Share

Lahir Kembali Menjadi Undead
Lahir Kembali Menjadi Undead
Penulis: Ndaka

Prolog - Bab I Pengkhianatan

Sekelompok orang yang beranggotakan 5 terdiri dari ahli pedang, penyihir, pemanah, saint/pendeta/penyembuh serta salah satu dari mereka yang menguasai ahli pedang sekaligus sihir—Halbert Stanley. 

Sekelompok ini berada di bawah perintah sang raja langsung maka dari itu disebut sebagai "Pedang Raja."

Bersama rekan-rekannya, lelaki berusia 30 tahun dengan rambut hitam tersebut pergi menjelajahi goa tersembunyi. Di balik rawa yang gelap, terdapat sulur-sulur tanaman yang menghalangi mereka masuk. Namun dengan kehebatan mereka, halangan semacam itu takkan membuat perjalanan terasa berat. 

“Kita harus waspada setelah sampai di sini.”

“Baik!”

Masing-masing dari mereka sudah memiliki banyak pengamalan menjelajah ataupun dalam suasana perang. Sekelompok orang ini pun memiliki reputasi yang amat tinggi, banyak orang mengagumi mereka dan bahkan bermimpi untuk menjadi salah satu bagian dari mereka. 

Selang beberapa saat, setelah masuk ke dalam goa tersembunyi. Guna melanjutkan ekspedisi di bawah kegelapan, sang penyihir api menggunakan sihirnya tuk menerangi jalan di sekitar. 

Tepat di depan sana, ada suatu sesosok yang telah lama mereka cari-cari. 

“Mata merah itu! Dia sudah terbangun! Persiapkan diri!” 

Sesosok yang besar datang dari depan sana, ia tak memiliki apa-apa selain tulang-belulang. Sosok itu dikenal sebagai Raja Undead. Demikianlah pertarungan mereka telah dimulai tuk membasmi Undead yang telah lama meneror kerajaan. 

“Ikuti aba-abaku!” 

Awalnya mereka terlihat baik-baik saja. Namun karena lawannya adalah Raja Undead, tak heran bagi mereka yang elit pun tetap kesulitan. Dikarenakan Raja Undead terus-menerus membangkitkan para monster maupun manusia di sekitarnya. Ribuan jasad yang berada di sarangnya telah berubah menjadi senjata Raja Undead. 

Sang pemimpin kelompok Raja Pedang—Halbert Stanley mulai mengambil alih kendali. Ia tetap berada di posisi terdepan dan membuat serangan fatal yang cepat sehingga tak mudah dihindari oleh sosok bertulang besar tersebut. 

SLASH! 

Dalam sekejap Raja Undead yang sudah berulang kali terluka akibat serangan dari sekelompok Pedang Raja pun ditumbangkan dengan serangan akhir dari sabetan pedang berlapis sihir Halbert Stanley.

Secara otomatis, pasukan Undead akan lenyap menjadi abu begitu Raja Undead dikalahkan.

“Akhirnya selesai juga,” tutur Halbert Stanley seraya ia berjalan masuk ke dalam sarang. 

“Tidak.” Salah satu dari mereka menyangkal. “Belum selesai, Halbert,” ucapnya sekali lagi. 

“Apa maksudmu?” Ketika Halbert tengah disibukkan oleh sisa tumpukan mayat dalam sarang, ia mengalihkan pandangan dan berbalik ke belakang serta bertanya apa maksud perkataan rekannya itu. 

“Maksudku adalah ...ini!” Di akhir kata sengaja lelaki itu meninggikan suara, selagi ia mengayunkan pedangnya. 

“Apa maksudmu, GASTON!!?” 

Sudah terlambat bertanya apa alasan atau maksud dari perkataan tersebut lantaran kepala Halbert justru berguling ke samping tumpukan mayat busuk. Diiringi seringai lebar, pedang perak kepemilikan pria yang adalah rekan terbaik Halbert pun berubah menjadi merah darah. 

“Selamat tinggal, Halbert Stanley.” Ucapan perpisahan berupa aksi pembunuhan sekaligus pemberontakan terhadap kerajaan. 

Tidak hanya pria bernama Gaston itu saja, bahkan rekan-rekan lainnya pun mengikuti rencana pembunuhan ini. Baik laki-laki maupun wanita, semua sama saja. Mereka tertawa manis di balik aksi keji mereka.

“Nah, semuanya! Mari kita kembali dan laporkan gugurnya pemimpin kita yang terhebat di pertarungan!” seru Gaston dengan perasaan senang. 

***

I. PENGKHIANATAN

Di suatu wilayah barat, Kerajaan Lidah Buaya. Kerajaan yang makmur dan mempererat banyak hubungan antar kerajaan tetangga. Di mana semua para penduduk dan prajurit merasa aman dan damai. Namun itu tidak berlaku selamanya, sebab seperti masalah Raja Undead, entah kapan monster pemangsa manusia akan kembali muncul. 

Namun selama Pedang Raja ada, maka teror itu akan segera lenyap tak bersisa. Tetapi, bagaimana jika pemimpin kelompok itu—Halbert Stanley telah tiada?

Di waktu, matahari telah berada di atas kepala. Para prajurit berbaris dengan mengosongi jalan tengah untuk para anggota kelompok Pedang Raja yang telah kembali dari tugas ekspedisi sekaligus pembinasaan Raja Undead. 

“Lapor, Yang Mulia Raja! Kami kembali setelah tugas sudah selesai.” Gaston mengambil alih pimpinan, dan menunduk hormat lalu diikuti oleh yang lainnya. 

“Ya, selamat datang kembali kalian semua.” Raja Eadric menerima kembalinya mereka. 

“Tapi, di mana Halbert Stanley?” ujar sang raja bertanya pada mereka, mengenai keberadaan si pemimpin kelompok ini. 

Dengan wajah sedih serta tatapan sendu, Gaston menolak untuk mengangkat wajahnya seraya mengungkapkan, “Maaf, Yang Mulia Raja. Saya harus memberitahukan hal ini.”

“Ya? Katakan. Apa pun itu.”

“Pemimpin kami, Halbert Stanley gugur dalam pertempuran melawan ribuan Undead dan Rajanya,” ungkap Gaston tanpa celah. 

Semua tetap berlutut dan menundukkan kepala. Begitu juga dengan Gaston yang akhirnya mulai mengangkat kepala. 

“Apa?!” Tidak hanya Raja Eadric saja, bahkan hampir prajurit yang mendengar pun terkejut bukan kepalang. 

Bagaimana mungkin? Pemimpin yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Orang jenius di antara yang jenius serta berbakat. Satu dibanding ratusan juta dari banyaknya kesatria terkuat, telah tiada? 

Itu kenyataan yang tidak masuk akal. Begitulah banyak kata-kata ini terus muncul di benak mereka. 

“Apa kamu bercanda, Gaston Bruke?” Bahkan sang raja saja menolak percaya.

“Maaf, Yang Mulia Raja. Saya tidak sedang. bercanda. Mohon maaf jika Anda tidak mempercayainya, tapi lihatlah ini.” 

Tak lama beberapa prajurit datang masuk dengan membawa sebuah peti besar. Terdapat jasad Halbert di sana dan raja memastikan bahwa itu benar adanya. 

“Iya, dia Halbert Stanley. Dia sudah tiada. Dia tidak direkayasa ataupun sedang berpura-pura. Tapi mengapa bisa dia dikalahkan dengan mudah? Apakah Raja Undead yang konon katanya sudah memakan ribuan warga kita itu sungguh kuat?”

“Ya, Yang Mulia Raja. Izinkan saya mengatakan satu hal lagi.”

“Katakanlah.”

“Pemimpin kami, Halbert Stanley mengorbankan dirinya demi kami semua, agar kami sema tetap hidup, pemimpin kami merelakan dirinya.”

“Maksudmu berkorban begitu?” 

“Ya. Pemimpin kami berjuang sekuat tenaga, Tuan Stanley pun mampu mengalahkan Raja Undead tapi sayang, Raja Undead tersebut melakukan sesuatu sebelum binasa kepada pemimpin kami. Itulah mengapa Tuan Stanley gugur.”

“Apakah itu yang menimpanya?” 

“Ya. Saya merasa bersalah karena tidak bisa berbuat apa-apa.” 

Demikian laporan Gaston sebagai pemimpin sementara dari kelompok Pedang Raja telah selesai. Raja Eadric menerima semua fakta yang tak bisa lagi terbantahkan. Ia terlihat tegar namun sebenarnya ia sedang menahan pedihnya hati. 

***

Di lain waktu, setelah beberapa hari ke depan. Usai jasad Halbert Stanley sebenarnya tidak dimakamkan atau dikremasi dan sejenisnya melainkan dibuang begitu saja, telah terjadi sesuatu pada tubuhnya. 

“Apa kau ingin hidup kembali?” Satu pertanyaan dengan suara yang berdengung seakan memanggil mayat itu terbangun.

Suara sesosok misterius membuat ruh Halbert terbangun di suatu tempat yang sama misteriusnya. 

“Apa kamu ingin hidup?” 

“Siapa itu?!”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status