LOGINWush! Wush! Wush!Badai putih dari kekuatan keris Tantumashaya masih bergemuruh keras, bergejolak mengikis lengan raksasa bercahaya bara.Hingga tidak berselang lama, lengan yang amat sangat besar tersebut akhirnya sirna.Begitu pula dengan lingkaran kelam yang berada di hadapan Nawadurja, membuat semua orang bersorak merasa senang.Termasuk batara Nala Gareng dan Batara Dewala.Mereka kembali bermunculan di sisi Galuh dengan wajah sumbringah karena adik seperguruannya tersebut telah jauh lebih sakti dari apa yang mereka bayangkan.Bahkan Batara Astrajingga juga tiba-tiba muncul kembali, menunjukan senyum bangga ke arah Galuh.Namun senyuman itu tidak berlangsung lama karena batara Nala Gareng dan Batara Dewala langsung melayangkan pukulan kuat yang mendarat keras di pangkal kepalanya. Membuat batara Astrajingga seketika terjatuh menghantam lautan.Bummmm!Dentuman besar terdengar dari tempat jatuhnya Batara Astrajingga.“Awww! Cecunguk burik! Sialan kau para adik durhaka,” maki Batar
Akan tetapi kedua Batara tengil itu tidak menanggapinya, membuat Dewa Kegelapan menjadi semakin murka.Tidak ingin membuang waktu untuk mahluk-mahluk tidak penting, Dewa Kegelapan segera kembali merapalkan mantera, membentuk sebuah lingkaran kelam untuk menyerap seluruh kekuatan Galuh bersama jasadnya.Jurus tersebut merupakan teknik terlarang dari pengembangan jurus Caruk Manunggal.Atau bisa dibilang merupakan tahap yang lebih tinggi dari sekedar menyerap sifat gelap serta ketamakan mahluk lain.Mendapati nyawa-nya sedang terancam, Galuh malah tersenyum senang.Dia berniat melesat menyambut serangan Dewa Kegelapan dengan kemampuan barunya.Namun Batara Dewala dan Batara Nala Gareng segera menghadang, mengingatkan bahwa jurus yang Dewa Kegelapan keluarkan bukanlah jurus biasa.“A-apa yang kalian lakukan kang?” Galuh keheranan.“Jangan bodoh adik prabu! Apa kau tidak merasakan hawa kematian dari jurusnya?” ucap Batara Dewala serius.“Tentu saja aku merasakannya. Itu Caruk Manunggal bu
Wush! Sieng! Trang!Dua raksasa besar saling beradu pedang, membuat langit berkilat mengalami guncangan hebat.Galuh terpundur beberapa langkah ke belakang, sedangkan Dewa Kegelapan masih berdiri tegak di tempatnya.Hal itu membuktikan bahwa kanuragan Dewa Kegelapan masih jauh di atas Galuh.Telebih dia telah mendapatkan kekuatan tambahan dari Nawadujra sehingga pencapaian Galuh saat ini pun masih belum cukup untuk mengimbanginya.Hampir ribuan jurus sudah Galuh keluarkan.Tetapi Dewa Kegelapan tetap saja tidak bergeming.Bahkan Si Bodas dan Si Hawuk sudah lebih dulu mundur, terhempas terkena serangan lawan.Hampir saja kedua harimau tersebut tewas oleh serangan itu.Namun Batara Asrajingga yang berada tidak jauh dari tempat pertarungan Galuh dengan sigap melesat, menyambar tubuh Si Bodas dan Si Hawuk sehingga keduanya bisa terselamatkan.Mendapati Galuh sedang kesulitan, Batara Astrajingga lantas memanggil kedua adiknya agar mereka berkumpul dan sama-sama membantu Galuh.Alhasil, Bat
Sebagai pemimpin tertinggi, hal pertama yang Lintang lakukan adalah mengantisipasi kekuatan lawan.Setelah itu Lintang baru membagi formasi pasukan berdasarkan kekuatan, keahlian, serta kelemahan mereka.Lintang sangat tahu dengan potensi setiap pasukan karena dirinya sudah lama mengenal mereka.Terlebih tingkat kecerdasan serta kemampuan analisa Lintang jauh melebihi siapa pun. Sehingga dalam waktu singkat, Lintang mampu membaca keadaan.Dan hal itulah yang diharapkan oleh semua pasukan. Dimana bersama Lintang, mereka bisa memiliki kesempatan bertahan yang jauh lebih besar.Dalam sekejap mata, kini semua pasukan sudah berada di posisi masing-masing.Mereka yang awalnya terluka juga sudah dipulihkan melalui pil penyembuh yang Lintang bagikan.Mendapati itu, Si Bodas dan Si Hawuk yang sedari tadi diam pun langsung melesat menghampiri tuannya.Mereka berlompatan ke sisi Galuh untuk kembali berperang bersama.“Kak, Romo, Biung, kakek, paman, aku mohon bantuan dari kalian,” ungkap Lintang
“Akhirnya datang juga,” raja Mulu, Garu, Samhu, Raja Kancradaka tersenyum lebar.“Hihihi, Hore ada ayah,” Anjeli berlompatan kegirangan.“Hehehe, itu baru ayah Jinggo,” bocah kecil bertubuh buntal terkekeh.“Kanda,” wajah Putri Shalya merona merah.“Cih! Selalu terlambat. Dasar bodoh!” maki Asgar.“Kwii, kwii,” Limo berteriak menyapa Lintang.“Ayah,” pangeran Arundia tidak pernah habis mengagumi Lintang.Hingga beberapa waktu kemudian, sebuah pancaran cahaya terang tiba-tiba memenuhi seluruh langit, membuat Nawadurja dan seluruh pasukannya berhamburan mundur menjauh.Sedangkan semua pasukan aliansi manusia memejamkan mata karena cahaya di langit terlalu terang.Hanya rombongan Galuh yang masih dapat melihat apa yang Lintang lakukan, dimana pemuda biru tersebut, menyerap kedua serangan maha dahsyat ke dalam tubuhnya.“Mu-mustahil!” Kala Pati menelan ludah tidak percaya dengan apa yang dia saksikan.Sedangkan Galuh tersenyum lebar merasa bangga kepada putranya.“Be-berengsek, sudah samp
Sebelum menyiapkan barisan, Galuh bertanya terlebih dahulu mengenai Arga kepada Raden Buana.Dia begitu mengkhawatirkan keselamatan pemilik ajian Rasatala tersebut, karena sampai sekarang, Arga tidak kunjung menunjukan batang hidungnya.Terlebih firasat buruk terkait Arga tak kunjung berhenti seakan pemuda itu tengah menghadapi sesuatu yang amat sangat pelik.Raden Buana sangat terkejut mendengar pertanyaan Galuh.Sesaat dia terdiam seperti tidak tahu entah bagaimana cara menjelaskannya.Namun Dewi Rea Utari membantu menjawab pertanyaan tersebut.Sang dewi menjelaskan apa yang sedang Arga lakukan dengan air mata bercucuran.Sedangkan di sisi-nya juga terdapat seorang lelaki aneh berpakaian hitam yang sedari awal terus mendamping-nya.“Itu benar tuan Galuh, maafkan aku. Karena sebagai paman, Aku tidak mampu mencegah putra pangeran,” ungkap sang lelaki aneh membenarkan semua penjelaskan Dewi Rea Utari.Terlebih dia menyebut dirinya sebagai paman, membuat Galuh langsung mengerutkan kenin







