Share

15. SEMANGAT

Malam hari di sebuah kamar seorang anak laki-laki sedang melamun tak jelas, diputarnya HP miliknya ke kanan ke kiri, seperti orang kurang kerjaan aja. Seperti rutinasnya tiap hari sehabis melaksanakan ibadah shalat Maghrib berjamaah di mushalla kampung, biasanya dia selalu mengobrol santai dengan Cindy lewat telepon di dalam kamarnya, kini dia hanya bisa rebahan di kasur sambil nunggu datangnya waktu shalat Isya’.

Tok … tok … tok …

Terdengar suara ketokan pintu kamarnya dari luar.

“Nak, lagi apa ne?” tanya sang ibu.

“Iya, Buk. Ndak ada lagi rebahan aja di kasur. Ada apa nggeh, Buk?” balas Eguh sambil bertanya.

“Biasanya jam segini kamu telepon-teleponan sama Cindy, sekarang kok malah bermalas-malasan di kasur,” goda sang ibu.

“Ibu …, udah deh jangan bikin Eguh mewek. Ibu kan tau kalo Cindy sekarang udah di pondok pesantren,” ujar Eguh memelas.

“Cie … sensi ni ya sekarang. Kenapa ndak kamu telepon kakek atau nenek

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status