Share

Part 2

Rumah Sakit Primier Jatinegara

Langkah-langkah lebar berjalan dengan cepat membawa seorang pasien dengan luka cukup parah akibat kecelakaan yang baru saja terjadi,beberapa orang menerobos cepat sambil membawa pasien yang terbaring tak berdaya di atas berangka rumah sakit.

“Terimakasih Pak, Anda hanya bisa mengantar pasien sampai disini”ucap Salasatu dari mereka kepada seorang Pria yang kemungkinan masih memiliki ikatan darah atau kerabat pada pasien kemudian menutup Pintu ruangan itu.

Andreas Ramata, pemuda itu mengangguk ia terus memundurkan langkahnya sampai punggung miliknya membentur dinding rumah sakit. detak jantungnya tidak beraturan Andre terus menghirup udara dengan cepat seakan ada sesak di dadanya yang tidak membuatnya bernafas dengan lancar.

Andreas Ramata adalah sahabat dari seseorang yang sedang melawan maut didalam ruangan itu. Alvian Aksa Akrama Basyar atau yang sering di panggil dengan nama Aksa dia seorang pengusaha terbaik di 3 tahun ini Nama nya melambung tinggi saat ia memenangkan beberapa tender perusahaan-perusahaan yang ternama. Aksa yang Pintar dan sedikit arogan membuat dirinya dimusuhi beberapa pemilik perusahaan yang kalah dari nya. Sedangkan Andreas ia juga memiliki perusahan yang terkenal Andreas dan Aksa keduanya pengusaha yang cukup ditakuti oleh beberapa pesaingnya.

Andreas mendengus kesal mengingat dirinya langsung membawa mobil dengan kecepatan tinggi saat menerima laporan dari orang kepercayaan nya yang mengtakan bahwa temannya itu mengalami kecelakaan yang cukup parah, tanpa memikirkan keselamatan dirinya Andreas menerobos jalanan dengan cepat menuju rumah sakit dan disaat itu juga ambulance yang membawa temannya baru saja sampai. Andreas bisa melihat keadaan Aksa yang sangat mengenaskan pemuda itu langsung mengikuti beberapa orang yang sedang mendorong berangka rumah sakit itu dengan cepat dan disini lah ia sekarang duduk sambil menatap pintu UGD yang tertutup.

“Bagaimana keadaan nya Reas?” Tanya seorang pria paruh baya tepat dihadapan Andreas 

Andreas mendongak kemudian ia mengalihkan pandanganya kearah lain “ tidak tau paman, mereka masih memeriksanya “ katanya membuat pria paruh baya itu mengalihkan pandangnya pada pemuda itu kearah pintu yang masih tertutup.

Pria paruh bayah itu adalah Ayah dari Aksa ia menghela nafas lelah “siapa?” tanyanya 

Andreas tertunduk kedua tangannya bertautan “ Orang-orang ku sedang mencari siapa dalangnya Paman kemungkinan Nik juga sedang melakukan hal yang sama” tutur nya Rahangnya bergemelutuk menahan rasa geram dalam dada nya dia sangat yakin kecelakaan yang dialami Aksa bukan sekedar kecelakaan biasa pasti ada sabutase seseorang untuk melenyapkan sahabatnya itu.

Abima Radian Basyar ayah kandung seorang Alvian Aksa Basyar pria parubaya itu memejamkan kedua matanya menahan diri untuk melakukan hal sama seperti dulu Membunuh dalang dibalik kecelakaan putranya jika ia melakukannya maka ia akan mengingkari janji kepada istri tercintanya Rahayu Via Wijaya.

“Bagaimana dengan keadaan Bibi, Paman?” Tanya andreas

Bima menghela nafas “Bibi mu baik-baik saja Nak” ucap nya “ jangan sampa kejadian ini terdengar oleh Bibi mu Reas “ Bima manatap Andreas dengan permohonan, ia tidak akan bisa membayangkan bagaimana kondisi istrinya itu jika tahu bahwa anak mereka dalam kondisi kritis .

Andreas mengangguk mengerti saat ia ingin mengatakan sesuatu seorang dokter keluar dari ruangan.

“Dengan keluarga pasien?” Tanya seorang dokter muda pada kedua orang itu

“Iya dok saya ayahnya,” jawab Bima membuat Dokter muda itu mengalihkan pandangannya pada Bima 

“Semua baik-baik saja pak, anak bapak sudah melewati masa kritisnya dia akan segera sadar” ucap dokter menenangkan.

Andreas dan Bima menghela nafas lega 

“ Terimakasih, Dok “ ucap Bima, Dokter menganggukan kepala kemudian berlalu meninggalkan keduanya.

Bip Bip

Andreas mengambil hendfonnya didalam saku “Aku akan akan mengangkat telfon dulu Paman” Bima mengangguk kemudaian Andreas berjalan meninggalkan pria parubaya itu.

**

Di Pagi Hari….

Mira sedang berkutat di dapur pagi ini ia akan memasak kemudian beriap-siap untuk bekerja, ini adalah hari pertama bagi nya untuk mula bekerja. Dengan lihai gadis itu mengongseng sayuran kemudian memindahkan masakannya kedalam sebuah mangkuk.

“Apa hari ini kau ada acara Lis?” suara itu membuatnya terpekik hampir saja ia melepaskan wajan yang sedang ia pegang. Lis adalah panggilan dari kedua orang tuanya.

Dengan kesal Maria meletakan Wajan itu “ Ayah membuat ku hampir saja jantungan “ katanya kemudian berjalan menuju ayahnya dan mengajak nya untuk kearah meja makan sambil memeluk lengann Ayahnya Mira berjalan beriringan

Sedangkan Ayah nya terkekeh melihat putri kesayangnya merengut kesal padanya nyaseraya menciut puncuk kepala putrinya itu.

“maaf kan ayah sayang” katanya sambil mengusap kepalanya lembut

“dimaafkan Ayah” Ucap Mira sambil mencium pipi ayahnya.

Mira meletakan piring di depan Ayahnya kemudian mengambil beberapa centong nasi untuk Ayahnya “Ayah harus makan, aku akan pergi mandi jadi aku ingin setelah selesa makannannya sudah habis “ tutur Mira lalu menuangkan air putih dalam gelas 

Ayahnya Tersenyum mendengarnya “lihat Ra,anak kita sudah tumbuh dewasa dia sangat cantk persis seperti diri mu” batinya sambil melihat putrinya.

Anton Pawirama Fairuz adalah ayah dari Mira Khalisa Fairuz ia adalah seorang Pengusaha menengah memiliki beberpa cabang tokoh sembako yang ia sangat syukuri dengan itu Anton masih dapat membiayayi hidup dirinya dan putrinya, Istri tercintanya sudah lama meninggal saat itu putrinya masih berumur 5 tahun Ralisa Ananda Putri istri nya itu meninggal karna memiliki penyakit kanker Darah saat itu istrinya bersikeras untuk tidak ingin mengikuti Kemotrami yang ia fikir bahwa itu hanya membuang-buang uang saja penyakit itu menggerogoti istrinya sampai dimana istrnya bertahan hanya tiga tahun.

“Baiklah “ jawab Ayah Mira kemudian memakan makanannya.

 Mira berjalan meninggalkan dapur sedangkan ayahnya segera memakan masakannya.

“Baiklah, Mira kita segera mandi setelah itu kita kau harus ke restoran untuk bekerja” lalu memasuki kamar mandi untuk memberisihkan dirinya.

Setelah menghabiskan sekitar 15 menit untuk mandi Mira sudah rapih dengan pakaian rapih kemudian menyiapkan beberapa keperluan ia butuhkan untuk bekerja.

“Sudah siap” ucapnya setelah selesai memolesakan Lipbam pada bibirnya”kau memang sangat cantik Ra” lanjutnya saat melihat penampilan dirinya didepan kaca dengan memoleskan beberapa make up sedikit. Dengan memakai celan bahaan dan baju kemeja berwarna coklat dengan Rambut di kuncir kuda ia terlihat manis saat beberapa helai rambut yang menjuntai sedikit didepan.pandangannya beralih pad asenbuah foto diatas nakas mira berjalan menuju ranjang kemudan memandang sebuah foto yang didalamnya terdapat tiga orang foto itu diambil saat dirinya masih berumur 3 tahun Mira yang di gendong oleh ibu nya dan ayah nya pesis di posisi kiri ibunya mereka tertawa bahagia didalam foto itu.

“Ibu doakan putri mu ini agar menjadi sukses suatu hari nanti” Mira memandang foto Ibu nya diatas nakas “Lisa rindu ibu” kemudian mencium sayang foto ibunya matanya sudah berkaca-kaca saat mengingat ibunya. Sudah 15 tahun ibunya meninggalkan dirinya namun dengan video-video yang ditinggalkan ibunya setiap ualang tahunnya cukup untuk mengobati rindu yang ia rasakan.

Mira berjalan meninggalkan kamarnya menuju dapur untuk melihat apakah ayah tercintanya itu menghabiskan sarapan yang ia buat. Gadis itu tersenyum saat melihat meja makan sudah rapih itu tandanya ayahnya sudah menghabiskan makanannya , Mira berjalan menuju ruang tamu disana ia melihat ayahnya sedang menonton Televisi.

“Ayah Lisa pergi dulu” pamit Mira 

“Kau akan pergi sepagi ini?” Tanya ayah Mira heran saat melihat putrinya itu sudah rapih  

“iya ayah , aku akan bekerja ditempat teman ku hari ini” jawab mira yakin

“Kau yakin Lis? Bekerja di jam sekarang?” Ayah mira menunjukan jam enam pagi “kau sangat rajin sekali” lanjutnya saat melihat putrinya menyengir 

“Ini kan hari pertama ku. Jadi, aku harus mengambil hati bos ku ayah . bagaimana nanti kalau dia tidak menyukai ku?” jawab nya dengan cengiran.

“ya sudah kau keluar saja lalu kau bekerja pada ayah” jawab tenang, Mira mendengus sebal “Ayah ini, aku kan sudah mengatakannya pada ayah kalu aku ingin belajar mandiri tidak ingin bergantung dengan ayah”

“Benarkah? Lalu bagaimana dengan uang paket internet mu yang semalam kau baru memintanya pada ayah hmm?” Tanya nya

“itu kan berbebda ayah, hari ini aku baru memulainya bukan kemarin jadi yang semalam itu tidak masuk dalam hitungan” ucap mira kesal

“ya ya terserah apa kata mu kau selalu menang” 

Mira tertawa saat melihat ekspresi ayah nya yang menahan kesal

“Ayah aku ingin…” sebelum menyelesakan ucpannya siaranberita di televise membuatnya terkejud.

“Pengusaha muda Alvian Aksa Akrama Basyar mengalami kecelakaan tunggal di jalan***” Mira tertegunsaat mendengar berita itu dengan mata membuat penuh mira menganga saat melihat jalan dan mobi sama yang hampr saja menabrak nya kemarin.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status