Share

48. Rasa iri di hati Nina.

Aku melangkah dengan gontai, menahan sesak di dada. Hatiku begitu sakit, Mas Rio dengan tega meninggalkanku di jalanan begitu saja. Benar-benar lelaki kejam!

Semua ini terjadi, berawal dari pertemuanku dengan teman-temanku siang itu.

Sebagai genk sosialita. Kami biasa mengadakan arisan setiap minggunya. Saat sedang mengadakan arisan, temanku Sinta yang sok kaya itu. Baru saja mengatakan jika suaminya baru saja membuka pabrik baru, dengan gaya sombongnya membuatku muak.

"Hay, jenk ... tahu gak sih, aku baru saja di belikan pabrik baru sama suamiku. Katanya sebagai kado ulang tahunku. So sweet banget gak, sih, suamiku itu," ujar Sinta dengan begitu bangganya memamerkan apa yang ia dapat saat itu.

Baru kemaren ia memamerkan hadiah gelang emas yang memenuhi setengah lengannya padaku, sekarang pabrik. Memangnya sekaya apa sih ... suaminya itu?

"Wah ... hebat suami kamu, ya, Sin. Selain tajir, juga romantis. Jadi iri dech, sama kamu!" puji Ambar.

Aku heran wanita satu ini apa tidak masuk
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status