Share

2. Tanaka

Sa menyerahkan bayi itu ke tangan Laras. Laras bergegas meraih bayi itu dengan mata haru. Meskipun wajah bayi itu tampak buruk, seperti wajah yang sudah sembuh dari luka bakar yang parah hingga membentuk bekas sisik di kulitnya.

Sa dan Laras sudah lama menikah, namun selama itu mereka belum juga dikaruniai seorang anak. Mungkin bayi itu akan membuat Laras senang dan bisa dijadikan pancingan agar mereka segera memiliki seorang anak yang lahir dari rahim Laras sendiri.

“Kita namai dengan nama apa bayi ini?” tanya Laras yang matanya masih berkaca-kaca.

“Bagaimana jika kita panggil dia dengan nama Tanaka?” jawab Sa.

“Tanaka?”

“Iya, Tanaka.” Sa menegaskan. “Yang memiliki arti hadiah dari Tuhan.”

Laras tersenyum mendengarnya. Pancaran kebahagiaannya tertangkap di mata Sa.

“Baiklah, dia akan kita panggil Tanaka,” ucap Laras.

Laras pun bergegas membawa bayi itu ke dalam rumahnya. Sa tersenyum memandangi punggung Laras yang tampak kegirangan memilikinya.

***

Istana Kerajaan Manggala tampak berbahagia di hari itu. Putra Mahkota telah dilahirkan. Kabar itu membuat seluruh penduduk istana bersuka ria. Ratu Anin yang masih belum sadarkan diri setelah melahirkan Putra Mahkota, sekarang tangannya bergerak-gerak, perlahan matanya terbuka. Raja Tala yang sedang menggendong Putra Mahkota di sisinya tampak lega melihat istrinya sudah tersadar.

Ratu Anin memandangi Raja Tala dengan haru.

“Aku ingin melihat anakku,” pinta Ratu Anin dengan lemah.

Raja Tala terenyum lalu memperlihatkan bayi lelakinya yang tampan itu pada istrinya.

“Dia sangat tampan bukan?” ucap Raja Tala sambil tersenyum.

Air mata harus Ratu Anin menetes ketika melihat wajah bayinya itu. Ratu Anin pun dibantu duduk oleh tabib istana. Dia ingin menggendong bayi itu dan segera menyusuinya. Melihat itu Raja Tala berdiri lalu bergegas meninggalkan ruangan itu.

Di depan pintu ruangan, Raja Tala berhenti melangkah sambil mendongak ke atas langit-langit istana.

“Maafkan aku istriku,” gumam Raja Tala.

Ya, dia telah menggantikan bayi sesungguhnya yang dilahirkan oleh Ratu Anin dengan bayi lain yang baru dilahirkan oleh penduduk. Raja Tala telah membuang anak kandungnya sendiri karena memiliki wajah buruk. Itu semua terjadi karena persekutuannya dengan Baluku sang Penguasa Iblis selama ini. Raja Tala meminta Baluku untuk membantunya berperang melawan kerajaan asing. Baluku memberi syarat agar raja Tala menyerahkan seratus gadis perawan padanya setelah dia berhasil memenangkan peperangan itu. Namun ketika Baluku berhasil membantunya memenangkan peperangan itu, Raja Tala mengingkari janjinya. Dia tidak menyerahkan 100 perawan padanya.

Baluku akhirnya mengutuknya, dia akan memiliki keturunan buruk rupa hingga tujuh keturuan. Awalnya Raja Tala tidak percaya Baluku dapat mengutuknya, ternyata ketika Putra Mahkota lahir, kutukan Baluku terjadi. Bayinya lahir dengan rupa menyeramkan.

Raja Tala pun meminta Tabib Istana untuk membuat Ratu Anin tidak sadarkan diri setelah melahirkan agar dia bisa mencari bayi pengganti untuk putra mahkota. Setelah Raja Tala mendapatkan pengganti bayi buruk rupanya, dia pun memerintahkan pengabdi istana untuk membawa anak itu jauh dari kerajaan Manggala. Raja Tala pun sudah menyiapkan harta benda untuk kehidupan anaknya yang buruk rupa itu.

Tak lama kemudian pintu terbuka. Pelayan istana terkejut mendapati Raja Tala masih berdiri di depan pintu. Pelayan langsung berlutut di hadapannya.

“Ampun, Yang Mulia. Yang Mulia Ratu meminta hamba untuk memanggil yang mulia,” ucap Pelayan istana itu padanya.

Raja Tala pun kembali masuk ke dalam ruangan itu. Dia melihat Ratu Anin baru selesai menyusui bayi itu. Raja Tala duduk di sisi ranjangnya.

“Ada apa istriku?” tanya Raja Tala dengan heran.

“Apakah kau sudah menyiapkan nama untuknya?” tanya Ratu Anin penasaran.

Raja Tala tersenyum padanya.

“Aku sudah bicara dengan para penasehat dan sudah mengajukan lima nama untuk Putra Mahkota. Akhirnya mereka menyetujui satu nama,” jawab Raja Tala.

“Apa namanya?” tanya Ratu Anin dengan raut bahagianya.

“Kita akan memanggil namanya dengan nama Abisena,” jawab Raja Tala.

Ratu Anin pun menatap bayi dalam gendongannya. Bayi itu tampak sudah terlelap. Dia mencium kening bayi itu dengan tersenyum.

“Hiduplah selalu Putra Mahkotaku. Kelak kerajaan ini akan jatuh ke tanganmu,” ucap Ratu Anin dengan haru.

Raja Tala memandanginya dengan tersenyum. Dia menyimpan semua kesalahannya pada istrinya. Dia akan menutupi itu semua selama-lamanya. Siapapun yang mengetahui itu dan membocorkannya pada sang ratu akan dihukumnya.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
IM Lebelan
Kasihan ibu Ratu
goodnovel comment avatar
ReniYuliani
keren bang
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status