisa mengantar sampai sini," ucap Lency yang jadi sopan, menunjuk kamar rawat inap yang tertutup rapat.&n
Lency berjalan kikuk di samping tubuh pria super tinggi yang hanya ditemuinya beberpa kali selama 8 tahun bekerja sebagai menejer Marko dan Ali.Sani dwiko, pria muda yang mendapat namanya karena hasil bidikannya yang terkesan natural dan menarik perhatian tak hanya sang pecinta fotografi bahkan kritikus yang ucapannya bisa memecahkan gendang telingapun dibuat tak berdaya. Memujinya. Bukan karena paras rupawannya yang di atas rata-rata tapi lebih pada bakat yang begitu alami yang diasah usia belia, sehingga menjadikannya seperti hari ini.Hanya saja, pria di samping Lency ini begitu sulit didekati. Meski dari ucapan Marko dan Ali, pria di sampingnya ini mesum. Sekalipun, Lency tak pernah mendengar istilah itu dari rekan-rekan kerjanya atau model-model yang dikenalnya dan sudah pernah bekerja sama dengan Sani dwiko, "saya hanya bisa mengantar sampai sini," ucap Lency yang jadi sopan, menunjuk kamar rawat inap yang tertutup rapat.
"Aku akan kesekolah bersama Arimbi, nanti," semangat Joe berucap dengan senyum yang begitu menggemaskan, tak urung membuat Seth tersenyum dan menunjukkan jempolnya."What is that for?" tanya Joe penasaran tapi Seth langsung menggeleng cepat mendapati Miranda yang berdiri di belakang bocah kecil itu dengan tangan terangkat di kedua pinggang."Bukan apa-apa, Beruang kecil, aku mau lanjut tidur lagi, bye-bye," jawab Seth langsung menghilang setelah melambaikan tangannya sekali."Seth aneh," ucap Joe lalu berteriak kaget mendapati Miranda yang juga berteriak mendapati guyuran air selang ke tubuhnya, sedangkan Seth yang penasaran tertawa begitu lepas melihat apa yang terjadi."Apa yang kalian berdua lakukan? kantukku jadi benar-benar hilang kini," ucap Seth disela tawa."I am really sorry, Mommy," sesal Joe lalu berlari mematikan keran air dan berdiri menatap sang mommy yang tubuhnya ikut basah dengan pandangan bersalah. Tatapan mata bulat nan jernih ya
Mata bulat nan jernih bak anak menjangan ketakutan itu, menatapi tiap sudut ruangan terang begitupun sisi gelapnya karena cahaya yang terhalang menciptakan bayang gelap menakutkan.Apalagi saat mata Arimbi menatapi sudut-sudut kosong. Gadis kecil yang sudah ketakutan itu jadi makin diam, begitu rapat menutup mulut kecilnya yang salah satu sudutnya terasa sakit.Rasa sakit yang membuatnya semakin merasa takut, takut dan takut. Sampai suara wanita yang terus memanggil seolah tak terdengar sama sekali."Arimbi lihat dokter, sekarang tidak ada siapa-siapa di sini, hanya ada dokter dan Arimbi saja di sini," ucap dokter Sabrina, menyentuh tangan gadis kecil yang ketakutan. Meski terlihat sekali gadis kecil ini tak mengerti ia takut pada apa atau pada siapa."Arimbi," panggil dokter Sabrina masih dengan suara lembut, tidak menyerah sampai mata bak menjangan ketakutan itu, menatap karena baru menyadari namanya dipanggil meski sudah berkali-kali Sabrina mengucapka
"Bagaimana mungkin kasus ditutup, Pak Anto? Semua bukti, hasil visum, kesaksian saya. Apa itu--apa semua itu tak berarti apapun?" ucap wanita yang menahan diri. Sekalipun, emosi marah tampak jelas di wajah. Begitupun sorot mata Lency yang masih tidak ingin percaya dengan apa yang barusan ia dengar."Tak bisakah bapak melakukan sesuatu? Ini ... ini terlalu aneh, tidak wajar, tak manusiawi," ucap Lency membuat pak Anto menarik dalam nafasnya, lalu menyentuh pundak gadis yang semangatnya jadi hilang. Semangat yang menguap begitu cepat."Apa kamu mengenal wanita yang kamu laporkan itu, Nak?" tanya pak Anto membuat Lency mengangguk tapi, beberapa detik kemudian menggeleng lemah."Saya tidak mengenalnya, Pak Anto. Tapi, gadis kecil yang dilukainya itu, cucunya sendiri. Walau apa yang membuat gadis kecil itu dirawat di rumah sakit di sebabkan karena benturan di kepala," ucap Lency merasa bersalah.Rasa yang sama sekali tak berkurang meski hari sudah berganti, da
Ping!Maya menatapi ponsel Bagas, yang masih pulas tertidur. Ia mengernyitkan dahinya dalam. Heran dengan bunyi pesan yang ia baca."Siapa yang mati?" tanya Maya dengan suara pelan tak ingin Bagas mendengar.Tangan lentik terawatnya yang bergerak cepat langsung menelpon si pengirim pesan. Namun, tak ada jawaban. Hanya nada sambung yang membuat Wajah Maya makin berkerut dan jadi kesal sendiri."Angkat, Zi. Tch!" ucap wanita yang mendecakkan lidahnya setelah beberapa kali mengulangi kegiatan yang sama tapi nihil, adik Bagas sungguh mendiamkan panggilannya."Siapa yang mati?" geram Maya pelan, menatapi tubuh lelaki yang tampak begitu lelap dalam tidurnya. Lelaki yang pulang begitu hari sudah subuh tanpa mengatakan apapun dan langsung merebahkan tubuh. Bahkan tanpa mencium bibirnya ataupun Carmen, seperti hal yang selalu Bagas lakukan setiap kali ia datang di jam berapa pun."Mami...! aku tak bisa menemukan pita pink-ku!" teriak carmen membuat M
"I am cuter," ucap Joe membuat Miranda tertawa saat Seth terbatuk mendengar deklarasi sang adik yang begitu percaya diri."You know what, Little Bear? your the cutest in the whole universe," yakin Seth setelah batuknya reda yang disetujui Miranda dengan anggukan."Universe? what is that? Is it yummy?" tanya Joe membuat Seth tertawa makin keras."Well [dunia bisa terasa sangat enak terkadang] ekhem! something wrong with my throat," ucap Seth berdehem saat mendapti tatapan mengancam Miranda.Anak sulungnya ini terkadang bisa sangat mesum tak perduli pada siapa yang diajaknya bicara."So its food? Can I buy it?" tanya Joe yang dijawab Seth dengan menggerakkan telunjuknya."No?""Yes, Little Bear. Universe mean everything in the world. [Bumi, bintang, bulan, langit, meteorite, planet, matahari dan semua yang ada di dalamnya]""So, I can't buy it, than?""Kamu tak perlu membelinya, Little Bear.""Why?""Ka