Bab 1. PEMBANTAIAN DI KAMPUNG WARU “Lari, Jaka! Jangan lihat ke belakang!” suara Nyai Padmi seorang wanita berusia tiga puluh tahunan yang masih tampak cantik, pecah di antara riuh jeritan warga dan gemeretak rumah yang dilalap api. Namun kaki Jaka Tole membeku. Di hadapannya, ayahnya atau Ki Rayaksa berlutut dengan kedua tangan terikat, wajahnya berlumuran darah, tapi matanya tetap menatap tajam ke arah Warok Suromenggolo yang berdiri tegak seperti bayangan maut. Sementara ibunya disekap di samping ayahnya, seperti mangsa yang siap dihabisi kapan saja. Pendekar golongan hitam itu mengayunkan golok panjangnya, mata baja senjata itu memantulkan nyala api yang menari liar. “Kampung ini berani menolak upetiku,” desisnya dingin. “Maka biarlah semua jadi milikku, dan kalian mati sebagai contoh.” Nyai Padmi menatap Warok Suromenggolo, tubuhnya bergetar namun sorot matanya tak gentar. “Kau boleh bunuh kami, Suromenggolo… tapi jangan s
Last Updated : 2025-10-02 Read more