LOGINDi tengah hutan belantara, di bawah rimbunnya pepohonan terlihat seorang pemuda dengan perawakan tampan nan gagah tengah bertarung menghadapi beberapa binatang buas sekaligus.
Ada tiga binatang buas yang menjadi lawannya di sana. Ketiga binatang buas dengan tubuh besar itu berada pada tingkat 9, mereka adalah lawan yang tangguh. Tapi tidak bagi pemuda tampan bernama Tian Fan itu. Dengan sebilah pedang di tangannya, dia mampu mengimbangi ketiga lawannya bahkan mampu mendesak mereka dengan serangannya. Badai Pedang! Belasan pedang muncul di udara begitu saja, berputar seirama jarum jam dan bersiap untuk menghancurkan. "Bunuh!" Satu perintah dari Tian Fan membawa pedang-pedang itu menyerang ketiga binatang buas yang menjadi lawannya secara langsung. Slaaash! Slaaash! "Argghhhh...!" Suara raungan penuh rasa sakit terpancar dari ketiga binatang buas yang menjadi lawannya. Dengan satu serangan terakhir dari Tian Fan, ketiga binatang buas itu mati dengan tubuh berantakan. "Huft, akhirnya selesai juga," lega Tian Fan. Pertarungan mereka sudah berlangsung selama 40 menit, awalnya dia datang untuk mencari tanaman obat tapi tiba-tiba saja ketiga binatang buas itu menargetkan dirinya. Pemuda tampan dengan tinggi 180 cm itu kini telah berusia 17 tahun. Benar, ini sudah 5 tahun berlalu sejak dia pertama kali ditemukan oleh Tuan Feng Xiao. Kini Tian Fan sudah menjadi pemuda yang cerdas dan tangguh. Di dunia kultivasi dia sudah berada pada ranah Pembentukan Jiwa bintang 7, di dunia pengobatan dia sudah setara dengan Alkemis bintang 3. "Hari sudah menjelang malam dan sudah saatnya aku kembali. Malam ini sepertinya aku akan makan enak lagi," ujar Ye Fan membayangkan olahan daging binatang buas yang baru saja dia kalahkan. Dia kemudian memasukkan semua potongan tubuh binatang buas yang telah dia kalahkan dan langsung bergegas kembali menuju kediaman di puncak gunung. Tepat saat matahari telah benar-benar menghilang, Tian Fan pun telah sampai di rumah sederhana yang dia tinggali bersama Kakeknya, Feng Xiao. "Fan'er, kau sudah kembali?" Sambut Tuan Feng Xiao. Tian Fan mengangguk ringan."Hmm, sudah, Kek. Oh iya, hari ini aku membunuh beberapa binatang buas, bisakah Kakek membantuku mengolahnya?" "Binatang buas? Berapa banyak yang kau kalahkan?" tanya Tuan Feng Xiao penasaran. "Tidak banyak, Kek. Hari ini aku hanya membunuh 10 binatang buas saja," jawab Tian Fan santai. Mendengar jawaban cucunya, mata Tuan Feng Xiao membelalak seketika."Apa? 10!!! Yang benar saja, itu terlalu banyak!" "Hehehe... Kakek jangan marah. Lagi pula itu salah mereka sendiri yang menargetkan diriku. Kalau mereka membiarkan aku menjelajah dengan tenang, aku pasti tidak akan membunuh mereka semua," jawab Tian Fan dengan tawa kakunya. "Haish, kau ini ... jika kau terus membunuh sebanyak ini setiap hari, hutan ini akan menjadi hutan tak berpenghuni olehmu. Fan'er! Lain kali kendalikan dirimu." Ujar Tuan Feng Xiao sembari memijit keningnya tak habis pikir dengan kelakuan cucunya itu. Sebenarnya Tuan Feng Xiao tidak mempermasalahkan Tian Fan yang membunuh binatang buas penghuni asli hutan ini, hanya masalahnya Tian Fan membunuh terlalu banyak dan dilakukan hampir setiap harinya. Bayangkan selama 4 tahun Tian Fan membunuh 10 binatang buas setiap harinya, bukankah jumlah yang telah dia bunuh sudah lebih dari ribuan? Inilah alasan Tuan Feng Xiao meminta Tian Fan sedikit mengontrol dirinya, dia takut hutan ini pada akhirnya tidak akan lagi dihuni oleh segala macam binatang buas di dalamnya. "Haish, sudahlah, lagi pula kau juga akan segera meninggalkan hutan ini," ujar Tuan Feng Xiao. 5 tahun sudah Tian Fan berada di hutan ini berlatih di bawah bimbingannya. Tuan Feng Xiao sudah tau apa yang telah menimpa cucu angkatnya di masa lalu dan mendukung apapun keputusan yang hendak Tian Fan ambil. Dia tau Tian Fan ingin membalas dendam terhadap musuh-musuhnya di masa lalu dan dia pun tidak melarang Tian Fan untuk melakukan hal itu. Dendam memang harus dibalaskan apalagi jika itu menyangkut keluarga seperti ayah dan ibunya yang dikhianati lalu dibunuh dengan kejam. "Kakek... Kakek tidak akan kenapa-napa bukan saat aku pergi?" ujar Tian Fan terdengar sendu. "Maksudmu?" "Kakek sangat menyayangi diriku, aku takut jika aku pergi Kakek akan menangis setiap malam." Pletak! "Akh..." Tian Fan mengadu kesatikan saat tongkat kayu dihatam pelan pada kepalanya. "Jangan terlalu percaya diri, bocah. Siapa yang akan merindukan dirimu, huh?!" Ujar Tuan Feng Xiao mengalihkan wajahnya. Raut kesedihan sekilas tampak pada Alkemis tua itu, tapi tidak mungkin dia menunjukkan itu kepada Tian Fan. "Kakek, kenapa kau memalingkan wajahmu? Apa kau menangis?" goda Tian Fan. "Siapa yang menangis, bocah?! Kau kira aku semudah itu menangis? Kau terlalu meremehkan aku. Kalau kau bicara sembarangan lagi, aku akan menghukum dirimu!" elak Tuan Feng Xiao. Tidak lagi mempedulikan Tian Fan, Tuan Feng Xiao segera mengolah beberapa binatang buas yang telah dibawa oleh cucunya. Beberapa jam setelahnya, sepasang cucu dan kakek itu duduk bersama di meja makan. Aroma harum memenuhi penciuman Tian Fan, dia sudah tidak bisa lagi menahan godaan makanan enak itu. "Makanlah," ujar Tuan Feng Xiao mempersilahkan. Tanpa ragu lagi Tian Fan pun mengambil satu demi satu hidangan yang ada di atas meja makan hingga piringnya penuh."Selamat makan, Kek!" ucap Tian Fan yang mulai makan dengan lahapnya. Melihat Tian Fan yang makan dengan lahap, Tuan Feng Xiao merasa senang. Bocah itu selalu menghargai setiap masakan yang dibuatnya. "Fan'er, ulang tahunmu tinggal beberapa minggu lagi, setelah ulang tahunmu kau sudah bisa meninggalkan hutan ini dan memulai perjalananmu sendiri." "Dalam perjalanan ini, apa kau masih ingin menuntut balas kejadian di masa lalu?" Tangan Tian Fan berhenti di udara, satu suapan tertahan di sana."Dendam itu harus dibalaskan, Kek. Apa yang telah mereka lakukan di masa lalu sudah terlalu hina, mereka semua harus dikirim ke alam baka." Jawab Ye Fan lalu kembali melanjutkan suapannya. Tian Fan menguyah suapan terakhirnya dan menelan semua makanan yang ada di dalam mulut."Tapi Kakek tenang saja, aku tidak akan melakukan semua itu tanpa persiapan. Sebelum aku benar-benar kuat, aku akan membiarkan mereka hidup sedikit lebih lama lagi." "Bagus kalau memang seperti itu. Kakek bukan ingin mencegah dirimu membalas dendam, hanya saja Kakek takut kau terlalu terburu-buru melakukannya. Tapi karna kau sudah berkata seperti itu, Kakek kini merasa tenang." "Aku mengerti, Kek. Terima kasih atas peringatannya." "Hmm, sama-sama. Kau sudah dewasa, Fan'er. Setelah semuanya selesai, jangan lupa untuk menjenguk Kakekmu ini sesekali." "Kakek ini bicara apa? Tentu saja aku akan menjenguk Kakek jika semuanya sudah selesai. Di hidupku, hanya Kakek satu-satunya keluargaku yang tersisa." "Syukurlah kalau memang seperti itu. Makanlah lebih banyak lagi lalu istirahat." "Baiklah, Kek!" Angguk Tian Fan mengisi piringnya kembali dengan beberapa hidangan. Di tengah suasana malam yang hening, Tuan Feng Xiao dengan pena di tangannya mulai menorehkan satu per satu kalimat ke dalam beberapa lembar kertas yang berbeda. Di dalam sana dia menulis beberapa teknik yang belum sempat dia ajari untuk Tian Fan pelajari sendiri. Itu semua merupakan teknik-teknik khusus yang dia ciptakan dan kembangkan semenjak dahulu. Tuan Feng Xiao bermaksud untuk menghadiahkan semua itu kepada Tian Fan di hari ulang tahunnya. "Bocah itu sudah dewasa dan entah berapa lama lagi waktu yang aku punya untuk menemaninya," ujar Tuan Feng Xiao dengan nada sendu. Helaan napas berat terdengar seolah enggan untuk melangsungkan perpisahan."Pengasinganku tinggal beberapa tahun lagi, jika memang saatnya sudah tiba, aku akan kembali ke dunia asalku." "Fan'er, Kakek tidak tau apakah kita akan bisa bertemu lagi atau tidak di masa depan. Semoga saja nanti ada jalannya, Kakek benar-benar tidak rela berpisah selamanya darimu." Tuan Feng Xiao bukanlah penghuni asli dari dunia ini. Dia berasal dari dunia yang berbeda, dunia yang diisi oleh orang-orang kuat dan berbahaya. Dibandingkan dengan dunia Tian Fan, dunia Tuan Feng Xiao statusnya sangat tinggi. Di semesta ini, ada berbagai macam dunia yang tercipta. Di dalamnya ada berbagai jenis orang dan mahluk yang berbeda. Satu minggu berlalu... Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu, Tian Fan berulang tahun hari ini. Usia pemuda itu sekarang sudah 18 tahun, dia sudah cukup dewasa untuk memulai petualangannya sendiri. "Fan'er, Kakek tidak punya apa-apa, Kakek hanya punya beberapa buku yang mungkin berguna untukmu." Ujar Tuan Feng Xiao menyerahkan beberapa buku teknik yang ditulisnya semalaman. Tian Fan menerima semua buku itu dengan gembira."Terima kasih, Kek." "Hmm, sama-sama. Hari ini adalah hari terakhirmu berada di hutan bersama Kakek, apa tujuanmu selanjutnya?" "Aku juga tidak tau, Kek!" Jawab Tian Fan setelah terdiam untuk beberapa saat. "Kakek, apa Kakek punya saran?" Tuan Feng Xiao mengelus janggutnya dan menjawab dengan tenang."Kakek punya saran sebenarnya. Perjalanan pertamamu, bagaimana jika kau pergi ke hutan Mubei di dekat kota Beifeng?" sarannya. "Hutan Mubei? Kota Beifeng? Memangnya ada apa di sana, Kek?" Tanya Tian Fan penasaran. "Hmm, Kakek pernah dengar beberapa informasi di sana. Katanya sejak setahun lalu ada banyak kultivator pergi ke sana untuk menemukan sebuah senjata misterius yang jatuh dari langit." "Berita itu bahkan membuat gempar seisi benua selatan hingga hari ini, tapi ... senjata yang dikabarkan sama sekali tak ditemukan keberadaannya." Tian Fan menyipitkan kedua matanya."Selama setahun tidak menemukan apa-apa. Apa jangan-jangan di sana memang tidak ada apa-apa?" ujarnya mengira-ngira. Akan tetapi Tuan Feng Xiao menggelengkan kepala tak sependapat dengan Tian Fan."Tidak mungkin tidak ada apa-apa. Biasanya senjata tingkat tinggi memang sulit untuk ditemukan kalau kau bukan jodohnya." "Huh! Lalu apa Kakek berpikir aku bisa menemukannya? Kakek bercanda, 'kan?" ujar Tian Fan dengan senyum miringnya. Jika ribuan orang saja tidak bisa menemukan apa-apa, bagaimana mungkin Tian Fan menemukannya? Ini terlalu mustahil. "Kenapa tidak? Bagaimana kalau kau adalah orang yang senjata itu cari? Takdir tidak ada yang tau, bukan?" "Haish, Kakek! Jangan mengada-ngada, itu tidak mungkin." "Setidaknya kau cobalah dahulu. Lagi pula kau sendiri juga tidak punya tujuan akan kemana." "Ya sudah. Karna Kakek begitu memaksa maka aku akan mencobannya. Besok aku akan langsung pergi ke sana," putus Tian Fan yang memang tidak punya pilihan. "Baguslah. Kakek berharap kaulah yang akan berjodoh dengan senjata misterius itu," ujar Tuan Feng Xiao. Entah mendapat kepercayaan dari mana, tapi dia yakin senjata misterius yang ada di gunung Mubei memang menunggu kedatangan Tian Fan, cucu kesayangannya.Yang Mi tidak menjawab, ia hanya mengusap air matanya dengan punggung tangan. Apa yang Tian Fan katakan membuat gadis itu sadar, ini bukan saatnya untuk bersedih dan menangis. Yang Mi ingin bangkit, tapi kakinya yang patah terlalu sakit untuk dipaksakan. Ia meringgis, tidak sanggup untuk berdiri. Tian Fan menoleh, melihat ke arah kaki kanan Yang Mi yang patah."Tunggu aku selesai dengan para serangga sialan ini, aku akan menyembuhkanmu nanti," ucap pemuda itu. Kembali melihat ke depan, Tian Fan kemudian berkata kepada orang-orang Yang Mi yang sudah tidak sanggup lagi untuk melanjutkan pertarungan."Semuanya mundur! Biar aku yang menyelesaikan semuanya!" Melihat Tian Fan yang sudah menyelesaikan kultivasinya, orang-orang itu pun serempak mundur tanpa membantah sedikitpun. Sriiing! Pedang lima elemen muncul di tangannya. Pedang itu digenggam kuat-kuat, tanda Tian Fan yang begitu siap dengan pertarungannya. Menatap tajam 7 serangga raksasa yang ada di hadapannya, Tian Fan mema
Reruntuhan Gagak Langit Satu minggu berlalu... Di lorong gelap yang panjang, Tian Fan masih larut di dalam kultivasinya. Ini sudah lebih dari 7 hari ia berada pada posisi duduk bersila, terpisah dari dunia luar dan fokus dalam peningkatan kekuatannya. Di sana Yang Mi dan orang-orangnya menunggu Tian Fan dengan setia. Selama 7 hari ini, mereka tidak sedikitpun beranjak dari sana, sebab hanya dengan Tian Fan mereka semua baru percaya diri melanjutkan perjalanannya. Di kelompok itu, mereka hanya tersisa 9 orang saja. Dengan jumlah dan kekuatan yang mereka punya, Yang Mi dan orang-orangnya tidak punya kepercayaan diri untuk melanjutkan perjalanan tanpa adanya Tian Fan bersama mereka. Bagaimanapun kemampuan pemuda itu sudah terbukti. Ia dapat mengalahkan 6 serangga raksasa hanya seorang diri, sesuatu yang mustahil dilakukan oleh Yang Mi dan orang-orangnya. "Pengawal Bao, kira-kira kapan dia akan menyelesaikan kultivasinya?" Tanya Yang Mi kepada pengawal setianya dengan tatapan y
Sekte Naga Emas 7 utusan besar dari 5 sekte aliran putih dan 2 Kekaisaran Benua Selatan tengah duduk dan berkumpul di satu meja yang sama. Orang-orang ini adalah para Tetua dan Jendral besar dari tempatnya masing-masing. Di Sekte Naga Emas mereka semua berkumpul untuk membicarakan masalah yang terjadi di Hutan Hitam beberapa hari yang lalu. Seorang pria tua di sana, dengan pakaian berwarna hitam dengan sulaman emas yang membentuk siluet seekor naga lebih dahulu berbicara."Jadi bagaimana? Apa tanggapan kalian semua tentang masalah ini?" tanyanya kepada semua petinggi yang ada di sana. Tetua Ketujuh dari Sekte Pedang Langit menjawab dan menuturkan pendapatnya."Itu adalah sebuah ancaman. Meskipun identitas mereka semua belum bisa kita pastikan, tapi bagaimanapun kita harus siap dengan kemungkinan terburuknya." "Menurutku, kita harus membentuk sebuah pasukan khusus dan mulai melatih mereka semua. Jadikan mereka semua kuat. Ini adalah satu-satunya cara yang bisa kita gunakan untuk me
Senyuman Yang Mi merekah indah manakala ia mendengar kalau Tian Fan mau membantu dirinya.Dalam hati, gadis cantik itu membatin dengan bangga."Semua pemuda sama saja. Mereka mudah sekali jatuh ke dalam pesona kecantikan. Aku yakin pemuda ini juga sama. Dia pasti mau membantu aku karna wajahku yang cantik. Heh! Menjadi wanita cantik memang menyenangkan.""Tapi tidak apa. Lagipula pemuda ini juga tampan dan berkarisma. Meskipun memang mulutnya sedikit tidak sopan, wajahnya yang tampan bisa dijadikan alasan untuk dimaklumi."Yang Mi begitu percaya diri, dengan modal itu, ia pun mengambil langkah dan mendekat ke arah Tian Fan.Namun, Tian Fan langsung merespon, respon yang berada di luar dugaan Yang Mi."Berhenti di sana. Jangan dekat-dekat denganku!"Sontak saja langkah Yang Mi langsung terhenti. Apa ini? Ia ditolak. Bagaimana bisa?Yang Mi ingin melayangkan pertanyaan dan protes, tetapi Tian Fan malah lebih dahulu bersuara."Jaga jarak dariku, aku tidak suka dekat-dekat dengan wanita asi
Yang Mi melangkah cepat ke arah Tian Fan, ia datang dengan wajah yang tampak cemas."Hey! Kau tidak apa-apa?" Tian Fan menoleh sekilas ke arahnya lalu kembali melihat ke arah depan."Aku tidak apa-apa. Tapi, kenapa orang-orangmu hanya diam saja sedari tadi? Apa mereka tidak mau turun tangan untuk bertarung?" Ia menggerutu, menatap sinis satu per satu pria yang ada di dalam kelompok Yang Mi.Orang-orang yang ditatap Tian Fan langsung membuang muka dan bersiul pelan mencoba untuk mengabaikannya. Pertarungan antara Tian Fan dan para serangga raksasa itu memakan waktu lebih dari 30 menit. Itu adalah waktu yang cukup lama. Seharusnya dengan pil pemulih yang ia berikan, orang-orang Yang Mi dapat pulih dalam kurun waktu 20-25 menit. Setelah mereka pulih, seharusnya mereka membantu Tian Fan di sana. Akan tetapi, mereka hanya diam dan menonton saja seakan tidak pernah terjadi apa-apa di depan mata kepala mereka sendiri. "Kalau saja orang-orangmu membantu aku, keadaanku tidak mungkin selel
Yang Mi dan orang-orangnya tanpa sadar menganggukkan kepala. Di bawah perintah pemuda yang datang tiba-tiba, mereka semua langsung bergerak mundur dan membiarkan dirinya menghadapi para serangga raksasa. Pemuda itu tidak lain adalah Tian Fan. Ia yang datang menyusul dari belakang akhirnya bertemu juga dengan orang-orang ini. Keadaan mereka yang menyedihkan membuat Tian Fan iba dan memutuskan untuk membantu mereka. Namun Tian Fan juga tidak asal turun untuk membantu. Sebelumnya ia sudah menilai mereka semua untuk menentukan bahwasannya ia harus membantu atau tidak. Puncaknya terjadi saat seorang pengawal yang rela mengorbankan diri untuk seorang gadis berhanfu ungu di antara mereka. Dengan modal itu, Tian Fan pun memutuskan untuk membantu mereka semua. Tian Fan berdiri di depan sementara orang-orang Yang Mi berdiri di belakangnya. "Pulihkan diri kalian semua. Serangga-serangga raksasa ini cukup banyak, aku tidak yakin bisa mengalahkan mereka semua seorang diri," ujar Tian Fa







