Share

Bab 24. KENA BATUNYA

Penulis: MN Rohmadi
last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-19 21:30:14

Bab 24. KENA BATUNYA

Sementara itu Jaka Tole dan nimas Ayunina saat sedang sedang berbicara dengan pelayan untuk memesan makanan, sehingga tidak terlalu memperhatikan meja yang diduduki Raden Ontoseno.

Tiba-tiba ketenangan mereka dikejutkan oleh kedatangan seorang pria yang memakai pakaian serba hitam.

“Permisi, maaf nimas, saya mendapatkan perintah dari Raden Ontoseno untuk mengundang anda,” kata pria yang diperintah Raden Ontoseno dengan sopan menyapa nimas Ayunina.

Ekspresi wajah nimas Ayunina seketika menjadi buruk ketika mendengar perkataan pria berpakaian serba hitam ini, meskipun dia menyampaikan pesan itu dengan sopan.

Dia segera menoleh ke arah yang ditunjuk pria berpakaian serba hitam ini, seketika ekspresi wajahnya menjadi buruk.

Demikian juga dengan Jaka Tole, dia juga mengikuti arah yang ditunjuk pria itu. Di mejanya, terlihat Raden Ontoseno melambaikan tangan kearah nimas Ayunina sambil tersenyum.

Meskipun undangan in
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Lahirnya Legenda Ksatria Abadi   Bab 32. MENGHUKUM PENGHALANG

    Bab 32. MENGHUKUM PENGHALANG Disusul dengan munculnya puluhan pria berpakaian serba hitam di sekeliling mereka, dengan menampakkan wajah-wajah penuh dengan keangkaramurkaan. Hieee…. Kuda mereka berteriak kencang, bahkan kuda yang dinaiki nimas Ayunina sampai mengangkat kaki depannya, saking terkejutnya ketika tiba-tiba tali kekang ditahan dan dipaksa untuk berhenti. “Hati-hati!” teriak Jaka Tole yang melihat kuda tunggangan nimas Ayunina mengangkat kaki depannya tinggi-tinggi. Untungnya nimas Ayunina merupakan penunggang kuda yang baik, dia segera menjepit perut kuda dengan kedua kakinya sambil memeluk leher kuda, agar tidak sampai terjatuh. “Siapa kalian? Kenapa kalian menghadang perjalanan kami,” kata Jaka Tole sambil memandang orang-orang yang menghadang perjalanannya. Ekspresi wajah Jaka Tole sama sekali tidak memperlihatkan rasa takut, melihat mereka dikepung puluhan pria dengan tampang sangar. “Kalian tidak diijin

  • Lahirnya Legenda Ksatria Abadi   Bab 31. MENGHABISI TANPA SISA

    Bab 31. MENGHABISI TANPA SISA Darah seketika mengucur dari leher Raden Ontoseno yang baru saja berpisah dengan kepalanya. Demikian juga dengan darah dari leher pendekar Kelabang Geni, mereka berdua seperti hewan kurban yang disembelih. Tubuh Jaka Tole tiba-tiba saja melesat dengan sangat cepat menggendong nimas Ayunina yang sedang terbaring diatas tempat tidur. Mengapa Jaka Tole bergegas mengambil tubuh nimas Ayunina, tentu saja setelah dia melihat darah di leher Raden Ontoseno akan mengenai tempat tidur dimana nimas Ayunina berada. Gerakan Jaka Tole seperti kilat saking cepatnya, kurang dari sepersekian detik, tubuhnya sudah berhasil menyelamatkan tubuh nimas Ayunina yang akan terkena guyuran dari leher Raden Ontoseno. Sambil menggendong tubuh nimas Ayunina, sudut mata Jaka Tole seketika tertuju pada peti hitam yang tergeletak di sudut kamar. “Hmmm… sepertinya peti itu tempat penyimpanan uang pejabat korup ini. Baiklah sebaiknya peti ini saya si

  • Lahirnya Legenda Ksatria Abadi   Bab 30. KEMATIAN RADEN ONTOSENO

    Bab 30. KEMATIAN RADEN ONTOSENO “Adik…” teriak rekan pendekar Kelabang Geni yang perutnya dirobek senjatanya sendiri. “Kakak… tolong balaskan dendam saya… saya… saya tidak kuat lagi… huek…” dengan suara terbata-bata menahan sakit serta dengan mengeluarkan sisa-sisa tenaganya dia berusaha memberi pesan terakhir, hingga akhirnya dari mulutnya memuntahkan darah segar yang sangat banyak dan nyawanya seketika meninggalkan raganya. “Adik… sadarlah… adik sadarlah…” dengan suara gemetar pendekar Kelabang Geni yang masih hidup berteriak mencoba menyadarkan rekannya dengan perasaan hancur dan rasa tidak percaya menghantui pikirannya. Mana mungkin dia percaya, sudah sekian lama mereka berkumpul dan menjalankan tugas dari Padepokan selalu bersama-sama, kini harus berpisah dengan begitu mengenaskan. Sementara itu Jaka Tole tampak berdiri santai di depannya sambil memainkan Celurit di tangannya, mengagumi ketajaman bilahnya. “Ternyata senjata ini sangat ta

  • Lahirnya Legenda Ksatria Abadi   Bab 29. PENDEKAR KELABANG GENI

    Bab 29. PENDEKAR KELABANG GENI “Kurang ajar! Kamu mau menjadi pemberontak?” geram Raden Ontoseno dengan suara bergetar antara terkejut dan ketakutan dan serta amarah bercampur menjadi satu. “Berontak? Ha ha ha ha… sepertinya kamu terlalu lama dibuai dalam kekuasaan, apa kamu tahu kesalahan yang sudah kamu lakukan?” kata Jaka Tole yang balas menyindir Raden Ontoseno, alih-alih takut dengan gertakan nya. “Kurang ajar, kamu benar-benar mencari mati. Saya berhak menghukum mati dirimu yang berani melawan pejabat kerajaan!” kata Raden Ontoseno yang segera mengambil keris yang terselip di punggungnya. Kemudian dengan sekuat tenaga dia menusukkan ujung kerisnya kearah Jaka Tole, dengan kekuatannya yang sudah mencapai level pendekar adipati tingkat madya, angin berhembus tajam ketika keris di tangannya melesat. Akan tetapi, sepertinya Raden Ontoseno saat ini sedang terkena batunya. Mana mungkin pendekar level adipati bisa mengalahkan seorang pendekar level

  • Lahirnya Legenda Ksatria Abadi   Bab 28. MENYELAMATKAN NIMAS AYUNINA

    Bab 28. MENYELAMATKAN NIMAS AYUNINA Sementara itu Jaka Tole yang berada di atas atap, warna wajahnya sudah menggelap setelah tahu siapa dalang dari penculikan ini. Apalagi saat melihat nimas Ayunina dibawa kedalam kamar, tentu saja Jaka Tole tahu apa yang akan dilakukan Raden Ontoseno. Brak…! Terdengar suara genteng yang hancur, dan sesosok tubuh meluncur turun tepat di dalam kamar Raden Ontoseno. Pemandangan ini tentu saja mengejutkan Raden Ontoseno yang baru saja meletakkan tubuh nimas Ayunina diatas tempat tidur. “Siapa kamu?” bentak Raden Ontoseno sambil memperhatikan orang yang baru saja turun dari atap kamarnya. Maklumlah suasana di dalam kamar cahayanya temaram, sehingga Raden Ontoseno tidak bisa melihat dengan jelas wajah Jaka Tole. “Kamu tidak perlu tahu siapa saya, yang jelas saya adalah orang yang akan memberi hukuman kepada orang seperti kamu,” kata Jaka Tole yang segera saja melayangkan tamparan ke arah wajah Ra

  • Lahirnya Legenda Ksatria Abadi   Bab 27. NIMAS AYUNINA DI CULIK

    Bab 27. NIMAS AYUNINA DI CULIK Sosok Jaka Tole sudah menghilang keatas atap rumah penginapan, begitu melihat ada dua orang asing yang berani memasuki kamar nimas Ayunina. Bagi Jaka Tole yang sudah mencapai level pendekar tingkat Kaisar, menghilang dengan kecepatan ilmu formasi teleportasinya, sangatlah mudah. Sebenarnya Ajian Lipat Bumi, digunakan untuk berpindah atau berteleportasi dari satu tempat ke tempat lain yang jaraknya jauh atau puluhan maupun ratusan kilometer. Akan tetapi berbeda dengan Jaka Tole, yang menggunakan Ajian formasi teleportasi tingkat tinggi ini hanya untuk berpindah di jarak sepuluh meter saja. Tentu saja, apa yang dilakukan Jaka Tole seperti menyia-nyiakan Ajian tingkat tinggi ini. Akan tetapi tentu saja Jaka Tole tidak peduli, yang ada dalam pikirannya, dia bisa berpindah tempat dengan cepat dan tanpa diketahui siapapun. Dan yang lebih penting, kepindahannya tidak merusak bangunan atau benda yang dilew

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status