Home / Fantasi / Legenda Pendekar Biru / Bab 143 Kemelut Kerajaan Manggala

Share

Bab 143 Kemelut Kerajaan Manggala

Author: Pujangga
last update Last Updated: 2025-08-22 20:10:41

Istana kerajaan Manggala, Prabu anom yang baru saja 6 tahun dinobatkan sebagai raja sedang merasa sangat geram sekarang.

Dia begitu marah kepada pamannya atas indikasi pemberontakan dan rencana perebutan tahta kerajaan.

“Tunggu dulu anak prabu! Kau tidak bisa bertindak gegabah, aku sangat tahu sifat pamanmu. Tidak mungkin dia memiliki pemikiran sepicik itu,” raja Manggala terdahulu berusaha meredam amarah putranya.

“Ramanda jangan menghalangiku. Rama tahu sendiri aku hampir mati saat melaksnakan ujian tahta dahulu. Awalnya kukira itu adalah perbuatan kerajaan lain yang sengaja ingin menghancurkan kerajaanku, tapi ternyata duri itu datang dari keluarga sendiri,” Prabu Anom mengepalkan tangan.

“Aku tahu anak prabu, tapi kau harus berpikir dingin. Kita tidak bisa bertindak tanpa adanya bukti. Terlebih yang akan kau hadapi adalah pamanmu, adik dari ayahmu sendiri,” tutur raja Manggala.

“Benar kata ramamu, Nanda! Ananda tidak boleh gegabah,” Ibu Ratu juga ikut menenangkan.

“Maaf ibunda, ra
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 581

    “Sudahlah! Kumohon jangan menangis lagi,” Lintang menyeka sisa air mata pada wajah putri Purbararang, membuat perasaan gadis itu semakin berguncang tidak tahu entah harus berbuat apa.“Baiklah! Sebagai bentuk permintaan maafku, akan kubuka segel pada tubuhmu,” ungkap Lintang kemudian.Setelah itu, dia mulai menotok beberapa titik saraf pada punggung putri Purbararang. Sehingga energi mengerikan seketika menyeruak menyelimuti tubuhnya, menandakan bahwa kesaktian putri Purbararang telah benar-benar kembali.“A-apa yang di-dia lakukan? Ja-jadi sedari tadi ga-gadis itu se-sedang tersegel?” Corolimbo melebarkan mata tidak percaya.Sementara para pendekar bertudung lain mulai resah karena dua muda-mudi yang diusiknya ternyata bukan mahluk sembarangan.Mereka memang tidak tahu menahu mengenai kesaktian putri Purbararang, di mana selama ini, informasi tentang gadis itu sangat tertutup.Bahkan Maha Raja Peri Kegelapan sekali pun tidak pernah mendengarnya, sehingga dia tidak memperhitungkan aka

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 580

    “Apa yang akan kita lakukan pada dia, tuan panglima? Tubuhnya begitu sangat menggoda, sayang rasanya jika tidak kita cicipi,” seru salah satu pendekar dari kubu aliansi.“Corolimbo, hahaha, kau memang selalu tahu ke mana jalan pikiranku. Tentu saja, kalian boleh merasakan bagaimana kehangatannya. Tapi nanti, setelah aku puas,” peri bertubuh besar tertawa terbahak bahak sembari membelai pipi putri Purbararang dengan tangan penuh nafsu.Sedangkan putri Purbararang hanya bisa pasrah menitikan air mata, dia tidak lagi bisa meronta karena tenaganya sudah habis digunakan untuk berteriak memaki Lintang di sepanjang perjalanan.Dalam hal ini putri Purbararang benar-benar putus asa, dia tidak tahu lagi entah harus meminta pertolongan kepada siapa di mana di tempat terpencil seperti itu, tidak mungkin ada kehidupan.Andai pun benar ada penduduk atau pendekar yang melintas, dia tidak yakin mereka akan berani menolongnya. Karena menghadapi jumlah musuh sebanyak itu, siapa pun tentu akan langsung

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 579

    “Menyerah dan serahkan gadis itu kepada kami, maka kau akan selamat,” seru salah satu pendekar bertudung kepada Lintang.Hal itu tentu saja membuat Lintang terkejut karena secara tidak terduga, mereka ternyata bukan mengincar dirinya, akan tetapi malah mengincar putri Purbararang. Membuat Lintang semakin bertanya-tanya akan siapa gadis itu sesungguhnya?Sementara putri Purbararang yang menjadi target mereka semakin ketakutan bukan kepalang.Dia baru menyadari bahwa sebagian pendekar yang mengepungnya ternyata merupakan bangsa peri Kegelapan yang sedari dulu telah menjadi musuh bebuyutan kerajaan Sakuta.Sedangkan sebagian lagi tidak dikenali seakan bukan berasal dari daratan ini.Terlebih mereka mengenakan tudung kepala sehingga sang putri tidak bisa melihatnya dengan jelas.Namun penglihatan Lintang tidak bisa dikelabui, meski musuh mengenakan tudung kepala dan pakaian yang tertutup. Tetapi mata tajam Lintang masih mampu mengenali bahwa sebagian pendekar itu berasal dari bangsa peri

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 578

    “Bukankah wilayah daratan ini sangat luas paman? Jika pun memang perompak, kita tidak memiliki bukti bahwa pelaku penebar racun ini adalah perompak Gunung Kanukus. Tidak mungkin di daratan sebesar ini hanya ada satu kelompok perompak, bukankah masih ada nagari peri kegelapan yang juga memiliki sifat kejam dan sadis?” jelas Lintang membuat Surua langsung mematung memahami apa yang Lintang katakan.“Be-benar juga,” angguk Surua merasa bersalah.“Begini saja, hal terpenting bagi kita sekarang adalah memulihkan anak-anak. Sementara untuk menyelidiki siapa pelaku yang berniat mencelakai kalian, bagaimana jika aku dan temanku itu yang mencarinya?” tutur Lintang menyatakan diri hendak membantu warga desa Hotaya sampai tuntas.Bukan tanpa alasan Lintang ingin melakukan semua itu, di mana akibat hubungan dekatnya dengan Rodo Walo membuat Lintang merasa bertanggung jawab untuk membersihkan nama mereka.Terlebih menjaga perdamaian dan melindungi mereka yang membutuhkan sudah menjadi tugas diriny

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 577

    Rembulan di malam ini nampak begitu sangat terang seakan cahayanya sengaja ditumpahkan ke desa Hotaya guna menerangi Lintang yang sedang memeriksa semua anak yang ada di sana.Namun tidak ada satu orang pun yang peduli terhadap perubahan sinar rembulan, di mana perhatian mereka saat ini hanya terpaku terhadap apa yang Lintang lakukan.Termasuk putri Purbararang, dia sangat terkejut ketika mendapati Lintang benar-benar mampu menganalisa wabah yang sedang menjangkit desa, dengan dibuktikan oleh seorang anak kecil yang sembuh setelah diobati olehnya.Penyakit ini sangat unik, di mana kulit, mata, serta tulang korban yang terjangkit wabah akan mengalami perubahan warna menjadi putih pucat seperti mayat.Sehingga ketika terkena sinar mentari, mereka akan lemas layaknya orang lumpuh, bahkan akan merasa kesakitan seperti sedang ditusuk ribuan jarum secara bersamaan.Namun berkat kemampuan alkemis Lintang, dia berhasil menemukan racun apa yang menyerang mereka, membuat semua warga sangat baha

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 576

    “Ja-ja—jadi ka-kau benar-benar tidak ...,” wajah putri Purbararang memucat merasa malu. Terlebih ketika mengingat dia telah menunjukan seluruh tubuhnya kepada Lintang saat tadi hendak bunuh diri.“Sudah kukatakan! Kau saja yang keras kepala,” umpat Lintang sembari menyeka darah dari hidungnya.“Ma-maaf, ta-tapi bu-bukankah kau seorang perompak?” tanya putri Purbararang heran sendiri.“Hahaha, kata siapa?” Lintang tertawa.“A-aku menyaksikan sendiri kau berkomplot dengan Rodo Walo,” ungkap putri Purbararang canggung.“Cantik, tapi sayang kau memiliki sifat sembrono,” Lintang menggeleng, sementara putri Purbararang tersipu malu menundukan wajahnya.Lintang sendiri setelah itu tidak lagi berkata-kata, dia sengaja membiarkan putri Purbararang tenang terlebih dahulu sebelum mengintrogasinya.Selama beberapa saat, ruang kamar penginapan mereka pun berlangsung hening.Putri Purbararang terus menunduk seraya menyeka air matanya, sementara Lintang diam berdiri menatap lekat ke arah nampan maka

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status