Share

19. Maafkan Bunda, Nak!

Sesampainya kami di rumah sakit aku langsung berlari ke arah resepsionis, menanyakan di mana putriku di rawat. Setelah mendapatkan informasi, aku dan Mas Arman langsung berjalan menuju ruangan tersebut. Dari kejauhan aku melihat ibuku berbicara dengan seorang Dokter.

"Ibu, bagaimana dengan Naira?" tanyaku, sambil mengatur deru napasku yang tersengal-sengal karena jalan terlalu cepat, bahkan hampir bisa dikatakan setengah berlari.

"Apa kalian berdua adalah orang tua, Naira?" ujar dokter padaku, membuat aku menoleh ke arahnya.

Bukannya Ibu yang menjawab pertanyaanku, justru Dokter yang mengenakan name tag Ibrahim itu yang justru bertanya balik padaku.

"Betul dok, saya Bundanya Naira. Bagaimana keadaan putri saya Dok?" tanyaku.

Dokter Ibrahim menatap aku dan Mas Arman secara bergantian. "Sebenarnya putri kalian tidak sakit, tapi batinnya yang sakit," jawab dokter itu ambigu. Membuatku bingung, apa maksud dari perkataannya.

"Maksud dokter?"

"Maaf, sebe
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status