Beranda / Romansa / Lady D Milik Sang Penguasa / Bab 127. Menemui Yama

Share

Bab 127. Menemui Yama

Penulis: Runayanti
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-14 14:08:53

"Astaga, Yama harus tahu hal ini sebelum terjadi sesuatu kepada Dea. Es mungkin menelan nyawa wanita cantik, eh... beracun itu."

Hari itu juga, Pangeran Frans menyuruh pengawalnya membawa mobil menuju bandara. Ia tahu di mana bisa menemukan Yama. Negara matahari.

Yama sudah mengganti nomor ponselnya setelah meninggalkan Inggris. Pria itu memutuskan kembali ke negara matahari dan meneruskan kerajaannya sendiri.

Dia sudah memutuskan untuk melupakan Dea dan segala kenangan yang pernah terjadi di antara mereka.

Dua belas jam perjalanan dan Pangeran Frans sama sekali tidak ingin menunda waktu. Pintu dibuka dengan suara keras. Yama menoleh dari balik meja besarnya.

“Aku ingin bicara.”

Tanpa menunggu jawaban, Frans masuk dan berdiri di hadapan sahabatnya itu.

“Aku… telah menyuruh Ratu untuk mengirim Dea ke wilayah pengungsi di Inggris

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 183

    “Aku sudah cukup kuat. Aku bisa istirahat di rumah,” jawab Dea tegas. “Kalau Elsa masih ada di rumah sakit ini, aku tidak bisa tenang.”Frans tampak tertekan. Ia menatap Dea lama, lalu menghela napas panjang.“Baiklah,” katanya akhirnya. “Tapi tidak hari ini. Malam ini kamu harus observasi satu kali lagi untuk tekanan darah dan detak jantung janin. Kalau semuanya stabil… besok pagi... aku akan jemput kamu sendiri.”Dea diam sesaat, lalu mengangguk.“Besok pagi. Jangan ada penundaan lagi.”Frans mengangguk pelan.Namun dalam hatinya, ia tahu… jika Elsa terus mengganggu, ia harus memilih dengan lebih tegas. Sebelum Dea benar-benar pergi. Bukan dari rumah sakit.Tapi dari hidupnya.Malam harinya, petir menyambar langit malam, menggetarkan jendela r

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 182

    Ia sadar sepenuhnya. Pikirannya berisik, hatinya sesak. Hanya tubuhnya saja yang diam, pura-pura lemah agar Frans tak mencium gejolak luka yang sedang menyala-nyala di dalam dirinya.Frans duduk di sisi ranjang. Ia mengamati wajah Dea yang tenang dalam tidur pura-pura itu. Nafas wanita itu teratur, mungkin terlalu teratur. Tapi Frans tidak menyadarinya. Dia justru menghela napas panjang, lalu menyentuh rambut Dea yang terurai di bantal."Maafkan aku," bisiknya pelan, nyaris tak terdengar. “Aku hanya ingin melindungimu… Memiliki dirimu seutuhnya.”Dea menahan diri untuk tidak membuka mata. Kata-kata itu… kosong. Dia tahu. Itu bukan tentang perlindungan, bukan tentang cinta. Frans hanya ingin menjadi pemenang dalam sebuah pertandingan diam-diam antara dirinya dan Yama.Dia ingin memiliki Dea, wanita yang dicintai sahabatnya.Dan itu, menurut Dea, adalah be

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 181

    Dea masih belum sepenuhnya percaya. Namun ketika ketukan berikutnya di pintu kamarnya datang dan yang masuk hanyalah perawat muda dengan wajah ramah—bukan Elsa—ia tahu Frans menepati janjinya."Mudah-mudahan," sahutnya singkat.Frans membelai rambutnya lembut, "Beristirahatlah, Sayang. Aku akan mengunjungimu nanti sesudah memberesi beberapa hal dalam pekerjaanku di kantor."Frans memberikan sebuah kecupan di keningnya dengan penuh kasih sayang.Untuk pertama kalinya, Dea mengizinkan dirinya tersenyum tipis. Ia masih harus berhati-hati, tentu saja. Tapi setidaknya, untuk malam ini, ia bisa tidur tanpa mendengar napas licik dari balik dinding.Pangeran Frans ingin berangkat kerja sesudahnya. Namun, sore yang teduh kembali berubah mendung di mata Dea.Baru saja pria itu hendak berdiri meninggalkan Dea, dan baru saja Dea mulai bernapas sedikit lega setelah mengetahui bahwa Elsa dipindah

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 180

    Dea langsung bangkit, meski tangannya masih terikat selang infus. “Dan kau pikir aku melakukan ini lagi, Pangeran?” tanyanya, nyaris tak percaya.Frans menatap ke sekeliling. Jus tercecer, pecahan kaca di lantai, dan Elsa yang berdiri di dekat ranjang Dea.“Dea, aku tahu kamu sedang tidak stabil. Mungkin kamu lelah. Tapi tolong, jaga dirimu. Jangan biarkan emosi menguasai.”Wajah Dea pucat. Bukan karena sakit. Tapi karena dihianati—lagi. Dea tertawa miris."Elsa, kamu pikir semua orang itu bodoh ya."Elsa pura-pura menenangkan. “Sudah, sudah. Aku yang salah, Pangeran Frans. Jangan marahi Dea. Dia hanya butuh ketenangan.”Kalimat itu seperti paku terakhir di peti nalar Dea. "Cuih!"“Frans, apakah kamu tidak sadar? Dia sedang membunuhku perlahan dengan kata-kata manis di depan orang lain…”

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 179

    Dea menatap Frans lama. Bibirnya bergetar. Ingin sekali ia bicara, menjelaskan. Tapi yang keluar hanya satu kalimat lirih:“Saya tidak menyentuhnya.”Elsa langsung menangis lebih keras. “Kalau aku bohong, kenapa aku yang kena sup panas ini, hah?! Aku bahkan hamil, Frans! Bayiku terancam!”"Ahh, luka pasti.... perih Frans!" Elsa merangkul leher Pangeran itu dengan erat dan merintih keras.Dea menggigit bibir. Matanya menatap kosong. Ia tahu ini bukan kesalahan. Ini jebakan. Tapi dengan kondisi tubuh yang masih lemah, siapa yang akan percaya pada ibu hamil yang dianggap setengah sakit jiwa dan setengah depresi seperti dirinya?Frans menoleh ke dokter yang mengikuti langkahnya. “Pastikan janin Elsa baik-baik saja. Segera.”Kemudian ia berpaling ke Dea sekali lagi, kali ini tidak selembut biasanya. Ada sorot curiga dalam tatapannya. “I

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 178

    Elsa tersenyum samar, lalu menatap Frans dengan mata berair. “Aku hanya ingin kamu tahu… aku ada dan juga sedang mengandung anakmu. Apakah aku salah?”"Elsa-"Sementara itu, Dea kembali ke kamar rawatnya dengan jantung berdebar. Ia tahu ia tak bisa menilai dari apa yang ia dengar saja, tapi... luka lama Yama belum sembuh, dan kini, ada luka baru yang mulai menganga. Frans berselingkuh padahal dia sudah tahu, tapi semua ini terasa begitu menyakitkan baginya.Ia duduk di ranjang dan memeluk lututnya, menatap jendela yang kini mulai dihiasi cahaya jingga petanda senja."Yama... kamu di mana? Apakah kamu tahu hatiku seperti perangkap? Selalu penuh luka, tapi tetap terbuka untukmu.""Apakah benar, kamu sudah menyerahkan semua cinta dan perhatianmu hanya untuk Meisya?"Perlahan, air mata mengalir di pipinya. Tapi untuk pertama kalinya, Dea tidak

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status