“Serang!” teriak panglima Alpere memberi perintah.Mendengar itu, 220 ribu pasukan serentak bergerak menyerang Lintang.Panglima Alpere sangat marah kepada pemuda itu karena merasa telah dipermainkan.Sehingga tanpa menggunakan strategi perang, dia dengan cerobohnya menyerang Lintang.“Hahahaha, mampus kau pemuda aneh. Siluman terkutuk!” panglima Alpere tertawa terbahak bahak.Dia sangat yakin Lintang pasti akan binasa di tangan pasukannya. Tidak mungkin ada yang bisa lolos dari serangan sebanyak itu. kecuali dia adalah dewa yang memiliki kekuatan maha sakti yang mampu membumihanguskan satu kerajaan seorang diri.Tapi dugaan Alpere salah, Lintang memang bukan dewa. Dia tidak memiliki kekuatan seperti itu, setidaknya belum karena kekuatan Lintang masih tersegel jauh entah di mana.Namun kecerdasan pemuda itu jauh melebihi para dewa, Lintang memiliki akal yang tidak terbatas. Terlebih dalam ilmu perang.Mendapati nyawanya sedang terancam oleh ratusan ribu pasukan musuh. Lintang segera m
Raja Manggala dan Raden Rakean sebetulnya masih ragu akan keputusan Prabu Mangkukarsa, tapi mereka tidak memiliki pilihan selain menyerahkan semua ini kepada Lintang.Mendapati tanggung jawab besar dari temannya, Lintang segera terbang melayang rendah ke depan semua pasukan.“Tidak ada yang dapat menyelematkan kalian dari bencana ini selain kalian sendiri,” Lintang mulai membuka suara.“Aku tahu kalian takut karena aku pun demikian. Tapi ingatlah! Jika kita gugur di sini, maka entah akan seperti apa nasib buruk yang akan menimpa keluarga kita di rumah,” suara Lintang menggelegar menggetarkan hati semua orang.“Sekarang kalian boleh memilih, menyerah memberikan kematian kepada musuh atau berjuang mencari hidup bersamaku!” teriak Lintang.Tidak ada yang tidak terperangah mendengar pidato singkat tersebut. Hati semua orang bergetar dipenuhi amarah terhadap musuh.Ketakutan yang tadi menyelimuti diri dalam sekejap sirna berganti keberanian yang menggebu-gebu, membuat semua pasukan serenta
Benar seperti dugaan Lintang, tidak lama setelah Prabu Mangkukarsa selesai menjelaskan. Langit sore tiba-tiba berubah kelam membuat semua orang mulai gelisah merasakan firasat yang tidak baik.“Ada apa ini?” raja Manggala terkejut.“Sial!” umpat Prabu Mangkukarsa.“Siluman Gandipati! Celaka,” Raden Rakean benar-benar panik.Dahulu saat terjadi perebutan kekuasan di kerajaan Galatik, Raden Rakean sedang ada di sana.Dia sempat berhadapan dengan salah satu siluman Gandipati ketika akan menyelamatkan putri Raja yang kini menjadi istrinya.Maka dari itu Raden Rakean sangat tahu sebesar dan seperti apa kakuatan bangsa siluman Gandipati.“20.000 pasukan kerajaan Galatik saja sudah sangat merepotkan, dan kini kita kedatangan musuh lain yang jauh lebih besar. Apa mungkin ini akhir dari kita?” Raden Rakean mengepalkan tangan gusar.“Tidak ada kata akhir tanpa sebuah awalan,” Lintang tiba-tiba muncul di sana.“Maksudmu?” Raden Rakean mengerutkan kening.“Angin tidak pernah berhembus pada arah y
Kedatangan Lintang tidak hanya mengagetkan kedua belah pihak, tapi juga membuat geram pihak ketiga yang saat itu sedang menyaksikan peperangan.Alpere dan ke 7 panglima lain sama-sama bingung tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Yang jelas Lintang adalah ancaman besar bagi mereka.“Bedebah! Siapkan pasukan dan senjata perang. Pemuda sialan itu seperti akan mengganggu rencana kita,” Panglima Alpere melayangkan perintah.Panglima Hala, Rogo, Lamtiar, Yurasa, Patar, Patudu, dan Siahan mengerti dengan keputusan itu.Meski wujud Lintang hanya seorang pemuda tanggung, tapi aura dan karismanya begitu kuat sehingga disegani oleh para pembesar kerajaan Manggala.Alpere, Lamtiar dan yang lain tidak tahu entah apa yang akan dilakukan Lintang.Namun dari gelagatnya, Lintang seperti berniat menghentikan perang, membuat para panglima kerajaan Galatik terpaksa harus berganti rencana.Mereka merasakan firasat buruk dari kehadiran Lintang, di mana sosok dan kedatanganya sangat misterius serta mencu
Jaka, Balangbang, Yamuna, Kitri, Nindhi, dan Gendis terkejut mendapati serangan Adipati Triat Mojo sementara Balada masih diam tidak bergerak.Mereka hendak menahan serangan tersebut namun gerakan Adipati Triat Mojo terlalu cepat.“Senior!” Yamuna, Gendis, dan Kitri berteriak histeris khawatir.Jika Balada tetap tidak bergerak, maka dia pasti akan mati di tangan musuh, membuat semua orang menjadi panik mendapatinya.Wush!Tebasan pedang Adipati Triat Mojo menderu semakin dekat berniat memenggal kepala Balada.“Hahaha, pecundang!” Adipati Agung Triat Mojo tertawa senang.Namun tepat ketika mata pedangnya akan menyentuh leher Balada, pemuda itu dengan cepat menarik kakinya membuat tubuhnya seketika mundur kebelakang.Sring!Serangan Adipati Triat Mojo berlalu mengenai tempat kosong.“Apa? Tidak akan kubiarkan!”Adipati Agung Triat Mojo yang kesal segera merubah kuda-kudanya, dia kembali menarik pedang, melayangkan serangan susulan secara vertikal berniat membelah tubuh Balada.Tapi Bala
Lintang menjelaskan semua situasi, keadaan wilayah, serta apa yang akan mereka hadapi.Dia juga memberi arahan kepada Raja Kancradaka dalam berperang sesuai strategi yang sudah disusun sebelumnya.Selain kepada raja Kancradaka, Lintang juga menjelaskan langkah-langkah perang kepada semua senopati dan panglima kerajaan Manggala termasuk kepada Ki Keling dan Cantika Ayu.“Mohon lindungi ratu dan permaisuri jangan biarkan ada satu pun musuh yang menyentuh mereka,” ucap Lintang.“Krrrrrrr!” angguk Raja Kancradaka.“Tunggu tuan, anda sendiri akan ke mana?” tanya Maha Patih Tamma tidak mengerti.“Ada perang lain yang harus aku akhiri. Jadi selama aku pergi, kalianlah yang akan menggantikanku di sini,” jawab Lintang.Hari saat itu telah sore, sehingga semua pasukan sudah bersiap pada posisi masing-masing.Para penduduk kota juga telah berhasil dievakuasi membuat suasana wilayah kerajaan Manggala menjadi sangat hening.“Ki, Ayu, mohon bantu kerajaan ini. Tapi kalian juga harus tetap berhati-h