Share

Part 3

“Pengusaha muda Alvian Aksa Akrama Basyar mengalami kecelakaan tunggal di jalan***” Mira tertegun sesaat mendengar berita itu dengan mata membulat penuh. Mira menganga saat melihat jalan dan mobi sama yang hampr saja menabrak nya kemarin.

“Jadi yang menabrak ku, dia” Mira mengernyit saat ada yang salah dengan kata-katanya” ah bukan begitu bodoh, dia yang hampir menabbrak mu” gumamnya 

“Kau mengenal nya ?” tanya Anton saat melihat putrinya itu tertegun mendengar berita yang bar saja ia dengar.

“Tidak ayah “ jawbnya gugup

“Benarkah?” tanya Anton pada Mira saat masih melihat keterkejutan dari putrinya itu

”Kau terlihat seperti orang yang terkejut saat mendengar nya” katanya memastikan.

“Tidak, ayah. Aku hanya terkejut melihat nya “ Mira menenjuk pada foto Alvian di Televisi “Pria setampan itu mengalami kecelakaan. Ya tuhan, bagaimana dengan bentuk wajah nya sekarang? Apa kah hancur ?” Tanya Mira heboh pada Ayahnya

“Kau sama saja dengan Ibu, mu” kata nya sambil memutarkan kedua bola matanya panas saat melihat kelakuan putrinya. Sama persis dengan mendiang istrinya saat melihat pria-pria tampanmaka istrinnya akan heboh .

“ Tentu saja. Apakah aku sangat mirip dengan ibu, ayah?” tanya Mira haru.

Anton melihat dengan tersenyum “Kau sangat mirip dengan nya. Wajah mu dan juga tingkah laku mu, Nak” jawab ayah nya sambil menarik putriknya dalam pelukannya.

“Baiklah, kau harus pergi,Lis. Ini sudah siang kau tidak ingin kan dimarahi oleh bos mu di hari pertama, mu?” kata ayahnya smbil mengurai pelukannya 

Mira mengangguk kemudian mencium kedua tangan ayahnya “Lisa pergi dulu yah” katanya. Ayah mira mengangguk “ Hati-hati” katanya smbil tersenyum

“Pasti Ayah” jawabnya, lalu berjalan keluar rumah.

***

“Kau sudah sadar” ucap Andreas saat melihat Aksa yang sedang duduk menatap keluar jendela. 

Tadi pagi Aksa sudah membuka mataa nya setelah satu malam pemuda itu tak sadar diri.

Laki-laki itu melihat Andreas sekilas “Kau bisa lihat sendiri” ucap Aksa singkat kemudian melihat jendela 

Andreas mendengus saat mendengarnya “Sepertinya memang begitu ” pemuda itu duduk di sofa lalu mengalihkan pandangan nya pada temannya itu yang masih menatap keluar.

“Kau sudah menangkap dalang nya?” tanya Aksa yang kini sedang melihat pad teman nya.

“Iya, kau tenang saja, dia sudah tertangkap dan masih hidup” jawba andreas

“Bagus lah “ katanya dingin “Jangan sampai di mati” lanjutnya masih tannpa ekspresi

Andreas menganggukkan kepalnya mengerti, dia tahu apa yang akan di lakukan temannya itu nanti pada orang yang sudah ingin menghabisi temannya pasti tidak akan selamat.

“Kapan aku bisa keluar dari sini?” tanya Aksa

Andreas mengangkat satu alisnya saat mendnegar pertanyaan dari temannya itu “Kau baru saja sadar dan sekarang kau menanyakan kapan bisa keluar? Kau gila ?” dengus Andreas dia tak habis pikir.

Ayolah apa ada orang seperti temannya ini baru saja sadar dan hampir saja meningggal lalu tiba-tiba ingin keluar. 

Aksa mengedikan kedua bahunya “Aku harus mengerus sesuatu” jawabnya.

“Urusan apa yang kau maksud?” Tanya Andreas penasaran

“Kenapa kau ingin sekali tahu?” sarkasnya Aksa 

“Oh ayolah teman, kau membuat ku penasaran dengan tingkah mu seperti ini” dengus Andreas “Apa kau tahu tentang sesuatu?” tanyanya penasaran

“Iya, dan itu tidak ada urusannya dengan mu” Andreas memutar bola matanya malas.

“Sepertinya memang benar sekarang kau sudah baik-baik saja” kata andreas sinis. Lihatlah buktinya Aksa sudah mengajaknya untuk berdebat. Pikirnya

“Kau sendiri sudah tahu, bahwa aku tidak mudah untuk dikalahkan” jawabnya angkuh

“Kau tidak kalah. tapi, hampir mati?” Tanya andreas kesal saat melihat keangkuhan Aksa “Lihat lah wajah mu itu pucat seperti mayat” ejek Andreas saat melihat wajah pucat Aksa.

“Dengar, Dre. Aku tidak ingin berdebat dengan mu sekarang. Jadi, kau boleh pergi “ usir Aksa 

Andreas mendengus kesal “Baiklah, sepertinya aku juga harus segera pergi, kau tahu aku sangat sibuk sekarang banyak sekali yang harus aku kerjakan, “ kemudian berjalan meninggalkan ruangan Aksa.

Pemuda itu menggelengkan kepala saat mendengar kesombongan andreas. 

“Ibu” gumam Aksa, mata nya berkaca-kaca saat sekelibat bayangan ibu nya yang sedang tersenyum padanya.

***

“Mira kau harus mendengarkan penjelasan ku ” teriak seorang gadis namun Mira mengabaikannya ia berjalan cepat meninggalkan seseorang yang sejak tadi memanggilnya.

Mira menitikan air mata nya saat masih mendengarkan suara gadis itu “Dasar penghianat” gumamnya yang masih berjalan menuju tempatnya bekerja, untung saja tokohnya tidak begitu jauh. 

Mira tidak pernah menyangka teman dekatnya telah menghianatinya dengan melakukan tindakan begitu menjijikan yang tidak pernah ia bayangkan. 

Sinta temannya yang selalu dianggapnya gadis baik-baik ternyata hanya topeng dihadapannya, gadis itu dengan tega mengatakan hal buruk tentang dirinya kepada seorang laki-laki yang selama ini Mira sukai. 

Pantas saja beberapa hari ini, laki-laki itu terlihat seperti membenci dirinya. Dengan tergesa-gesa ia berjalan tanpa melihat sehingga tarikan pada tanganya membuat nya terpaksa berhenti.

“Kau..” ucapannya berhenti saat melihat siapa yang mencekal tanganya, mata Mira membulat sempurna saat tahu siapa pelakunya. Seorang pemuda tampan dengan rahang tegas bentuk wajah yang sempurna batinya.

“Apa kau ingin mati? “ tanya pemuda itu membuat Mira terperanjat dengan suara tegasnya “Kau tidak melihat begitu banyak kendaraan ? “ katanya tegas pemuda itu membuat Mira mengalihkan pandanganya darinya kemudian melihat arah jalan.

Mira melihat sekitarnya, dan benar jalanan sedang ramai dengan kendaraan berlalu lalang “Maaf” ucapnya merasa bersalah. pemuda itu masih menatap dirinya dingin membuat nyali Mira menciut kemudian menundukan kepalanya.

“Kalau kau ingin mati seharusnya mati saja sendiri, jangan membuat kekacau dengan ulahmu itu” ucap pemuda itu dingin membuat mira mendongak melihat pemuda itu saat mendengar suara sinis itu. 

Dengan wajah memerah menahan marah mira menatap tajam peria dihadapannya.

“Apa yang kau lihat?” tanya pemuda itu saat melihat wajah marah Mira.

Dengan keberanian penuh gadis itu menunjuk wajah pemuda dihadapannya “Kau. Apa kau selalu seperti ini?” tanya mira sinis.

Pemuda itu mengangkat satu alis saat mendengar nada sinis dari gadis dihadapannya.” Apa maksud mu?” Tanya dingin

“Maksud ku…” Mira mendekatkan wajah nya pada pemuda itu, kemudian menatap mata pemuda dihadapannya dengan intens dia benar-benar tampan batinnya “Wajah mu ini dan perkataan mu itu. Apa selalu seperti ini? dingin dan selalu menyakiti orang lain? bukankah aku sudah meminta maaf ” tanya dengan sinis 

“Kau pikir aku ingin bunuh diri?” lanjutnya dengan sebal, kemudian melihat tanganya. 

Lalu menghempaskan tanganya yang dipegang pemuda itu “Dasar bodoh” ucapnya kemudian berjalan menyebrang meninggalkan pemuda itu yang sedang menatap nya dengan terkejut.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status