Share

58. Amarah Nina.

"Astagfirullah al'azim, Nina!" teriakku histeris. Kamar yang berantakan. Kasur, bantal serta guling yang tercabik-cabik tak tentu arah dengan isi dakronnya yang bertebaran di lantai. Membuat kamar ini tak ubahnya seperti kapal yang pecah dilanda bom Isra*l.

Namun, yang paling mengerikan lagi dari pada itu adalah, tampilan Nina yang begitu berantakan. Rambut acak-acakan. Wajah yang penuh air mata, tegak berdiri menatap kami nanar, dengan sebuah pisau sedang yang biasa dipakai untuk mengupas buah, ada di genggamannya.

Sebisa mungkin aku bersikap tenang. Menutupi ketakutanku. Walau jantung terasa mau lompat. Aku sangat takut melihat ia yang tak ubahnya seperti orang gila yang sedang mengamuk. Apalagi aku memang fobia terhadap orang gila.

"Apa-apaan ini Nina?" ujar Mas Arman. Ia mencoba mendekati Nina. Sedangkan aku, lebih memilih berjalan ke arah Mama yang sedang berdiri ujung ranjang, sambil menangis.

Aku merangkul Mama dalam pe
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status