Share

Bab 4

last update Last Updated: 2025-03-12 11:52:54

Happy Reading ๐Ÿ˜˜

Siang hari, Faisal mulai menyalakan aplikasi ojek online. Sedangkan Raisa baru saja selesai mencuci baju dan langsung mandi.

Ketika Raisa telah selesai membersihkan diri, dia berjalan menuju kamarnya. Istri Faisal itu melihat lantai yang berserakan serta makanan ringan. Di tambah mainan yang berantakan dan juga ada tumpahan air.

Sepertinya lantai berantakan itu adalah ulah anak Maria. Memang sudah kebiasaan bagi anaknya Maria, setelah membuat berantakan di rumah ibunya, mereka langsung pergi.

Raisa tak memperdulikan rumah ibu mertuanya yang berantakan. Dipikirnya semua itu bukanlah ulahnya melainkan kerjaan anak Maria yaitu kakak iparnya. Seharusnya Maria yang membersihkan rumah, karena anaknya yang membuat berantakan.

Wanita muda itu masuk ke kamar hanya memakai handuk yang membalut tubuhnya.

"Wah, seger banget lihatnya!" puji Faisal yang sedang bersandar di headboard tempat tidur. Di melihat sang istri masuk ke kamar hanya mengenakan handuk saja.

"Ih, apaan sih! Tuh di depan berantakan, aku males beresin karena capek habis nyuci," kesal Raisa sambil mencari pakaiannya dilemari.

"Nanti juga di bersihkan oleh Kak Maria," kata Faisal yang sedang mengutak-atik ponselnya.

Selesai memakai baju, Raisa langsung keluar dari kamar dan hendak menjemur baju yang sudah di cucinya.

Tiba-tiba datang kakaknya Faisal yang paling tua bernama Ratih. Dengan seenaknya, kakak iparnya itu memakai sendal masuk ke rumah.

"Bu, rumah jember banget sih! Gak ada orang apa yang beresin?" Sindir Ratih saat berpapasan dengan Raisa. Kemudian kakak iparnya itu langsung masuk ke kamar ibunya. 

Kakak tertua Faisal bernama Ratih, usianya sudah lewat setengah abad namun masih terlihat segar. Karena memang dia adalah anak yang paling kaya di keluarga Faisal. Tetapi sayangnya, pelitnya sampai ke ubun-ubun.

Raisa hanya mendengus kesal, mendengar perkataan dari kakak iparnya yang bernama Ratih.

"Hadeh, uda tua tapi gak punya otak. Masuk rumah pake sendal," gerutu Raisa sambil menjemur cucian.

 Faisal sudah berdiri di depan pintu, dia melihat sang istri sedang menggerutu. Segera Faisal menghampiri Raisa yang sedang menjemur pakaian dihalaman depan rumah.

"Sa, aku dapat order!" Kata Faisal memberitahu Raisa.

"Ya, sudah! Kamu jalan aja," Kata Raisa sambil memeras baju yang masih basah.

"Kamu gak apa-apakan? Gak usah di ambil hati ya perkataan Kak Ratih!" Saran Faisal yang langsung mengulurkan tangannya ke arah Raisa.

Dia akan menjemput orderan ojek yang telah masuk ke aplikasi di ponselnya.

Lalu Raisa pun mencium punggung tangan sang suami yang akan pergi mencari nafkah.

"Hati-hati!" kata Raisa seraya tersenyum melepas kepergian suami yang akan mencari pundi-pundi rupiah untuknya.

Lalu Faisal melajukan motornya menuju ke rumah customernya.

Raisa melanjutkan lagi menjemur pakaiannya. Setelah selesai menjemur pakaian, dia membawa ember kosong menuju kamar mandi.

"Maria, rapikan ruang tamu!" Perintah ibu Faisal yang bernama Soleha. Biasa di panggil dengan Bu Leha oleh orang yang kenal dengannya.

Maria masih berada didalam kamar Bu Leha bersama dengan Ratih.

"Ah! Bukannya sekarang udah ada yang ngerapihin?" Balas Maria langsung keluar dari kamar. Kemudian dia membawa anak-anaknya pergi dari rumah ibunya. 

Raisa kesal mendengar jawaban dari Maria. Tetapi lagi-lagi dia harus tahan dan tak ingin menggubrisnya. Setelah menaruh ember kosong di kamar mandi, Raisa langsung masuk ke kamarnya.

Perempuan berambut hitam panjang itu menyisir rambutnya, sembari menatap dirinya di depan cermin.

"Kira-kira aku bisa gak ya bekerja?" pikir Raisa sembari menyisir rambutnya yang hitam panjang.

"Malas rasanya jika harus di rumah terus. Ketemu sama orang-orang yang kerjanya bikin aku kesal. Aku pikir setelah menikah akan hidup bebas, ternyata malah tertekan begini." 

Wajah Raisa berubah murung kala mengingat perlakuan buruk dari keluarga suaminya.

"Apakah aku menyesal telah menikah?" Hal itu terus terbayang di benak Raisa. 

Perempuan berkulit putih itu salah mengambil keputusan. Ternyata hidup di keluarga sendiri lebih menyenangkan, daripada hidup di keluarga orang lain.

Raisa hanya bisa menatap nanar dirinya di depan cermin. Dia mulai merindukan adik-adiknya dan juga kedua orang tuanya.

"Tak apalah ayah cerewet, tapi gak sesadis mereka juga kalau lagi ngomong." 

Tak terasa airmatanya mulai menurun dipipinya yang putih mulus. Raisa langsung menghapusnya. Baginya tak guna sesal, karena sudah terjadi.

Raisa harus kuat menjalani takdirnya, jika lemah maka dia akan terus teraniaya di dalam keluarga suaminya.

Setelah menguatkan hati, Raisa langsung melihat ruangan kamar Faisal. 

Dia baru saja sehari tinggal dirumah Faisal. Tetapi rasanya sudah hidup seperti di neraka. Banyak mulut usil yang selalu menyinggungnya.

Raisa mengambil ponselnya untuk menghubungi keluarganya. Baru saja sehari, tapi gadis yang baru saja resmi menjadi istri Faisal itu sudah sangat merindukan keluarganya.

Setelah menghubungi keluarganya, Raisa melihat media sosial miliknya. Dia mengusap layar ponselnya, melihat beranda medsos milik temannya.

Ada salah seorang teman mengupload kegiatan sedang melamar pekerjaan. Temannya yang lain sedang meng-upload foto sedang kuliah.

Raisa begitu iri pada teman-teman yang kini bisa mencapai cita-citanya.

Gadis itu merasa menyesal karena menikah diusia muda. Seandainya dia tidak mengikuti emosinya, maka saat ini dia sedang melamar pekerjaan juga.

Tetapi nasi sudah menjadi bubur, Raisa harus terpenjara dirumah suaminya. Karena sang suami melarangnya untuk bekerja. 

Hal itu yang membuat Raisa kecewa pada Faisal.

Silakan like dan subscribe yang banyak ya, biar terus update.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • LUKA HATI RAISA ย ย ย Bab 55

    Raisa langsung menghampiri sekumpulan ibu guru yang mengerumuni Aldo."Bu Raisa, sini foto," panggil Angelica, yang merupakan guru paling modis dan termuda dari guru yang lain.Raisa hanya tersenyum malas saat melihat kegenitan Aldo di depan ibu-ibu yang berada di sekelilingnya."Memang dia siapa, Bu, kok pada minta foto?" tanya Raisa dengan tangan bersedekap."Ih, Bu Raisa gak tahu? Apa dia tuh pengusaha muda yang lagi terkenal itu, loh," sahut Jessy yang mengarahkan kamera ponsel ke Aldo."Ish," gumam Raisa yang melihat Aldo begitu narsis."Eh, sudah dulu ya, Bu-Ibu, aku mau bicara dengan Mama Alesha," kata Aldo menyudahi acara sesi foto-foto."Yah..." sorak ibu-ibu yang kecewa, namun begitu terkejut saat tahu dia adalah ayahnya Alesha.Semua ibu-ibu pada berbisik dan bergosip, menceritakan Aldo yang sudah mempunyai anak."Alesha, kok kamu gak ngomong sih kalo Papa kamu itu Revaldo Junior?" celetuk Angelica sambil mendekati Alesha.Angelica adalah wali kelas Alesha, dan dia sangat r

  • LUKA HATI RAISA ย ย ย Bab 54

    Baiklah, kita pergi membeli es krim," kata Fay yang langsung mengulurkan tangannya ke Alesha.Karena Alesha sudah akrab dengan Fay, maka dia menyambut uluran tangan dari Fay.Fay menuntun Alesha menuju tempat parkir mobil. Raisa dan Calantha pun mengikuti di belakang.Tiba-tiba, saat akan memasuki mobil, tangan Raisa dicegah oleh Aldo."Kau mau ke mana?" tanya Aldo yang sudah memegang lengan Raisa."Fay mengajak kami makan siang," jawab Raisa."Alesha, ayo ikut Papa," kata Aldo seraya membungkukkan badannya ke arah jendela mobil Fay.Alesha terlihat sudah duduk di bangku paling depan."Ikut ke mana, Pah?" tanya Alesha dengan nada suaranya yang lembut."Papa mau beli es krim sama Mama," kata Aldo yang memang tahu kesukaan Alesha."Tapi Om Fay juga mau beliin es krim," jawab Alesha.Aldo langsung menatap tajam ke arah Fay, lalu beralih ke Alesha."Ikut Papa, yuk. Papa udah laper, nih. Temenin Papa makan, ya!" pinta Aldo pada Alesha dengan wajah memelas."Hey, aku yang mengajaknya terleb

  • LUKA HATI RAISA ย ย ย Bab 53

    Sesampainya di rumah, keluarga Arifin telah menunggu kedatangan Alesha."Alesha," panggil Beby lalu memeluknya."Kak Beby," panggil Alesha, dan seluruh anggota keluarga terkejut saat Alesha memanggil Beby."Kamu sudah bisa manggil aku?" kata Beby yang begitu senang dengan panggilan Alesha."Beby, Alesha lelah. Ajak ke kamarnya," perintah Merlin."Ayo, Ale, kita ke kamar," ajak Beby yang menuntun tangan Alesha masuk ke dalam rumah."Bagaimana jalan-jalannya?" tanya Arifin yang juga menyambut kedatangan Raisa malam ini."Senang, Pah. Alesha senang sekali," kata Aldo semangat."Iya, sudah, kalian masuklah. Kita mau makan malam," kata Merlin yang menyuruh Raisa dan Aldo masuk ke dalam rumah.Mereka makan bersama-sama, menikmati hidangan yang dibuat oleh Merlin.Pagi pun tiba. Alesha sudah kembali normal layaknya bocah usia 5 tahun.Dia mulai mengusili orang rumah, karena Aldo sedang menginap di rumah Arifin.Saat Aldo tertidur di sofa, Alesha datang menjahilinya dengan mencubit hidungnya.

  • LUKA HATI RAISA ย ย ย Bab 52

    Alesha begitu senang berenang bersama Aldo. Tak nampak kecanggungan, yang terlihat hanya keakraban ayah dan anak.Raisa hanya duduk di bangku, mengamati mereka berdua yang sedang bermain di air."Mama, sini," panggil Alesha.Raisa hanya menggelengkan kepalanya, menandakan kalau dia tidak mau."Mama, sini," panggil Alesha yang langsung menghampiri Raisa."Ale, Mama gak bisa berenang," kata Raisa menolak permintaan Alesha.Kemudian Alesha pun menangis histeris, tubuhnya langsung terduduk di lantai. Tangisannya meraung-raung, berharap Raisa mau berenang bersamanya."Baiklah, Mama akan ganti baju dulu," kata Raisa yang langsung meminta petugas hotel mencarikan baju renang untuknya.Setelah Raisa memakai baju renang, kemudian dia menuntun Alesha menuju kolam renang.Di sana sudah ada Aldo yang menunggunya. Alesha melompat, dan Aldo menanggapi di kolam."Hap..." suara Aldo saat menangkap Alesha."Sini, Mah!" panggil Alesha seraya melambaikan tangannya.Raisa mencoba menurunkan kakinya di te

  • LUKA HATI RAISA ย ย ย Bab 51

    "Keluarga?" cibir Raisa dengan senyum mengejek.Kemudian Raisa langsung membuka pintu jendela dan menuju balkon.Raisa begitu takjub saat melihat lokasi hotel yang sangat dekat dari pintu masuk taman hiburan.Sejenak Raisa memejamkan kedua matanya, menghirup dalam-dalam udara yang berselimutkan awan mendung. Sepertinya cuaca malam ini akan turun hujan, karena tak nampak adanya bintang-bintang.Aldo menghampiri Raisa dan memeluknya dari arah belakang."Ish, lepaskan," berontak Raisa yang ingin melepaskan pelukan Aldo."Shut, jangan berisik, nanti Alesha bangun," bisik Aldo di telinga Raisa. "Nikmati saja suasana malam ini, aku berjanji tidak akan menyentuhmu," ucapnya pelan. Deru napas Aldo sangat terasa di telinga Raisa."Kenapa kau melakukan semuanya padaku?" tanya Raisa dengan ekspresi wajah yang datar menghadap pemandangan di hadapannya."Melakukan apa?" tanya Aldo."Kenapa kau begitu terobsesi padaku hingga membuatku menderita," kata Raisa."Maafkan aku. Saat bertemu denganmu, aku

  • LUKA HATI RAISA ย ย ย Bab 50

    "Aldo, Raisa menyetujui akan menikah denganmu," kata Arifin."Betul, Pah?" tanya Aldo meyakinkan."Iya, tapi bukan dari lubuk hatinya. Dia melakukannya semata karena ingin membalas budi Papa," kata Arifin, seperti yang dikatakan oleh Raisa."Jadi dia belum membuka hatinya untukku?" tanya Aldo."Iya, aku sudah memberi kau jalan. Sebaiknya kau usaha sendiri untuk merebut hatinya," saran Arifin."Baiklah, Pah. Terima kasih," ucap Aldo bahagia lalu memeluk tubuh Arifin."Ish, jangan begini. Malu dilihat orang," kata Arifin yang langsung mundur dan menjauhi Aldo.Mereka berdua kini sedang di proyek terbaru, karena perusahaan yang mereka miliki kini berkolaborasi menjadi satu.Aldo begitu bahagia saat mendengar Raisa mau dinikahinya. Namun, dia tidak ingin menikah tanpa cinta. Saat ini yang dia pikirkan adalah merebut hati Raisa.Siang ini Raisa sudah bersiap untuk pulang ke rumah karena hari ini Alesha tidak masuk ke sekolah."Raisa, aku ingin bicara," panggil Calantha yang menghampiri Rai

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status