Share

Tiara dan Keanu

BUGGG ...

Buset deh, aku udah di timpuk pake buku dongeng yang ada di atas meja samping tempat tidur. Biasanya kalo sebelum si kembar bobo, aku mendongeng dulu, walau pun masih kecil dan tidak mengerti, tapi bagus untuk perkembangan mereka. 

"Huss rakus pisan kamu teh. Emang belum puas tadi malem, Hah? Jatah anak sendiri di embat ckckck ini, Nih, INI! CONTOH BAPAK YANG TIDAK BAIK!"

"Hehe becanda sayang, maafin papa ya dek" aku mengelus pipi anak cewekah yang lagi nyusu, anteng banget. Tidak seperti si laki, kalo lagi nyusu grasak-grusuknya minta ampun. Prediksi seorang bapak, sepertinya dia sudah besar akan menjadi dancer.

Ketika si cewe tertidur, aku dan lili membaringkan diri di sebelah si laku yang udah tidur tenang. Jujur ya, si laki kalo lagi tidur damage nya nambah.

Mereka berdua tidur pulas diantara kami. Aku tidak bisa pegang-pegang atau ngemut susu. Ah, mereka masih kecil udah berani menghalangi bapaknya. Sangat tidak memahami situasi, cacingku berdiri tanpa aba-aba dan ingin kabur memasuki kandang hangat, tetapi aku harus sabar gara-gara tuyul dua ini. Aku sudah beberapa jam tidak berbuka

Tanganku dan lili terus-menerus menepuk pantat si kembar. Jika tidak, mungkin mereka akan menarik napas untuk persiapan seriosa atau paduan suara. Sombong sekali, nih, bocah. Kecil-kecil sudah battle seriosa dengan kembarannya sendiri

Jika mereka paduan suara LAGI, aku akan membuatkan album. Enak'kan bisa dapat uang dari hasil tangis anak

***

Acara akikah ...

Di hari ke tujuh anakku lahir, aku mengadakan acara akikah. Yang tentu nya di hadiri oleh orangtua ku dan juga orang tua istri, aku dan lili beserta anak-anak kembar, juga tidak ketinggalan anak-anak yatim piatu yang menghiasi ruang tamuku sekarang. Yang sengaja aku undang. Acaranya berjalan lancar, aku dan bapak mertuaku tidak seperti biasanya, tidak berantem atau mengjulid satu sama lain.

Anak pertama ku yang berjenis kelamin perempuan, aku kasih nama Tiara nursyifa liandro. Penggabungan antara namaku dan lili. Di bagian NUrsyifa itu tercantum namaku Nunu, Dibagikan LIandro itu nama keluargaku dan juga ada nama Lili. Jika difikir-fikir kita itu seperti anak alay saja. Tapi tak apa, di keturunan ku harus tercantum nama kebanggan pahlawan mereka, ayah dan ibunya.

Sedangkan anak lelakiku, aku beri nama Keanu Liandro. Tidak diperlukan untuk dijelaskan lagi'kan? Udah jelas ada nama Nunu dan Lili disana.

Setelah acara selesai. Aku dan keluarga menatap anak-anakku yang lucunya Masya Allah. Anakku cakep cakep ya. Kamu akan menjadi primadona komplek rumah kita, Nak.

Tiara anteng banget ngemutin jarinya, kakinya terdiam santuy. Tidak seperti anakku yang laki-laki, keanu. Kakinya menendang Tiara, anak kualat kami Keanu. Masih kecil sudah main kekerasan dalam hubungan adik kaka. Atau disingkat jadi (KDHAK)

Rasanya senang sekali.melihat keluargaku tersenyum senang, aku jadi ingin membuat anak tiap tahun. Agar selalu mendengar tangisan bayi di rumahku.

Tidak terasa, nih, hari sudah malam saja. Orangtua kami sudah bersiap akan pulang kerumahnya masing-masing. Meninggalkan kita berempat.

04.00

Oekkkkkk oekkkkkk oekkkkkk

Nah, loh si kembar terbangun, jangan tanya siapa yang mulai nangis duluan. Ngebangunin saudaranya. Itu tuh si anu pelaku utama dan menjadi terdakwa. Gara-gara tangisan dia yang kencang sama seperti suara sepuluh toa. Si Tiara juga ikut nangis, mungkin karena kaget dengan suara saudaranya

"Li ini nangis lagi."

"Apa sayang" ucap lili malas yang masih enak-enak tidur, padahal anak nya nangis kejer

Aku meraba bagian bawah tiara, kering. Tanganku berpindah ke bagian bawah keanu atau biasa aku sebut anu, pastes banget. Si anu bocah  biang kerok ini mah namanya, dia buang air besar paket ga bilang-bilang

"Si anu eek li." Ucapku sembari mengguncangkan tubuhnya pelan

"Yaudah bersihin lah,  masa mau di biarin tai anak nya kering di situ? Jijik dong"

Dasar, istri durhaka. Enak sekali nyuruh-nyuruh suami dengan entengnya tanpa merasa bersalah, apa dia tidak tahu kalo itu bisa aja jadi dosa?. Aku mengambil  tisu basah, mengelap bagian bawah anu dan juga pantatnya. Entah kenapa muncul ide jahil dari kepalaku, aku membangunkan lili untuk memberi sesuatu yang sangat berharga.

"Li, bangun Li"

"Kenapa lagi Ni?" lili membuka matanya perlahan sambil mengucek-ngucek matanya yang masih ngantuk

"Sayang aku punya coklat. Kamu mau ga?"

Aku berusaha keras mencoba menahan tawa. Mata lili seketika langsung nge-jreng, nih, istriku kalo soal makanan cepat sekali seperti pengemudi motor yang sedang menjalankan kecepatan 100km/jam

" Mana, mana? Sayang emang ada? Tau aja kalo aku lagi laper" lili udah  mengulurkan tangannya sembari membuka kepalan  tangannya lebar-lebar

"Ini nih coklat, produksi PT anu-anuan" ucapku di selingi tawa terbahak

Aku memberikan popok penuh eek si anu ke tangan lili.

Kebayangkan ekspresi istriku gimana. Masang muka cengo, seperti orang b'loon

"DASAR UPIL GAJAH CAP KAKI SINGA!" Ucap lili seperti mengintimidasi. Bagaimana tidak, lili  berharap mendapat coklat dengan rasa paling enak malah dikasih popok isi eek anu, yang pada akhirnya dibuang ke tempat sampah yang sudah dipersiapkan di bawah tempat tidur. Untuk jaga-jaga saja.

"Makanya kalo suami lagi ngurusin anak tuh ya bantuin bukan-nya molor kerjanya"

Aku mengambil popok baru untuk anu dan sekali lagi mengelap pantat anu dengan tisu basah merek bayiku dengan varian anti septic, agar benar-benar bersih. Tidak meninggalkan keras di area pantat sana.

Dutttttttt

Hoalah, ini anak satu benar-benar tidak sopan. Masa dia ngentutin bapaknya sendiri. Sungguh,, bukan main, kentut  dia bau! Sedangkan lili hanya tertawa terbahak melihat anakku seperti itu.

" Makanya jadi suami itu jangan ngerjain istrinya, duh makasih anu sayang." Ucap lili

Sudah beres menggantikan popok anakku yang bernama Keanu Liandro itu langsung tidur dengan pulas tanpa berucap 'terima kasih papa'

05.00

Oekkkkkk oekkkkkk oekkkkkk

Apa lagi ini, ya lord. Aku ingin tidur dengan pulas, sehari saja. Masa tidak bisa? Cepat-cepat gede, deh, kalian berdua ya. Supaya papa bisa tidur pulas tanpa ada gangguan.

Wah, wah kualat, nih, bapak sama anaknya. Huhu

Bentar, kali ini bukan si biang kerok yang nangis tapi si cantik nan kalem putrinya aku ini, neng tiara. Dia udah nangis gara gara pipi-nya udah di isep isep sama si anu, geli kali ya. Kirain aku, si anu kali ini kalem nyata-nya kagak. Emang nih bocah satu kerjaannya terus-menerus membuat papanya darah tinggi doang. Pengen rasanya ngomong kasar! Masih kecil sudah seperti ini apalagi nanti jika sudah besar. Mau seperti apa, struk aku lama-lama.

Besok-besok aku mau beliin dia freezer dam dot Segede gaban. Supaya anu tidak rewel minta susu terus, tidak apa-apa aku ridho dan ikhlas kalo harus disuruh meres susu lili seharian full. Keuntungannya kan enak di aku, enak sekalian olahraga jari. Baguskan, supaya tidak tegang.

Akhirnya aku menggendong si anu, nimang-nimang dia supaya tidak menangis. Sungguh, rasanya ingin mengumpat dan mengeluarkan sumpah serapah. Sayang, dia anak aku. Dia semakin menangis keras dan nyusup-nyusup ke Teteku yang tepos—eh, maksudku datar ini.

Disini aku mendapatkan tugas yang lumayan ribet, sedangkan lili hanya enak-enakan bikin pulau di bantal. Pulau raja Ampat sepertinya kalah. 

"Lili bangun atuh, ga enak sama pembaca. Kamu mau di anggap istri durhaka sama pembaca?"

Lili malah nyengir, nunjukin gigi yang penuh  jigong nya itu. Seperti tidak punya dosa sama sekali  "iya sayang, besok besok aja ya aku rajin-nya. Sekarang aku ngantuk yang."

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status