Share

7. Mata Bumi

Author: VAD_27
last update Huling Na-update: 2025-04-03 11:38:12

'Tanah Kekaisaran Ardor adalah telinga Kaisar Plagius. Tidak ada tempat yang aman. Maafkan aku, Yang Mulia. Tolong ... bencilah aku yang lemah dan hanya tunduk pada penguasa dzolim karena di dalam hatiku masih ada rasa takut kehilangan keluargaku. Aku salah, jangan maafkan aku, Pangeran Kaelthar. Penangkapanmu murni karena kelemahan dan ketakutanku. Aku tidak pernah punya niatan untuk menghianatimu, Pangeran.'

Kening Kael mengkerut dalam, punggungnya terasa sakit saat bersandar pada besi sel, memikirkan pesan rahasia yang dikirim oleh Walikota lewat debu pasir di telapak tangannya kemarin. Jika digali maksudnya lebih dalam, artinya seluruh tanah di Kekaisaran Ardor berada di bawah Kaisar Plagius.

Fragmen ingatan itu datang kemudian, mengingat bahwa Kaisar Plagius adalah kultivator tingkat tertinggi di ajaran kultivasi bumi, yaitu Gaia Warth. Hanya dua orang yang mencapai tingkat tersebut di Kekaisaran, contoh lainnya adalah salah satu diantara penasihat. Bahkan Putra Mahkota sendiri hanya mencapai kultivasi tingkat dua, dimana kultivasi bumi sendiri punya tiga tingkatan.

Kael masih mengingatnya, bahwa kultivator bumi level Gaia Warth terhubung dan menjadi satu dengan energi bumi, ini menjelaskan kalimat pertama dalam pesan dari Walikota.

Tanah Kekaisaran Ardor adalah telinga Kaisar Plagius.

Artinya Plagius mendengar seluruh percakapan rakyatnya. Ini menjelaskan kenapa dia mengetahui pemberontakan Kael, mengirim Riverin untuk mengecek Kael saat hilang dua hari karena menelusuri jalan rahasia ke penjara bahwa Kurozen, menekan dan mengancam walikota untuk melaporkan Kael tepat sebelum Kael melaporkan bukti kecacatan kepemimpinannya pada Hall of Celestial Judgement.

Netra Kael mengerjap, teringat sesuatu saat Riverin tiba-tiba bersikap aneh dan membawanya naik ke atas Yggdrasil hanya untuk bicara. Artinya Putra Mahkota mewaspadai bahwa Plagius mendengarkan percakapan mereka saat itu dari energi bumi di dalam tanah.

Bulu kuduk Kael berdiri dengan tengkuk merinding.

Netranya bergetar, ini artinya ... semua tempat di Kekaisaran berada di dalam genggaman tangan Kaisar Plagius.

Sial.

Sekarang dia mengerti kenapa Kaelthar beralih rencana dengan menggunakan artefak kuno untuk menggulingkan Kekaisaran, karena Kaisar Plagius ... terlalu kuat.

Dia punya kekuatan kultivator tertinggi dan kuasa.

Dan Kael yang hanya manusia biasa tanpa kekuatan kultivasi ditambah narapidana ini harus berusaha melawan dan menjatuhkannya dari tahta.

Pertama, dia harus keluar terlebih dahulu dari penjara ini.

Jantung Kael bergemuruh, netranya melebar tatkala menyadari sesuatu.

Percakapannya dengan Gyra kemarin tentang penyelamatan Kael ... sudah pasti terdengar oleh Kaisar Plagius!

...

"Your Majesty."

Putra Mahkota dan lima orang penasihat petinggi Kekaisaran Ardor berdiri, membungkuk, memberi salam hormat saat pria paruh baya dengan uban mendominasi, rahang kotak dengan kulit gradakan, mengenakan haedralion robe dari sutra celestian putih yang menjuntai sampai lantai dengan potongan tangan lebar dan kerah tinggi. Dibalut oleh mantel Kekaisaran yang dipasang di bahu dengan gesper emas berbentuk simbol Kekaisaran. Ujung mantel disulam berbentuk api yang berkorbar. Berwarna merah tua dari bulu kirin yang langka.

Mahkota melingkar dengan lempengan emas berbentuk sinar matahari dan ukiran naga yang melingkar di sekelilingnya. Batu permata biru langka tertanam di bagian tengah, melambangkan kebijaksanaan dan kekuasaan.

Kaisar Plagius S. Azure.

Masuk ke Aula Konsili Solarion dan duduk di singgasana Kaisar, tepat berada di tengah meja melingkar dengan Putra Mahkota dan petinggi penasihat di kedua sisinya.

"Maafkan atas kelancangan hamba, Your Majesty. Apa yang akan kita bahas dalam rapat rahasia kali ini?" Tanya salah satu petinggi.

Sorot mata hitam legamnya dalam dan menatap lurus dengan raut wajah mengeras dan rahang mengetat.

"Musuh utama Kekaisaran ... Sekte Black Ocean akhirnya akan menunjukan batang hidungnya untuk menyelamatkan Kaelthar." Suaranya dalam dan berat, menghantakan kegamangan juga intimidasi dari kekuasaan tertinggi.

"Kemungkinan besar, selama ini mereka bersembunyi hanya untuk momen dimana Kaelthar dieksekusi di publik lantas mereka akan menyelamatkannya secara heroik." Tukas Plagius sambil menautkan jarinya, membuat mereka terkejut.

Netra Riverin melebar, dahinya berkerut bingung. "Kenapa Sekte Black Ocean menginginkan Kael yang hanya seorang manusia biasa dan tidak bisa berkultivasi? Orang sepertinya tidak mungkin berguna bagi pasukan pemberontak brutal yang berisikan kultivator laut terlarang."

Plagius melirik Riverin tajam. "Ubah pola pikirmu yang selalu dangkal, Riverin." Tegurnya membuat pria berambut hitam lurus itu sontak menegakan punggung dengan bulu kuduk berdiri mendengar suara bariton dingin Ayahnya.

"Sekte Black Ocean tidak bodoh. Kaelthar punya sesuatu di dalam tubuhnya yang bisa berguna bagi mereka untuk menjatuhkan Kekaisaran. Maka dari itu, Kaelthar S. Azure harus mati." Tukas Plagius tegas, netranya menyorot determinasi sebelum menyahut.

"Ganti rencana untuk eksekusi publik Kaelthar. Kita tidak bisa membiarkan Sekte Black Ocean merebutnya."

...

Hari Eksekusinya telah tiba.

"Rileks, Pangeran. Saat guilotine akan membelah leher anda, pasukan kami akan datang menyelamatkanmu." Bisik Gyra membuat Kael mengernyit, melotot memberi peringatan.

"Jangan bicara apapun! Kau tidak tahu bahwa dinding adalah telinga?!" Bisik Kael menekankan setiap katanya dengan netra mengedar waspada.

Gyra hanya melempar senyum misterius penuh arti terselubung membuat dahi Kael berkerut.

Tidak sempat membuka mulut, kotak selnya dibuka, Kael di seret keluar dan berjalan di lorong penjara, menimbulkan echo dari rantai berderak yang mengikat kaki dan tangannya. Dahi Kael mengernyit tatkala salah satu sel dibuka dan napi diseret keluar. Dia tidak ingat punya teman seperjuangan untuk dieksekusi hari ini.

Ada dua persimpangan di ujung lorong. Yang satu jalan menuju tempat eksekusi yang satu ke arah penjara Kurozen. Kening Kael mengernyit saat dia dibawa ke jalan menuju penjara bawah Kurozen.

Jantung Kael bergemuruh, bisa dipastikan ini adalah pergantian rencana eksekusi publiknya.

Walikota benar! Kaisar Plagius mendengar ucapan Gyra malam itu!

Kael sontak menoleh, netranya melebar dengan jantung mencelos tatkala mendapati narapidana yang barusan keluar, dibawa masuk ke persimpangan arah tempat eksekusi terbuka.

Netra Kael bergetar, jangan-jangan orang itu akan menjadi sosok pengganti Kael untuk menipu Sekte Black Ocean yang akan menyelamatkannya sementara Kael asli akan di kubur hidup-hidup di bawah penjara Kurozen dengan kultivator laut yang lain?

Kael menggertakan giginya, sial!

Jika begini, penyelamatan Sekte Black Ocean akan gagal!

Kael harus bagaimana sekarang?!

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Lahirnya Kultivator Dewa Samudra   56. Marianthe

    "Apa kau lahir dan besar di sini?" Tanya Kael membuat Balsami mengangguk."Apa kau sedang berjalan-jalan? Sebagai permintaan terima kasih karena menangkap anakku, bagaimana jika aku memandumu mengelilingi Marianthe?" Tawar Balsami."Itu terdengar menyenangkan." Sahut Kael mengikuti langkah Balsami.Sementara Lacmi sudah diserahkan pada kenalan Balsami yang membawa anak itu pergi, meskipun awalnya meronta tapi setelah diancam dengan iming-iming Ibunya akan marah—Lacmi langsung diam dan menurut untuk pulang."Sepertinya rumah kalian menyenangkan dan ramai karena kehadiran Lacmi di sana." Komentar Kael menaiki perahu yang Balsami sewa.Penyewa memberikan setengah harga pada Balsami karena dia penduduk lokal dan terlihat akrab. "Iya, aku bersyukur soal itu. Meakipun anak itu kadang nakal dan tidak mendengar ucapanku, tapi dia tetap menganggapku Ayahnya dan merengek setiap hari. Aku senang Lacmi bergantung padaku tanpa ragu." Ujar Balsami mengulum senyum dan ikut menaiki perahu.Kening Ka

  • Lahirnya Kultivator Dewa Samudra   55. Siapa?

    "Kau akan pergi kemana?" Tanya Pollux saat Kael berlari melewatinya yang duduk di atas gelondongan kayu tepi pantai."Biarkan aku jalan-jalan untuk melihat negara ini!" Teriak Kael menoleh sekilas sambil melambai.Pollux menatap punggung Kael yang menjauh sebelum mengulum senyum dengan sorot mata bangga."Kau sudah sangat kuat sekarang, Pangeran."...Langkah Kael memelan saat memasuki pelabuhan yang dipenuhi kapal-kapal besar dan berbagai muatan. Yang menarik perhatian Kael adalah semua warga asli Marianthe mempunyai tanda tetesan air di bagian tubuhnya.Kael banyak mengambil napas dalam sebelum menghembuskannya dengan perasaan lega. Udaranya lembab dan sejuk, tidak panas sama sekali meskipun matahari bersinar terang.Setelah dari pelabuhan, dia masuk bagian pasar. Disini jalanan tidak berfungsi, diganti dengan aliran air seperti sungai kecil yang berlaku sebagai jalan. Mata Kael berbinar saat mereka menaiki perahu sebagai sarana transportasi."Mereka mengendarai perahu dengan arus a

  • Lahirnya Kultivator Dewa Samudra   54. Ancaman

    "Ada apa?" Tanya Kael dengan jantung bergemuruh, menunggu kalimat keluar dari bibir Pollux yang berwajah serius."Kapan kau akan menemui Sekte Black Ocean, apakah setelah resmi menjadi kultivator level 3 atau level 4?"Kael merenung sebelum menyahut. "Bagaimana menurutmu, guru? Jika pilihanku sendiri, aku lebih memilih setelah menjadi kultivator level 4.""Alasannya?" Tanya Pollux."Di dalam sekte Black Ocean pasti terdapat banyak kultivator level tinggi yang kuat dan berbakat, aku tidak ingin mengecewakan kalian yang sudah membantuku melarikan diri dari eksekusi dan menawarkan bantuan. Maka dari itu aku ingin menjadi kuat, alasan lainnya adalah untuk diriku sendiri. Aku ingin kuat untuk bisa menggapai tangan orang yang butuh bantuan, untuk menggulingkan tahta Kaisar Plagius ... aku butuh kekuatan besar. Hanya itu alasannya." Jawab Kael tegas dengan sorot mata determinasi.Pollux menatapnya lamat sebelum mengangguk mengerti."Itu bukan keputusan yang buruk." Tukas Pollux melempar tusu

  • Lahirnya Kultivator Dewa Samudra   53. Negara kultivator laut

    Setelah memerintahkan monster belut listriknya untuk pergi, Kael menoleh pada Pollux."Ada apa?" Tanya Kael saat menemukan raut wajahnya yang gelisah dengan kening mengerut."Pangeran, bagaimana caramu mengendalikan monster laut tingkat menengah? Kemampuan itu harusnya bisa dilakukan saat kau mencapai kultivator laut level 4. Tapi tahap akhir level 3 saja kau belum selesai." Tukas Pollux."Ah—itu, aku ...,""Jangan-jangan ... apa kau menelan informasi lautan lagi?" Tanya Pollux.Kael menggangguk kaku, menatap khawatir. "Apa kau marah?"Pollux termenung sebelum menggeleng pelan dan menghembuskan napas panjang."Aku tidak marah." Jawab Pollux melipat tangan di depan dada. "Guru mana yang marah saat melihat muridnya adalah seorang genius yang dipilih lautan?"Kael sontak mengulum senyum malu dan berdehem canggung akan pujian itu."Aku hanya khawatir."Senyum Kael luntur saat melihat raut wajah Pollux mengeras. Sebenarnya ada apa? Kael tidak dapat membaca atau sekedar menebak apa yang dik

  • Lahirnya Kultivator Dewa Samudra   52. Di luar dugaan

    Napas Kael terkesiap dengan jantung mencelos saat mendapati ribuan taring dari mulut yang terbuka lebar.Dua cahaya merah barusan berasal dari mata sang monster laut. Tubuhnya hampir setinggi sepuluh meter dengan bobot tang terlihat ribuan ton. Itu adalah belut listrik versi monster.Apakah Kael berhenti? Inginnya begitu namun yang terjadi malah Kael mencoba menelusuri informasi lautan itu lebih jauh sampai,Mata Kael terbuka dengan napas memburu. Informasi lautannya berhenti.Dia terbatuk dan tersedak darahnya sendiri sebelum mengerang memgang kepalanya yang serasa pecah dengan mata berkunang-kunang. Ini adalah konsekuensi yang harus Kael terima karena telah melahap informasi lautan.Lagi.Semburat-semburat darah mengambang di dalam lautan.Setelah sekian lama mengerang dalam kesakitannya, Kael menetralkan napas yang berangsur-angsur lega.Setelah memperbaiki dan menyamakan frekuensi esensi laut ditubuhnya dengan laut sekitar, kumpulan gurita kecil keluar dari pasir dan batu karang t

  • Lahirnya Kultivator Dewa Samudra   51. Mengendalikan

    Kael meronta dan mendesis, meskipun napasnya aman, tapi tetap saja kerongkongannya terasa perih tergerus ais asin yang mengalir memenuhi paru-paru dan membuat perutnya kembung.Sekelompok gurita kecil melilit tangan dan kaki Kael dengan tentakel mereka—menekan kulitnya dengan gelenyar aneh namun perih serasa kulitnya akan robek.Sementara mahluk air kecil masuk ke tenggorokan bersama air lalu menempel di saluran pernapasan dan menggerogotinya.Kawanan ikan mendorong dengan sirip dan ekor, menampar tubuh Kael sampai dagingnya tersayat membuat darah keluar. Bibir Kael mengerang saat lukanya semakin perih di dalam air asin.Tangan Kael sudah terangkat, hendak menyerang balik namun terhenti. Tubuhnya membeku dengan kening mengerut saat menyadari sesuatu.Jika Kael menyerang, mereka akan semakin ganas dalam mempertahankan diri. Kael jadi memejam mata dan menghembuskan napas panjang. Dia menetralkan jantungnya yang berdebar dan napas yang memburu.Kael kembali bermeditasi di sela mahluk-mah

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status