Share

Bab 5

Penulis: Febti Selasanti
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-12 11:53:26

Dari dalam kamarnya, Raisa mendengar ada suara yang sedang membersihkan ruang tamu. 

"Ah, sepertinya si comel itu sedang membersihkan ruang tamu," gumam Raisa dalam hatinya. Maksudnya si comel itu adalah Maria. 

Raisa berpikir jika Maria yang sedang membersihkan ruang tamu. Karena memang itu kewajibannya, setelah anaknya membuat berantakan rumah ibunya.

Kemudian Raisa melanjutkan kembali pekerjaannya di dalam kamar. Merapikan baju-baju yang masih ada di dalam tasnya. Karena dia belum sempat membongkar baju usai acara pernikahan kemarin.

Tiba-tiba saja terdengar suara celetukan dari Ratih, kakak tertua Faisal.

"Bu, mantu baru ngapain aja di rumah?" Teriak Ratih yang terdengar jelas di telinga Raisa. Sepertinya kakak tertua Faisal itu sedang menyinggung dirinya. 

Raisa langsung menghentikan aktivitasnya, saat mendengar suara Ratih menyebut namanya.

"Ini ulah anak Maria. Memang biasanya mereka habis berantak rumah langsung di tinggal pergi," Kata Bu Leha dengan suara yang parau.

"Tapi ibu sudah tua. Masa iya, dia gak mau bantuin ibu membersihkan rumah?" Sindir Ratih yang terus menyindir Raisa. 

Raisa benar-benar tak menyangka, jika dirinya akan terus menjadi bulan-bulanan kakak iparnya. Apa salah dirinya yang baru sehari tinggal dirumah itu. Sementara dia selalu saja disindir dan salahkan. Ada masalah apa ipar sama dirinya? Hal itu menjadi tanda tanya besar untuk Raisa.

"Sudahlah Ratih! Ibu masih bisa mengerjakannya sendiri," ucap Bu Leha yang sepertinya membela Raisa.

Raisa belum tahu dengan sifat ibunya Faisal. Apakah dia akan membela dirinya atau hanya berpura-pura saja. Tetapi sebagai orang tua dari sang suami, Raisa harus hormat dan menyayanginya. 

Raisa mendengus kesal mendengar perkataan kakak tertua Faisal. Ingin rasanya dia melawan, namun istri Faisal itu tidak ingin mencari keributan.

Sementara ini Raisa akan tahan dengan ucapan dan sindiran mereka yang tidak mengenakkan hatinya. Tetapi kalau sudah benar-benar menyakiti hatinya, baru Raisa akan melawannya.

Raisa kembali melanjutkan pekerjaannya merapikan baju, lalu memasukkannya ke dalam lemari.

"Kenapa sikap mereka berubah seratus delapan puluh derajat ya?" Gerutu Raisa dalam hatinya. "Padahal dulu, mereka baik-baik saja memperlakukanku. Kenapa sekarang memperlakukan aku seperti seolah-olah pembantu dirumah ini?" Gumamnya yang begitu kesal mendengar celotehan Ratih.

Beberapa saat kemudian, tak ada lagi suara ipar maupun mertuanya diluar kamar. Raisa merasa sepertinya mereka lelah terus menyinggung dirinya. Karena sedari tadi Raisa tidak keluar dari kamarnya. Biarlah dia dibilang menantu tak tahu diri. 

Selesai merapikan baju, Raisa pun keluar dari kamarnya. Dia melihat ruang tamu sudah tertata rapi dan bersih. Kemudian wanita muda berlesung pipi itu langsung menuju dapur, karena perutnya terasa sangat lapar.

Raisa melihat tidak ada lauk ataupun nasi yang sudah di masak. Namun piring kotor sudah berserakan di wastafel. Padahal tadi pagi Faisal sudah mencuci piringnya.

Geram sekali Raisa melihat dapur yang berantakan. Ingin rasanya dia berteriak dan marah-marah. Namun lagi-lagi Faisal mengingatkannya untuk tidak membuat keributan di rumah ibunya.

Akhirnya Raisa mencuci semua piring kotor yang sudah tertumpuk di wastafel.

Sebanyak apapun dia bekerja dirumah mertuanya, pasti tak akan terlihat oleh ipar-iparnya. Hal itu sudah lumrah diketahui oleh Raisa saat menonton acara sinetron di televisi. Ternyata hal itu ternyata padanya, yang terus disindir oleh ipar-iparnya. Baru saja sehari Raisa tinggal dirumah suaminya, bagaimana nanti seminggu ataupun selamanya? Sementara sang suami tak ingin diajak pindah olehnya.

Selesai mencuci piring, Raisa melihat ke arah tempat penyimpanan beras. Tak ada sedikitpun sisa beras di sana. Begitu juga dengan kulkas yang tidak ada isinya hanya air putih didalam botol. 

Wanita cantik itu hanya bisa meneguk ludahnya, menahan lapar yang sedari tadi ditahan. Raisa enggan keluar saat mendengar suara iparnya tadi. Dia sangat malas berdebat dengan kakak dari Faisal itu.

Sementara Raisa lupa untuk meminta uang pada Faisal. Sedangkan saat ini dia tidak memegang uang sepeser pun. Perutnya sudah sangat lapar, tak ada makanan yang tersaji di dapur. Begitu juga bahan mentah yang tidak tersedia. 

Akhirnya Raisa masuk kedalam kamarnya, lalu berbaring di tempat tidur. Wanita muda itu menunggu suaminya pulang ke rumah.

Di dalam kamar, Raisa terus memegang perutnya karena belum terisi sejak pagi. Terdengar suara gemericik didalam perut. Sepertinya cacing didalam perutnya pun juga memberontak. Tadi Raisa lupa meminta uang kepada Faisal untuk membeli makanan.

Seharusnya suaminya itu memberikan uang tanpa harus diminta oleh istrinya.

"Sa, kalau kamu mau jalan-jalan, nanti hubungi aku ya. Aku siap mengantarmu," kata Faisal saat mengantar Raisa sekolah.

Saat itu Raisa memang tak pernah diizinkan keluar rumah oleh kedua orang tuanya.

"Bu, aku mau pergi sama Lina. Mereka sudah membelikan aku tiket nonton bioskop," rengek Raisa pada sang ibu.

"Jangan Raisa, nanti siapa yang jaga warung ibu?" kata ibunya Raisa melarang.

"Tapi Bu, aku ingin sekali nonton film itu." Raisa terlihat mencebikkan bibirnya karena kesal tak disetujui pergi oleh sang ibu 

"Sekali enggak, tetap enggak. Ingat Sa, pergaulan diluar itu sangat bebas. Ibu gak mau kamu kenal sama orang gak benar." 

Raisa hanya bisa menahan kekesalan saat tak diizinkan untuk menonton bioskop bersama dengan temannya.

Seketika Raisa hanya tersenyum miris mengingat masa lalunya yang begitu terkekang.

Harapan perempuan berkulit putih itu bisa bebas setelah menikah, ternyata kandas setelah tahu sifat asli keluarga Faisal.

Ditambah lagi Faisal tidak memberikannya uang nafkah belanja. Saat perutnya lapar, Raisa tak memegang uang sepeserpun.

-

Silakan subscribe ceritaku ya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • LUKA HATI RAISA    Bab 55

    Raisa langsung menghampiri sekumpulan ibu guru yang mengerumuni Aldo."Bu Raisa, sini foto," panggil Angelica, yang merupakan guru paling modis dan termuda dari guru yang lain.Raisa hanya tersenyum malas saat melihat kegenitan Aldo di depan ibu-ibu yang berada di sekelilingnya."Memang dia siapa, Bu, kok pada minta foto?" tanya Raisa dengan tangan bersedekap."Ih, Bu Raisa gak tahu? Apa dia tuh pengusaha muda yang lagi terkenal itu, loh," sahut Jessy yang mengarahkan kamera ponsel ke Aldo."Ish," gumam Raisa yang melihat Aldo begitu narsis."Eh, sudah dulu ya, Bu-Ibu, aku mau bicara dengan Mama Alesha," kata Aldo menyudahi acara sesi foto-foto."Yah..." sorak ibu-ibu yang kecewa, namun begitu terkejut saat tahu dia adalah ayahnya Alesha.Semua ibu-ibu pada berbisik dan bergosip, menceritakan Aldo yang sudah mempunyai anak."Alesha, kok kamu gak ngomong sih kalo Papa kamu itu Revaldo Junior?" celetuk Angelica sambil mendekati Alesha.Angelica adalah wali kelas Alesha, dan dia sangat r

  • LUKA HATI RAISA    Bab 54

    Baiklah, kita pergi membeli es krim," kata Fay yang langsung mengulurkan tangannya ke Alesha.Karena Alesha sudah akrab dengan Fay, maka dia menyambut uluran tangan dari Fay.Fay menuntun Alesha menuju tempat parkir mobil. Raisa dan Calantha pun mengikuti di belakang.Tiba-tiba, saat akan memasuki mobil, tangan Raisa dicegah oleh Aldo."Kau mau ke mana?" tanya Aldo yang sudah memegang lengan Raisa."Fay mengajak kami makan siang," jawab Raisa."Alesha, ayo ikut Papa," kata Aldo seraya membungkukkan badannya ke arah jendela mobil Fay.Alesha terlihat sudah duduk di bangku paling depan."Ikut ke mana, Pah?" tanya Alesha dengan nada suaranya yang lembut."Papa mau beli es krim sama Mama," kata Aldo yang memang tahu kesukaan Alesha."Tapi Om Fay juga mau beliin es krim," jawab Alesha.Aldo langsung menatap tajam ke arah Fay, lalu beralih ke Alesha."Ikut Papa, yuk. Papa udah laper, nih. Temenin Papa makan, ya!" pinta Aldo pada Alesha dengan wajah memelas."Hey, aku yang mengajaknya terleb

  • LUKA HATI RAISA    Bab 53

    Sesampainya di rumah, keluarga Arifin telah menunggu kedatangan Alesha."Alesha," panggil Beby lalu memeluknya."Kak Beby," panggil Alesha, dan seluruh anggota keluarga terkejut saat Alesha memanggil Beby."Kamu sudah bisa manggil aku?" kata Beby yang begitu senang dengan panggilan Alesha."Beby, Alesha lelah. Ajak ke kamarnya," perintah Merlin."Ayo, Ale, kita ke kamar," ajak Beby yang menuntun tangan Alesha masuk ke dalam rumah."Bagaimana jalan-jalannya?" tanya Arifin yang juga menyambut kedatangan Raisa malam ini."Senang, Pah. Alesha senang sekali," kata Aldo semangat."Iya, sudah, kalian masuklah. Kita mau makan malam," kata Merlin yang menyuruh Raisa dan Aldo masuk ke dalam rumah.Mereka makan bersama-sama, menikmati hidangan yang dibuat oleh Merlin.Pagi pun tiba. Alesha sudah kembali normal layaknya bocah usia 5 tahun.Dia mulai mengusili orang rumah, karena Aldo sedang menginap di rumah Arifin.Saat Aldo tertidur di sofa, Alesha datang menjahilinya dengan mencubit hidungnya.

  • LUKA HATI RAISA    Bab 52

    Alesha begitu senang berenang bersama Aldo. Tak nampak kecanggungan, yang terlihat hanya keakraban ayah dan anak.Raisa hanya duduk di bangku, mengamati mereka berdua yang sedang bermain di air."Mama, sini," panggil Alesha.Raisa hanya menggelengkan kepalanya, menandakan kalau dia tidak mau."Mama, sini," panggil Alesha yang langsung menghampiri Raisa."Ale, Mama gak bisa berenang," kata Raisa menolak permintaan Alesha.Kemudian Alesha pun menangis histeris, tubuhnya langsung terduduk di lantai. Tangisannya meraung-raung, berharap Raisa mau berenang bersamanya."Baiklah, Mama akan ganti baju dulu," kata Raisa yang langsung meminta petugas hotel mencarikan baju renang untuknya.Setelah Raisa memakai baju renang, kemudian dia menuntun Alesha menuju kolam renang.Di sana sudah ada Aldo yang menunggunya. Alesha melompat, dan Aldo menanggapi di kolam."Hap..." suara Aldo saat menangkap Alesha."Sini, Mah!" panggil Alesha seraya melambaikan tangannya.Raisa mencoba menurunkan kakinya di te

  • LUKA HATI RAISA    Bab 51

    "Keluarga?" cibir Raisa dengan senyum mengejek.Kemudian Raisa langsung membuka pintu jendela dan menuju balkon.Raisa begitu takjub saat melihat lokasi hotel yang sangat dekat dari pintu masuk taman hiburan.Sejenak Raisa memejamkan kedua matanya, menghirup dalam-dalam udara yang berselimutkan awan mendung. Sepertinya cuaca malam ini akan turun hujan, karena tak nampak adanya bintang-bintang.Aldo menghampiri Raisa dan memeluknya dari arah belakang."Ish, lepaskan," berontak Raisa yang ingin melepaskan pelukan Aldo."Shut, jangan berisik, nanti Alesha bangun," bisik Aldo di telinga Raisa. "Nikmati saja suasana malam ini, aku berjanji tidak akan menyentuhmu," ucapnya pelan. Deru napas Aldo sangat terasa di telinga Raisa."Kenapa kau melakukan semuanya padaku?" tanya Raisa dengan ekspresi wajah yang datar menghadap pemandangan di hadapannya."Melakukan apa?" tanya Aldo."Kenapa kau begitu terobsesi padaku hingga membuatku menderita," kata Raisa."Maafkan aku. Saat bertemu denganmu, aku

  • LUKA HATI RAISA    Bab 50

    "Aldo, Raisa menyetujui akan menikah denganmu," kata Arifin."Betul, Pah?" tanya Aldo meyakinkan."Iya, tapi bukan dari lubuk hatinya. Dia melakukannya semata karena ingin membalas budi Papa," kata Arifin, seperti yang dikatakan oleh Raisa."Jadi dia belum membuka hatinya untukku?" tanya Aldo."Iya, aku sudah memberi kau jalan. Sebaiknya kau usaha sendiri untuk merebut hatinya," saran Arifin."Baiklah, Pah. Terima kasih," ucap Aldo bahagia lalu memeluk tubuh Arifin."Ish, jangan begini. Malu dilihat orang," kata Arifin yang langsung mundur dan menjauhi Aldo.Mereka berdua kini sedang di proyek terbaru, karena perusahaan yang mereka miliki kini berkolaborasi menjadi satu.Aldo begitu bahagia saat mendengar Raisa mau dinikahinya. Namun, dia tidak ingin menikah tanpa cinta. Saat ini yang dia pikirkan adalah merebut hati Raisa.Siang ini Raisa sudah bersiap untuk pulang ke rumah karena hari ini Alesha tidak masuk ke sekolah."Raisa, aku ingin bicara," panggil Calantha yang menghampiri Rai

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status