Tidak begitu lama Fines dan Conan juga telah sampai dilokasi, pandangan mereka tertuju pada satu arah, yaitu Lengkukup yang sedang tidak sadarkan diri. Yuanju bahkan ingin menahan tawa ketika melihat tingkah yang di lakukan Lengkukup, sebagai pemilik hati iblis Lengkukup harusnya tidak bertindak demikian.
Namun percayalah, itu semua bukan kehendak dari Lengkukup, semua orang juga pasti berfikir wajar jika Lengkukup tidak sadarkan diri, dia hanya anak-anak. Akan tetapi Kencana tidak berfikir demikian, dia hanya menduga jika Lengkukup hanya takut dengan ketinggian.
Karena merasa sudah cukup lama, bahkan hampir 10 menit berlalu Kencana mengangkat tubuh Lengkukup yang masih terlihat tidak bertenaga itu keatas bahunya. Kencana tidak ingin berniat lebih lama ditempat itu, mengingat masih banyak yang harus dilakukan ketika berada diatas sana.
“Tetua Yuan, aku rasa sudah saatnya…” ujar Kencana.
“K
Mendengar ucapan dari Kencana membuat Lengkukup sadar, jika dirinya sedang duduk diatas bebatuan, akan tetapi yang membuat Lengkukup sedikit terkejut ialah batu yang berada didekatnya terjatuh ketika mereka mencoba bergerak.Kencana sedikit memberikan saran kepada Lengkukup, jika lebih baik dirinya tidak perlu panik ketika menghadapi sesuatu. Mendengar ucapan dari Kencana, sekali lagi membuat Lengkukup tersadar jika dirinya memang masih perlu banyak belajar.Karena perjalanan yang cukup lama, tidak terasa sinar matahari telah meninggalkan mereka dan disambut dengan gelapnya malam. Mungkin lelap sesaat dapat menenangkan pikiran yang kalut. Ah, sudah cukup! Sepertinya jawaban itu akan segera datang ketika mentari membangunkan mereka esok pagi.“Apa yang harus aku lakukan ketika berhasil tiba diatas sana…!!” gumam Lengkukup.Di tengah gelapnya malam, Lengkukup tidak bisa memejamkan ma
Dari upuk timur, sinar mentari menerobos diantara awan yang sesekali melintas dan terkadang menutupi sinarnya. Lengkukup bahkan sudah membuka mata lebih dulu dari pada Kencana, karena tidak bisa melakukan banyak hal, Lengkukup hanya menunggu Kencana sambil sesekali melempar batu kecil dari ketinggian.Angin yang begitu kencang menerpa, sesekali membuat tubuh mereka tidak hentinya berusaha tetap menyeimbangkan diri. Lengkukup bahkan tidak sanggup untuk menoleh kearah bawah, dirinya sadar jika melakukan itu maka bisa jadi akan kehilangan kesadaran.Tidak lama berselang Kencana terbangun dari tidur singkatnya dan mendapati Lengkukup sedang menatapnya penuh arti, Kencana ingin bertanya kepada Lengkukup, akan tetapi kata-katanya terhenti di tenggorokan sehingga mengurungkan niat untuk berbicara.“Ini tidak akan sulit…” ucap Kencana seraya menopang tubuhnya dengan kedua tangan.“Guru, aku bahkan
Kencana bahkan sempat menelan ludah, jika drinya ternyata bisa merasakan penolakan untuk pertama kalinya. Di satu sisi Lengkukup seolah tidak peduli dengan perkataan Conan dan sedikit memalingkan muka seolah tidak ingin melihat.Namun tentu saja Conan tidak peduli dengan sikap yang diberikan oleh Lengkukup, dirinya langsung meraih tangan Kencana dan Lengkukup hampir bersamaan. Lengkukup bahkan tidak sempat untuk berbicara ketika tubuhnya terangkat ke udara dan membuatnya histeris ketakutan.Tentu hal itu membuat Conan merasa lucu sehingga dirinya tertawa terbahak melihat tingkah yang dilakukan oleh Lengkukup. Kencana bahkan tidak menyangka jika diantara para siluman memiliki selera humor juga, akan tetapi hal itu sedikit berlebihan jika dikatakan sebagai tindakan untuk menghibur diri.“Adik Leng, kau baik-baik saja?” tanya Conan memastikan.”Kau sungguh lucu.” Tambahnya.“Maaf nona, ta
Kencana bahkan belum sempat menyelesaikan kata-katanya ketika Lengkukup kembali menyerang secara acak. Tidak ada pilihan selain bertahan dan menerima semua serangan yang dilakukan oleh Lengkukup.Dalam hitungan detik sudah beberapa jurus yang Kencana keluarkan, sebaliknya Lengkukup masih menggunakan jurus cakaran yang dia miliki. Semua serangan yang Lengkukup berikan termasuk mematikan, sedikit saja Kencana salah mengambil tindakan, maka bisa dipastikan Kencana akan terluka parah.Di sisi lain Lengkukup masih tidak memperdulikan Kencana yang terlihat sudah mencapai batasnya, “Ada apa guru, apakah sudah selesai?” tanya Lengkukup.Sedikit pun Kencana tidak mengerti tindakan yang dilakukan oleh Lengkukup, Kencana hanya menduga jika Lengkukup ingin menguji kekuatannya, akan tetapi tindakan yang dilakukan oleh Lengkukup sangat tidak tepat.Menyadari posisinya yang tidak diuntungkan Kencana sed
Kencana sempat menduga jika Lengkukup sedang tidur karena sudah beberapa menit berlalu, dan tidak menampakkan dirinya menyelesaikan proses penyerapan permata siluman.Namun belum sempat Kencana menduga lebih jauh, Lengkukup kembali menggunakan kekuatan iblis dan langsung menangkap tubuh Kencana.Karena jarak yang begitu dekat, Kencana bahkan tidak sempat bereaksi lebih cepat dari gerakan yang ditimbulkan oleh Lengkukup, sehingga dirinya dapat dengan mudah dijangkau oleh Lengkukup.“Maaf guru, tapi ini yang terbaik aku akan membantu.” Ucap Lengkukup.”Tidak aku akan mengeluarkan kita dari tebing curup 7 kenangan ini.”Mendengar ucapan yang terlontar keluar dari mulut Lengkukup, membuat Kencana merasa lega dan tidak menimbulkan reaksi balasan. Kencana sempat berfikir jika dirinya akan memberikan serangan kepada Lengkukup yang telah menangkapnya secara tiba-tiba.
Lengkukup memekik seraya mengarahkan pedang nya ke segala arah, Lengkukup menduga jika yang menyerang, merupakan siluman yang dilihatnya beberapa waktu yang lalu.Namun yang membuat Lengkukup merasa cemas ialah Kencana yang tidak terlihat, sehingga membuat Lengkukup curiga jika gurunya telah tertangkap oleh musuh, tidak, atau bahkan yang lebih parah lagi Kencan sudah terbunuh.Perasaan yang semakin berkecamuk sedikit membuat Lengkukup menurunkan kewaspadaan dengan berpikir lebih jauh tentang Kencana. Tidak pernah terpikir oleh Lengkukup jika Kencana akan semudah itu dikalahkan oleh musuh yang tidak terlihat ini.“Siapa sebenarnya yang menyerang? Dan berapa banyak jumlah mereka?” batin Lengkukup bertanya-tanya.“Pengecut!” Maki Lengkukup.“Hei, jika kau ingin bertarung keluarlah!”Ketika Lengkukup selesai berucap, tiba-tiba dari arah timur sebuah seran
Pertanyaan Lengkukup bahkan tidak mendapat respon apapun dari siluman itu, sehingga Lengkukup menduga jika siluman burung itu hanya dari kelompok siluman tingkat rendah. Menyadari hal itu Lengkukup tidak sedikit pun menurunkan kewaspadaan.Jika dugaan Lengkukup benar, maka kemungkinan untuk menang sangat besar, karena Lengkukup sendiri sudah terbiasa menghadapi siluman tingkat rendah sebelumnya. Namun yang menjadikan Lengkukup bingung ialah Kencana yang tidak terlihat di tempat itu, sedangakan siluman yang dihadapinya sekarang hanya siluman tingkat rendah.Kencana bahkan dapat berhadapan dengan imbang melawan siluman tingkat tinggi sekali pun, sangat mustahil jika Kencana dapat terkalahkan hanya dengan musuh seperti itu. Kemungkinan besar Kencana telah meninggalkan Lengkukup dan melanjutkan perjalanan seorang diri, tanpa menunggu Lengkukup terlebih dahulu.“Tidak mungkin!” bantah Lengkukup.”Atau guru ma
Kencana bahkan tidak mengatakan untuk mengalahkan siluman itu, Kencana hanya mengatakan jika akan menghadapinya bukan untuk mengalahkannya. Karena Kencana sendiri tidak yakin akan bisa mengalahkan siluman burung api itu meski mereka berdua menyatukan kekuatan.Tidak hanya serangan yang mematikan, akan tetapi siluman itu terus menjaga jarak yang cukup jauh dari jangkauan. Mereka akan kehabisan tenaga dalam sebelum memberikan serangan yang cukup berarti jika terus menggunakan serangan jarak jauh.Cara satu-satunya ialah membuat siluman burung api itu turun, akan tetapi tentu tidak akan mudah mengingat siluman itu bisa terbang untuk menghindari setiap serangan yang mengarah kepadanya.“Leng, aku sudah berhadapan dengan siluman ini sebelum kau tiba” ujar Kencana.”Aku bahkan tidak mengerti kenapa dia tidak menyerang namun aku menduga jika siluman itu sedang melindungi sesuatu…” Kencana men