Share

Bab 1100

Penulis: Pujangga
last update Terakhir Diperbarui: 2025-12-22 20:39:09

Balada kembali mengikat tabung pusaka pada pinggangnya.

Dia tidak jadi menggunakan senjata tersebut karena Arga sudah kembali pulih.

“Cukup kak, cukup aku yang pernah bertindak bodoh,” tutur Arga tidak ingin Balada berbuat nekat.

“Maafkan aku adik,” Balada menunduk.

“Hahaha, sial! Kau hampir membuat kami cemas, sobat,” Linguy tertawa senang.

Dia tidak peduli pada musuh yang kini datang menyerang karena dengan adanya Arga, kekuatan panglima prabu Girinata pasti bisa diimbangi.

Dan benar saja, tepat ketika panglima mahluk astral akan menebaskan sejata terhadap Linguy, Arga segera melesat menghadangnya.

Trangggg!

Dua pedang pusaka tingkat tinggi bertemu di atas daratan, menciptakan gelombang energi yang menyeruak bagaikan badai.

Beruntung Linguy dan Balada dengan cepat merunduk menancapkan pedang mereka sehingga keduanya tidak terhempas.

“Kau ingin mencelakai keluargaku? Cih! Jangan harap!” mata Arga berkilat dingin menatap panglima musuh.

“Hahaha, cukup sekali anda kuperingatkan pangera
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 1101

    “Aku adalah pamanmu pangeran. Kau bisa memanggilku Sangkana, hahaha,” ungkap sang panglima mengenalkan diri, membuat Arga dan semua orang terkejut bukan buatan.“Pa-paman? Tidak mungkin!” Arga tidak percaya.Begitu pula dengan Balada, Linguy, Yunla, Putri Shalya, Nindhi, dan Cantika Ayu.Namun kekuatan panglima Sangkana memang tidak biasa, tidak seperti pasukan prabu Girinata yang lain, membuat Balada mau pun Arga sulit menyangkalnya.Terlebih selama ini, Arga tidak terlalu tahu terhadap silsilah keluarga ibunya, dimana Dewi Utari sendiri pun kerap menyembunyikannya.“Hahahaha, diakui atau tidak. Kita memang keluarga. Hanya saja nasibku tidak semujur ibumu. Namun berkat adanya Nawadurja, Rama Prabu akhirnya mengakuiku. Sekarang tentukan kembali pilihanmu apa kau mau bergabung bersama kami atau aku terpaksa harus membunuhmu,” jawab pangeran Sangkana menegaskan.Dia kembali memberikan pilihan kepada Arga, berharap keponakannya tersebut akan berubah pikiran.Akan tetapi Arga tetap tidak

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 1100

    Balada kembali mengikat tabung pusaka pada pinggangnya.Dia tidak jadi menggunakan senjata tersebut karena Arga sudah kembali pulih.“Cukup kak, cukup aku yang pernah bertindak bodoh,” tutur Arga tidak ingin Balada berbuat nekat.“Maafkan aku adik,” Balada menunduk.“Hahaha, sial! Kau hampir membuat kami cemas, sobat,” Linguy tertawa senang.Dia tidak peduli pada musuh yang kini datang menyerang karena dengan adanya Arga, kekuatan panglima prabu Girinata pasti bisa diimbangi.Dan benar saja, tepat ketika panglima mahluk astral akan menebaskan sejata terhadap Linguy, Arga segera melesat menghadangnya.Trangggg!Dua pedang pusaka tingkat tinggi bertemu di atas daratan, menciptakan gelombang energi yang menyeruak bagaikan badai.Beruntung Linguy dan Balada dengan cepat merunduk menancapkan pedang mereka sehingga keduanya tidak terhempas.“Kau ingin mencelakai keluargaku? Cih! Jangan harap!” mata Arga berkilat dingin menatap panglima musuh.“Hahaha, cukup sekali anda kuperingatkan pangera

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 1099

    Tidak kurang dari 100 pasukan musuh terkapar kehilangan kepala.Sedangkan para monster yang ditunggangi mereka tewas terkena sayatan tepat di jantungnya.Tidak ingin kalah oleh dua gadis yang menjadi saingannya, Cantika Ayu pun lantas membentuk segel tangan, membuat 200 mahluk astral bersama monster mereka mematung terkena ilusi kematian.Selanjutnya hanya dalam sekali kepalan tangan, semua astral dan para monster yang terjebak langsung terkulai kehilangan nyawa.“Cih! Jangan harap kalian bisa hidup setelah menyakiti keluarga kekasihku,” ketus Cantika Ayu dingin, membuat Nindhi, Yunla, dan Putri Widuri menyipitkan mata mendengarnya.“hoy, hoy, jangan mulai lagi, fokuslah terhadap pertempuran,” Linguy menggeleng melerai perseteruan mereka.Sementara Balada sudah bertarung sengit melawan sang panglima.Balada mengibaskan punggung tangannya, melesatkan ribuan akar raksasa berniat mencabik lawan.Namun ternyata panglima pasukan musuh bukanlah mahluk biasa. Dia mampu menghindari setiap ser

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 1098

    Prabu Girinata mengatakan bahwa dirinya sudah tidak sejalan lagi dengan Dewa Kegelapan dan Nawadurja.Namun dia sulit melepaskan diri dari pasukan musuh karena Nawadurja telah menanamkan segel kutukan terhadap semua aliansinya. Termasuk kepada prabu Girinata.Sehingga jika Arga mampu melepaskan kutukan itu, maka Prabu Girinata bersama seluruh pasukan yang dia miliki akan berpihak kepada Arga.Prabu Girinata menjanjikan kemenangan perang kepada Arga dengan dalih dia akan memberi tahu kelemahan Nawadurja dan Dewa Kegelapan, dimana sebagai aliansi yang sudah lama bergabung dengan mereka, prabu Girinata memiliki banyak informasi penting yang tidak Arga milikiSebuah tawaran yang menarik yang tentu sulit Arga tolak. Terlebih saat itu Arga sedang goyah.Arga berpikir dengan pasukan Prabu Girinata, dia bisa mengakhiri perang.Dengan begitu, dia tidak lagi harus membebankan semua kekacauan semesta kepada Lintang dan ayahnya.Arga berniat menyerang pasukan lawan seorang diri agar tidak ada lag

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 1097

    Jutaan pasukan dewa kegelapan yang merupakan mahluk astral bertubuh hitam tengah bergerombol mengelilingi sebuah reruntuhan istana yang baru saja hancur.Mereka datang dengan menunggangi sewujud monster setinggi 8 meter yang juga masih merupakan pasukan dewa kegelapan. Namun memiliki status yang jauh lebih rendah sehingga bisa diperintah sesuai kehendak penunggangnya.Sedangkan di dalam reruntuhan istana sudah terhampar lautan jasad dari mahluk serupa yang membuat para pasukan enggan untuk menghampirinya.Terdapat pula tumpukan jasad yang menggunung, yang tersusun secara acak sesuai posisi kematian mereka.Sementara di atas tumpukan jasad tersebut terduduk sesosok pemuda tampan berambut hitam dengan wajah pucat seperti kehilangan banyak darah.Dia berlutut menggunakan dua kaki, sedangkan tangannya menggenggam sebilah pedang besar yang ditancapkan sebagai tumpuan.Entah pertempuran sedahsyat apa yang telah dia jalani, yang jelas dirinya mampu mengalahkan ratusan ribu musuh walau hanya

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 1096

    “Paman Pati, siapa mereka sebenarnya? Mengapa macan-macan itu begitu patuh kepadamu?” tanya pangeran Arundia penasaran.“Hahaha, tentu saja pangeran muda. Cerita ini panjang sekali, namun jika dirimu memang penasaran, apa boleh buat. Akan kuceritakan sedikit kisah,” Kala Pati tertawa, teringat awal mula pertemuan dirinya dengan sekumpulan macan di sana.Dahulu kala, saat Kala Pati masih muda. Dia pernah memasuki alam Surgawi.Namun tepat ketika tiba, Kala Pati langsung diusir kembali oleh para mahluk suci dimana mereka tidak lagi menghendaki adanya mahluk luar.“Saat melakukan perjalanan itulah aku bertemu dengan mereka. Aku menyebutnya macan Sancang karena mereka tidak pernah terpisah. Kemana pun mereka pergi, macan-macan ini akan selalu bergerombol,” ungkap Kala Pati menjelaskan.“Mereka kutemukan saat masih sangat kecil. Lebih tepatnya ketika mereka hendak dimangsa oleh sekawanan serigala berbulu api,” terang Kala Pati.Waktu itu Kala Pati tengah berjalan santai menyusuri dimensi P

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status