Share

3

Author: Gleoriud
last update Last Updated: 2022-08-11 20:16:36

"Apa yang kau rasakan?" Begitu polos dan naifnya pertanyaan yang dilontarkan oleh Bulan.

Apa yang James rasakan? Tidak ada, dia hanya kaget dengan keberanian istrinya itu. Tanpa bisa ditahan, dia mendorong bahu Bulan agar menjauhinya. Bulan menatapnya kebingungan, serentak dengan rasa malu dan penyesalan.

"Jangan lagi lakukan itu," ujar James dingin. Wajahnya terlihat kesal."Aku tidak menyukainya, kau mengerti?"

Bibir Bulan bergetar, mata beningnya berkaca-kaca. Rasa malu sama besar dengan rasa sakit yang tak mampu dijelaskan. Dia tau pasti James tak menyukainya, tapi alangkah sakitnya saat langsung ditolak. Itu ciuman pertamanya, dia tak pernah menyentuh atau pun disentuh oleh laki-laki selama ini, dan saat ini, malah dia dianggap seperti kotoran yang menjijikkan, bahkan James menghapus bibirnya sendiri dengan kasar. Seolah jijik dengan sentuhan itu.

"Ma ... Maaf!" Suara Bulan bergetar, bahkan dia merasa tubuhnya menggigil karena cemas.

"Aku telah berikan semua fasilitas dan materi sangat banyak padamu. Lakukan apa pun yang kau suka, dengan satu syarat, jangan menyentuhku!" James mengetatkan rahangnya, lalu pergi tanpa permisi pergi meninggalkan Bulan.

Bulan menekan dadanya yang sakit. Sangat sakit, seakan ada pisau yang menancap di sana, menghancurkan hatinya dan berdarah. Bulan melepaskan tangisnya sendiri, menutup matanya dengan ke dua belah tangannya.

***

Mata kosongnya menatap lurus ke luar kaca jendela besar yang ada di depannya. Sambil menghisap rokoknya dalam. Seseorang yang tak kalah gagah dengannya menatapnya gusar. Pria berambut gondrong, dengan tubuh kurus dan berkulit putih pucat. Dia memakai baju kaus polo dan celana jins selutut.

"Honey, aku tau ada yang tengah menganggu pikiranmu. Bicaralah! Aku akan mendengarkan, dan ini, benda ini tak boleh lagi menjadi pelampiasanmu." Laki-laki dengan ukuran tubuh lebih pendek dari James merebut begitu saja rokok yang baru dihisap pria itu.

"Bertengkar lagi dengan istrimu?"

"Jika aku jelaskan kau pasti takkan menyukainya, Riyan."

"Ada apa? Apa dia bertingkah kasar?"

"Dia menciumku."

Mata Riyan melebar, bahkan dia mengepalkan tangannya karena marah dan cemburu.

"Sudah kubilang, wanita dengan wajah polosnya, hanya akan menipu dirimu. Seharusnya kau tak menikah dengannya."

"Riyan, please! Jangan mulai lagi, aku sudah jelaskan semua dari awal, ini hanya sementara."

"Sampai kapan?" Suara Riyan meninggi. "Apakah aku harus menunggu sampai dia membawamu tidur bersama."

"Riyan!" James mengacak rambutnya, meminta pengertian pada kekasihnya itu. "Aku sudah cukup pusing dengan masalah ini, jangan membuat kepalaku makin sakit. Aku ke sini untuk menenangkan diri, apa kau bisa mengerti?"

Wajah Riyan melunak. Lalu dia bangkit, dan menumpukan dagunya ke bahu kekar James.

"Tinggallah di sini! Kau butuh istirahat dan kehadiranku."

"Aku tak bisa, Riyan."

"Hanya malam ini saja."

"Maaf! Aku benar-benar tak ingin berurusan dengan ayahku. Kau mengerti kan?" James menangkup pipi Riyan.

"Seharusnya kita menikah saja,"

"Kau tau pasti, itu takkan terjadi selagi orangtuaku masih hidup."

Riyan menunduk sedih.

"Sampai kapan aku harus menunggumu, Honey?"

"Tunggulah sebentar lagi, sampai dia sendiri yang ingin melepaskan diri."

Riyan hanya mengangguk pasrah, sifat itu lah yang sangat disukai James dari Riyan, kekasihnya itu penurut dan perhatian. James menyayanginya,

Tapi rasa itu belum bisa dikategorikan cinta, hatinya masih masih sakit oleh cinta masa lalu yang tak terbalas.

"Aku harus pulang!" kata James tiba-tiba.

"Apa? Bahkan kau di sini belum satu jam." Riyan protes. "Aku masih ingin bersamamu."

"Riyan, hubungan kita tidak mudah, ada banyak mata-mata di sekelilingku yang diutus oleh ayahku, jika sampai hubungan kita ketahuan, yang akan dihancurkan bukan hanya aku, tapi kau juga. Dia bukan orang yang pemaaf." James mengatakan apa adanya. Orang yang ditakuti oleh James, siapa lagi kalau bukan ayahnya.

"Sampai kapan aku harus bersembunyi di sini?" Wajah tirus itu memelas, pandangan matanya terlihat putus asa.

"Riyan, bersabarlah! Semua akan baik-baik saja jika kita lebih berhati-hati. Aku butuh dukungan dan kesabaranmu. Oke?"

"Baiklah!"

"Nah! Begitu, terimakasih."

Riyan menengguk, dia mengunci pandangan James, ketika jarak hanya tinggal satu senti James malah memalingkan wajahnya.

"Kau menolak lagi!" Riyan kecewa.

"Ada saatnya, tapi bukan sekarang." James menepuk kecil pipi Riyan. "Aku pergi, jaga dirimu. Jika kau perlu seseuatu, jangan sungkan meminta padaku."

Riyan mengangguk lemah. Kemudian, James memungut helmnya, membawa motor besar itu dengan kecepatan tinggi.

Salah satu fakta, dia tak suka siapapun menciumnya. Hal itu yang membuat dia kesal dengan Bulan. Sebenarnya, James merasa tidak tega pada wanita itu, dia sempat melihat air mata sudah menganak di pelupuk matanya. Namun, dia tak ingin memulai, tak ingin memulai atau mencoba untuk menjalin hubungan dengan Bulan. Wanita itu terlalu baik untuk pria brengsek sepertinya, sedangkan harapan Bulan hanya akan memberikan rasa kecewa, karena dia tak mungkin mencintai wanita itu.

Satu jam berkendara, James sampai di  apartemen miliknya, pintu rumah terbuka sedikit. James masuk dengan langkah pelan, menyisir seluruh ruangan, tapi tak ada Bulan di sana.

Dia berjalan ke arah kamar, membuka kamar wanita itu sambil menjulurkan kepalanya di sana.

Tiba-tiba mata James terbuka, bulan terkapar di atas lantai, dengan masih memegang sisir di tangannya, rambutnya masih basah, wajahnya pucat seperti mayat.

"Bulan?" James masuk lalu merengkuh wanita.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Eneng Dliyyuen
ceritanya selalu menarik
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Laki-laki Selingkuhan Suamiku   35

    Tujuh tahun kemudianBulan kerepotan di dapur menggendong anak keduanya yang tak mau ditaruh. Anak pertamanya yang berusia lima tahun, sedang mempersiapkan dirinya untuk ke sekolah. Ini hari pertama baginya, dia begitu antusias saat mengetahui akan bertemu teman-teman baru."Menyisir rambut itu, bukan begitu caranya," kata James pada putranya. Anak laki-laki itu amat mirip dengan Bulan. Sedangkan anak kedua mereka yang berusia satu tahun berjenis kelamin perempuan dan tak mau lepas dari gendongan Bulan malah mirip dengan James."Apakah masih lama, James? Aku tak bisa bekerja sambil menggendong anak," seru Bulan dari arah dapur."Sebentar," sahut James bergegas merapikan dasi putranya.Dia mengambil gadis kecil itu dari gendongan Bulan, sedangkan Bulan dengan cekatan meletakkan beberapa porsi nasi goreng di atas meja makan.James sudah rapi dengan stelan jasnya, sejak dia sembuh, dia sudah mulai bekerja di perusahaan keluarganya, sedangkan Bulan membuka toko kue yang tak jauh dari ruma

  • Laki-laki Selingkuhan Suamiku   34

    Setiap orang memiliki impian yang berbeda-beda. Semua pasti memiliki alasan kenapa mereka menginginkan sesuatu untuk hidup mereka. Salah satunya Riyan, mimpinya adalah James, pria sempurna yang memberinya apa saja. Uang, perhatian, kasih sayang dan masa depan. Baginya, James adalah pria yang sempurna, pria tampan yang membuat laki-laki yang memiliki kecendrungan berbeda sepertinya tergila-gila. James bagaikan air di tengah rasa dahaga, dia memberikan apa pun yang diminta oleh orang yang disayanginya. Riyan telah bermimpi, akan menghabiskan sisa hidupnya dengan James. Namun, semuanya gagal karena wanita itu.Saat James berpaling, dia sangat marah, dia lebih memilih melenyapkan James dari pada melihatnya jatuh ke tangan orang lain. Jika James tak bisa menjadi miliknya, maka orang lain juga sama. "Jawab! Apa kau menyesal telah menganiayanya?" tanya papa James geram, dalam kurun waktu dua puluh empat jam, Riyan berhasil ditangkap, saat dia mencoba melarikan diri ke luar kota. Papa James

  • Laki-laki Selingkuhan Suamiku   33

    Dia berusaha membuka matanya, mengabaikan rasa sakit di segala sendi tubuhnya. Hal pertama yang dilihatnya adalah langit-langit bewarna putih, kemudian bau obat yang sangat menyengat. Serta suara derap langkah yang tak begitu jauh."Syukurlah, kamu sudah sadar."Sebuah suara menyentak James. James berusaha mengingat, bagaimana sulitnya dia menyeret kakinya ke jalan raya, saat dia hampir saja sampai dia malah terguling dan tak sadarkan diri. James pikir, dia sudah mati.James melirik suara yang berasal di sampingnya. Seorang wanita muda berusia kira-kira pertengahan dua puluhan, melepaskan nafas lega. Dia memakai baju kaus bewarna putih dan celana jins panjang, rambutnya sebahu dan berkulit hitam manis."Aku Jane, aku yang menemukanmu tergeletak di jalan raya, dan aku langsung membawamu ke sini. Tunggu, aku panggilkan dokter dulu." Wanita itu bangkit.James berpikir, orang tuanya dan Bulan harus tau bahwa dia masih hidup. Bulan, Bulan istrinya, apa kabar wanita itu saat ini? Dia telah

  • Laki-laki Selingkuhan Suamiku   32

    James pura-pura tidur saat derap langkah semakin mendekat ke pintu baja itu. Derap langkah yang sudah dihafalnya di luar kepala. Ini entah pagi ke berapa, entah hari apa, dia sama sekali tidak tau, yang dia tau, jika terus berada di sini, sebentar lagi dia akan menjadi mayat.Dia tau, ini jadwal makannya. Setelah tiga hari, baru dia diperbolehkan memakan nasi. Sebuah siksaan yang lebih berat daripada pukulan, adalah menahan lapar, sangat mengerikan melawan bunyi perut yang terus saja minta diisi. Dia sudah hafal betul, apa saja rentetan kegiatan yang akan dilakukan Riyan padanya. Memaksa makan, memberi suntikan, dan meminta maaf. Jika James menolak, pria itu akan meradang dan murka. Riyan adalah sosok yang sangat tak masuk akal, berulangkali dia mengatakan bahwa dia mencintainya, tapi dia malah memperlakukannya bagaikan Sandra dan dibunuh perlahan-lahan. James sudah merenung selama satu malam, mungkin dia perlu merubah taktik, membangkang pada Riyan takkan pernah membuatnya berhasil

  • Laki-laki Selingkuhan Suamiku   31

    "Ayo, Bulan! Makanlah!" kata mamanya berusaha menyentak lamunan Bulan. Wanita cantik yang telah kurus itu menggeleng. Dia seperti mayat yang tak memiliki semangat hidup. Tatapannya kosong, dia bahkan tak bicara selama beberapa hari, mamanya hanya bisa menahan tangis, dan memohon doa pada sang Kuasa agar putri satu-satunya itu kembali seperti semula.Banyak hal yang terjadi dalam beberapa bulan ini, tapi semuanya kejadian yang menyedihkan. Bulan tak mau dirawat di rumah sakit karena James tak kunjung datang. Padahal dia masih dalam masa pengobatan, penyakit Anemia aplastik yang dideritanya cukup parah.Sejak tak kembalinya James, Bulan seakan kehilangan gairah hidup. Dia menghabiskan waktu hanya merenung dan menangis.Orangtua mana yang takkan terenyuh dengan kondisi anaknya yang seperti itu, Bulan anak satu-satunya yang diharapkan, dia tak punya saudara. Selama ini mamanya berusaha untuk tegar dan tak mengeluarkan air mata di dekat Bulan. Tapi, saat malam menjelang, mamanya menangis s

  • Laki-laki Selingkuhan Suamiku   30

    Bulan menatap ke pintu keluar ruangan perawatan dengan pandangan menunggu. Beberapa kali ada yang masuk dari sana, mulai dari Dokter, Perawat, orangtuanya serta orangtua James. Tapi, satu orang yang ditunggunya tak kunjung datang, bahkan telah berlalu beberapa jam setelah pria itu pergi dengan wajah marah.Bulan tau dia lemah, selain suka mengambil kesimpulan sendiri, dia juga cepat terpengaruh dengan ucapan orang lain. Termasuk ucapan Riyan yang mengatakan bahwa James hanya kasihan, kasihan padanya yang sekarat. Jika dia tau James akan memberikan reaksi seperti ini, Bulan lebih memilih bungkam dan tak menceritakan tentang kedatangan Riyan.Bulan ingin sehat, pasti, seperti janji James padanya, bahwa mereka akan melanjutkan pernikahan dan memiliki banyak anak. Sebuah janji yang sangat manis dan indah, tak ada yang lebih menggembirakan selain bisa menghabiskan hidup dengan orang yang kita cintai.Pintu terbuka sekali lagi, Bulan berharap Jameslah yang datang, tapi ternyata tidak. Wajah

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status