Share

Dunia lain

Penulis: Alie-Afie
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-15 16:05:00

Liu Shin terbatuk memuntahkan air yang masuk kedalam tubuhnya. Perlahan Dia mulai membuka mata dan sadarkan diri.

"Aku tidak mati," batin Liu Shin.

Liu Shin tidak bisa menggerakkan bagian tubuhnya. Dia tetap terbaring kesakitan dan berusaha menenangkan dirinya.

Liu Shin mengingat terakhir kali terbawa oleh arus sungai sebelum kepalanya terbentur sebuah batu besar dan bagian tubuhnya tertusuk sebuah benda tajam, "Dimana Aku sekarang? keberadaanku saat ini tidak masuk akal bagiku."

Jika Liu Shin selamat, seharusnya Dia sekarang berada di pinggiran atau tidak jauh dari sungai. Tetapi, bola mata hitamnya yang melirik kesana kemari tidak menemukan keberadaan sungai sama sekali, "Apa ada Seseorang yang menyelamatkanku?" gumamnya.

Liu Shin terbaring tidak berdaya karena lukanya yang amat parah. Dia sudah sedikit bisa menggerakkan tangannya tetapi masih tidak bisa membangunkan dirinya. Tulang-tulangnya seakan patah dan remuk, hanya sedikit bergerak saja Dia akan merasakan sakit yang amat sangat.

Selama beberapa hari, Liu Shin makan makanan yang ada di kantong penyimpanan ruang dimensi yang di berikan oleh Liu Cheng. Beruntung baginya, kantong penyimpanan itu masih berada di sakunya.

Kantong penyimpanan ruang dimensi sudah lazim di gunakan oleh Para Pendekar. Kantong berukuran selebar telapak tangan orang dewasa itu memiliki sebuah dimensi di dalamnya.

Kantong penyimpanan yang Liu Shin pegang memiliki dimensi seluas satu meter persegi. Semakin luas dimensi ruang di dalamnya, semakin mahal harganya. Tetapi, Kantong penyimpanan dengan dimensi terluas yang ada hanya seluas sepuluh meter persegi. Para Pendekar akan menggunakan cincin ruang dimensi jika membutuhkan artefak penyimpanan yang lebih luas.

Butuh waktu seminggu lebih sampai Liu Shin pulih dengan sendirinya. persediaan makanan di kantong penyimpanan miliknya sudah benar-benar menipis.

Liu Shin juga terpaksa memakan makanan yang sudah mulai basi salama waktu itu. Liu Shin dengan sekuat tenaga berusaha sembuh dengan ribuan kali merasakan sakit yang amat sangat ketika mencoba menggerakkan tubuhnya.

Liu Shin tidak benar-benar sembuh, rasa sakit senantiasa menjalar ke seluruh tubuhnya. Hanya saja, Dia sudah terbiasa dengan rasa sakit yang di rasakan olehnya.

Liu Shin berjalan menyusuri hutan untuk mengetahui tempatnya berada dan mencari apapun yang dapat Dia makan.

"Beruntung Bocah itu masih hidup dengan luka separah itu." Sesosok Pemuda misterius masih mengamati Liu Shin dari atas ranting sebuah pohon.

Pemuda misterius itu seketika menghilang dari tempatnya dan tiba-tiba sudah berada di hadapan Liu Shin yang sedang memetik sebuah jamur yang di temukan olehnya.

"Si ... si ... siapa Kau?" Liu Shin terkaget dan melompat kebelakang menjauhi Pemuda yang tiba-tiba muncul di hadapannya.

Pemuda itu terlihat berusia 20an tahun dan sangat tampan. Kulitnya seputih salju dan semulus batu giok, wajahnya memancarkan aura kewibawaan dan keagungan. Dengan balutan pakaian yang sangat indah dan elegan, Dia menjadi sesosok Pemuda yang sangat menawan.

"Tidak perlu waspada dan takut seperti itu ... Aku tidak akan menyakitimu." Pria muda itu mendekati Liu Shin, "Aku akan membantumu keluar dari Dunia ini ... Dunia ini berbeda dengan duniamu, tidak seperti yang Kamu pikirkan."

"Maaf, Junior ini hanya terkaget Senior" balas Liu Shin mencoba menenangkan dirinya.

"Apa maksud Senior tentang dunia yang berbeda? dan kalau boleh tahu ... dengan siapa Junior berbicara?" Liu Shin penasaran dengan dunia yang Pemuda itu maksud.

"Tidak perlu banyak bertanya ... Kamu hanya perlu bertahan hidup! Dunia ini ... tidak seharusnya di masuki oleh manusia sepertimu" balas Pemuda itu.

"Ma ... ma ... manusia? apa Senior bukan manusia?" Liu Shin terbata-bata memikirkan ucapan Pemuda itu.

Pemuda itu mengerutkan keningnya, "Tidak perlu memikirkan apa yang Aku katakan ... berhati-hatilah! di Dunia ini, kematian akan mengintaimu."

"Ta ... ta ... tapi Senior, Dunia apa sebenarnya tempat ini?" Liu Shin mulai sedikit takut memikirkan ucapan Pemuda di depannya. Alam liar itu memang sangat menyeramkan baginya.

"Kamu hanya perlu mendengarkan nasihatku untuk berhati-hati ... jika Kamu bisa bertahan hidup, Aku akan menemuimu kembali ketika Aku rasa Kamu sudah pantas," Balas Pemuda misterius.

"Aku akan mendengarnya," jawab Liu Shin mulai mempercayai kata-kata Pemuda di depannya.

Sejak kecil, Liu Shin selalu berada di wilayah klannya dan hanya sesekali keluar ke Kota bersama orangtuanya.

Di alam liar seperti sekarang tempatnya berada, Liu Shin tidak bisa berkata apa-apa selain mempercayai ucapan Pemuda di depannya dan mengingat nasihat darinya.

Jika Pemuda itu menginginkan Liu Shin celaka, Dia dapat dengan mudah mencelakai Liu Shin. Dia tidak perlu repot-repot membual tentang Dunia lain yang Liu Shin tidak mengerti.

"Apa Senior akan membantuku keluar dari Dunia ini? bisakah Senior tidak pergi dan berada di sisiku? tempat ini memang sangat menyeramkan bagiku," lanjut Liu Shin berucap.

Bommmm

Pemuda itu memukul dada Liu Shin dengan telapak tangannya.

"Aku hanya sedikit membantumu," ucap Pemuda misterius itu.

Liu Shin memuntahkan seteguk darah dari mulutnya. Tubuhnya mulai terasa berenergi. Luka-luka dan tulangnya yang masih kesakitan seketika pulih setelah mendapatkan pukulan dari Pemuda itu.

Liu Shin menelangkupkan tangannya dan membungkuk, "Terimakasih Senior."

Pemuda itu melesat ke langit. Dia menghilang dari pandangan mata Liu Shin tanpa mengindahkan permintaan dan ucapan Liu Shin.

Pemuda itu mengibaskan tangannya menghilangkan sebuah formasi pelindung yang di buat olehnya. Formasi pelindung itulah yang selama ini melindungi Liu Shin sejak pertama kali kedatangannya ke Dunia lain itu.

Goarrrrr

Bunyi raungan keras terdengar sesaat setelah Pemuda misterius menghilang dan menghancurkan formasi yang telah di buat olehnya.

Tempat itu di penuhi oleh jutaan Binatang buas dari mulai yang terlemah hingga yang terkuat. Akan tetapi, di tempat seperti itu, seekor kelinci yang lemahpun mampu menghancurkan sebuah pohon besar yang sangat kuat dan bongkahan batu besar yang sangat keras.

Tidak ada yang benar-benar lemah bagi Seorang anak yang bahkan belum berkultivasi seperti Liu Shin.

Jika seekor kelinci yang terlemah di tempat itu mampu menghancurkan sebuah pohon yang kuat dan bongkahan batu keras, bagaimana dengan yang terkuat? apakah mampu menghancurkan gunung yang besar? bagaimana Liu Shin dapat selamat berada di antara jutaan Binatang yang buas dan kejam di Dunia seperti itu.

Liu Shin ketakutan mendengar suara raungan yang mengerikan, "suara mengerikan apa itu?"

Goarrrrr

Suara raungan kembali terdengar dan sekarang semakin memekikkan telinga Liu Shin.

"Sepertinya, sumber suara itu mengarah kemari," gumam Liu Shin kemudian berlari menjauh tanpa mempedulikan suara apa yang di dengar olehnya. Dia hanya merasakan sesuatu yang berbahaya dari makhluk yang semakin dekat menuju ke arahnya.

Liu Shin berlari sambil sesekali menengok ke belakang. Beberapa pohon tumbang satu demi satu tanpa Liu Shin ketahui penyebabnya, "Sial ... makhluk apa yang mengejarku?"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
muhammad soleh
good gameee
goodnovel comment avatar
Deni Suprojo
good and interesting
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Kemenangan Liu Shin

    Dengan usaha keras, Liu Shin dan Surya kelana akhirnya bisa menapak di gunung brawijaya. Mereka langsung melesat mencari keberadaan Si Mata Merah. "Siapa kalian?" tanya Si Mata Merah melihat Liu Shin dan Surya kelana. Liu Shin tidak segera membalas Si Mata Merah. Dia melihat ke altar kuno dan tidak mendapati istrinya. Sementara Surya kelana bernafas lega karena adiknya masih hidup. "Dimana istriku?" tanya Liu Shin. "Jika istrimu tidak ada, dia berarti telah dibawa oleh dewa iblis ke alam dewa," balas Si Mata Merah. Liu Shin mengepalkan tangannya, amarahnya memuncak mengetahui istrinya dibawa ke alam dewa. Tanpa banyak berkata, Liu Shin dan Surya kelana mulai menyerang Si Mata Merah. Pertempuran berlangsung sangat sengit, hingga tidak lama Liu Shin berhasil menghabisi Si Mata Merah. Namun, iblis kuno yang telah menyerap beberapa wanita dengan tubuh spesial telah bangkit dengan separuh kekuatannya. Iblis kuno kemudian turun tangan karena terganggu dengan kedatangan Liu S

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Kerajaan Kuno Selatan

    Ribuan tahun yang lalu, benua malaya disebut sebagai kerajaan kuno selatan. Wilayah kekuasaannya mencakup seluruh benua malaya. Kerajaan kuno selatan itulah yang terus berperang dengan benua tianlang maupun benua taishan untuk memperluas wilayah kekuasaan.Seiring dengan berjalannya waktu, perang saudara terus menerus terjadi di kerajaan kuno selatan. Kerajaan kuno selatan mulai terlupakan dan berubah nama menjadi benua malaya dengan banyak kerajaan besar maupun kecil yang berdiri tegak.Kerajaan-kerajaan di benua malaya itu tidak ubahnya seperti sekte yang memiliki aliran hitam dan putih, yaitu baik dan jahat.Si Mata Merah mengumpulkan kerajaan-kerajaan yang jahat di bawah kepemimpinan kerajaan wirasena. Dia berniat kembali menjadikan benua malaya menjadi kerajaan kuno selatan.Dalam menggapai keinginannya itu, Si Mata Merah dimanfaatkan oleh Cheng Gu, seseorang dari klan penyihir yang sempat dihabisi oleh Liu Shin.Cheng Gu menjanjikan Si Mata Merah kekuatan dahsyat sehingga mampu

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Informasi Dunia Jiwa

    Liu Shin menyimpan kristal kehidupan di cincin ruang dimensinya. Dia memikirkan cara bagaimana bisa naik ke atas gumpalan awan gunung brawijaya.“Saudaraku, apa kamu sanggup menghindari petir hitam?” tanya Liu Shin.“Meskipun harus mati, aku akan mencobanya demi adikku,” balas Surya Kelana.“Lebih baik kita menghindar terlebih dahulu dari hujan petir hitam. Kita pikirkan cara terlebih dahulu bagaimana bisa sampai ke gunung brawijaya.”“Baiklah.”Liu Shin dan Surya Kelana kemudian menjauh dari jangkauan petir hitam di atas permukaan air laut.Liu Shin melihat Surya Kelana duduk dengan posisi lotus diatas permukaan air laut dan memejamkan matanya. “Saudaraku, apa yang kamu lakukan?” tanya Liu Shin.“Aku sedang membaca beberapa kitab, siapa tahu ada yang berguna,” balas Surya Kelana.Liu Shin menyipitkan matanya. “Apa maksudmu? Aku hanya melihatmu duduk bersila tanpa melakukan apapun. Kamu juga tidak mengenakan cincin ruang dimensi sebagai tempat penyimpanan kitabmu.”“Aku tidak membutuh

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Kepiting Raksasa 2

    “Saudaraku, lekas menjauh dari sini dan menghindar dari jangkauan hujan petir!” perintah Liu Shin kepada Surya Kelana. “Aku akan membantumu,” ujar Surya Kelana. “Ini sangat berbahaya, biarkan aku menghadapinya seorang diri,” balas Liu Shin. Liu Shin menyadari jika area untuk memasuki gunung brawijaya sangat sukar untuk ditembus. Mau tidak mau dia harus melawan kepiting raksasa dan membinasakannya. Kepiting raksasa tidak akan membiarkan seorangpun mencapai gunung brawijaya di wilayah kekuasaannya di permukaan air laut. Sementara itu, awan yang sangat besar tempat keberadaan gunung brawijaya bergemuruh sangat keras dan terus menghujani Liu Shin dan Surya Kelana dengan petir hitam. Dari pengamatan Liu Shin, gunung brawijaya menolak siapapun yang akan memasukinya dengan formasi ataupun fenomena alam yang ada disekitarnya. “Dua orang akan lebih mudah menghadapinya, aku bisa mengalihkan perhatiannya,” Surya Kelana memaksa untuk ikut menghadapi kepiting raksasa. “Baiklah,” balas Liu S

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Kepiting Raksasa

    "Hmmm ... gunung brawijaya? gunung itu sangat sulit ditemukan," balas manager paviliun."Berapa harga yang harus kami bayar?" tanya Liu Shin."Ini bukan masalah harga, paviliun kami juga kekurangan informasi tentangnya.""Lalu, informasi apa yang paviliun ketahui? Aku akan membayarnya dengan harga yang pantas," balas Liu Shin kemudian mengambil ribuan koin emas dan meletakkannya di atas meja dihadapan manager paviliun."Anak muda ... masukkan kembali uangmu! Bagaimana jika kita saling bertukar informasi? Kamu tidak perlu membayarnya."Liu Shin mengerutkan alis. "Apa maksudmu?""Gunung brawijaya merupakan tempat paling mengerikan di benua ini, sangat mustahil dimasuki manusia biasa. Hanya orang-orang dengan kekuatan layaknya dewa yang bisa memasukinya. Jika kamu berhasil memasukinya, aku ingin kamu memberikan informasi tentang apa saja yang ada di gunung tersebut. Bagaimana menurutmu?""Baiklah kalau begitu, aku akan kembali ke tempat ini setelah urusanku selesai di gunung brawijaya,"

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Paviliun Informasi

    Setelah cukup lama bertarung, Liu Shin akhirnya bisa melumpuhkan Cheng Gu. Liu Shin memaksa Cheng Gu untuk memberikan informasi padanya, tapi Cheng Gu tidak mau mengakui apapun. Liu Shinpun akhirnya membunuh Cheng Gu. Liu Shin melanjutkan perjalanannya di wilayah kekuasaan kerajaan wirasena untuk mencari gunung brawijaya. Dia mencari informasi selama beberapa hari di kota ataupun desa namun tidak kunjung juga mengetahui dimana letak keberadaan gunung brawijaya. “Kemana aku bisa menemukan keberadaan gunung brawijaya? Sial, aku lupa bertanya letak gunung brawijaya kepada pendekar buta.” Liu Shin terlihat frustasi kerena tidak menemukan keberadaannya. Saat Liu Shin sedang melesat terbang, dia melihat pemuda yang sedang di keroyok oleh dua orang. Liu Shin mengamati pertarungan yang tidak seimbang tersebut. Setelah memastikan pemuda yang sedang dikeroyok tidak bersalah, Liu Shinpun akhirnya membantunya. “Saudara, biarkan aku menolongmu,” ujar Liu Shin mengagetkan pemuda yang sedang di

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Klan Penyihir

    “Anak muda, kamu benar-benar arogan.” Wusss Orang itu melesat turun ke tanah untuk menyerang Liu Shin. “Tinju Macan Api.” Bummmm Liu Shin berhasil menghindar dari serangan orang itu. Serangan tinju orang itu sangat dahsyat mengenai tanah, membuat tanah menjadi sebuah kawah yang sangat besar. “Orang ini begitu kuat, aku harus waspada,” gumam Liu Shin. “Kembalilah ke kerajaan manggala atau aku akan membunuhmu.” Orang misterius itu kembali mengancam Liu Shin. “Aku tidak akan kembali sampai aku menemukan Si Mata Merah,” jawab Liu Shin. “Jadi, kamu mencari Si Mata Merah? Langkahi dulu mayatku,” ujar orang misterius tersebut. “Siapa kamu?” tanya Liu Shin. “Karena kamu akan mati, aku akan menjawab pertanyaanmu. Aku Cheng Gu dari klan penyihir dunia atas.” “Jadi, kamu adalah seseorang yang memburu Ratu Siluman Rubah? Kenapa kamu melindungi kerajaan wirasena dan apa hubunganmu dengan Si Mata Merah?” “Itu tidak ada urusannya denganmu,” jawab Cheng Gu. Pertempuran sengitpun terjadi

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Makam Kuno

    Setelah selesai makan di kedai arak, Liu Shinpun pergi dari kota kalageni untuk melanjutkan perjalanan menuju kerajaan wirasena. Dalam perjalanannya, Liu Shin melihat puluhan petapa suci melesat terbang dengan sangat cepat menuju ke arah timur. “Mau kemana orang-orang tersebut?” gumam Liu Shin. Liu Shin yang penasaran mengikuti petapa-petapa suci itu. Para Petapa ternyata menuju ke sebuah lembah yang bernama lembah hitam. Di lembah itu, sudah berkumpul sekitar ratusan petapa suci lainnya. Liu Shin bersembunyi di dahan sebuah pohon dan mengamati Para Petapa. Para Petapa terlihat berkumpul di depan sebuah pintu portal yang ada di lembah itu. Tidak lama kemudian, pintu portal terbuka dan petapa-petapa itu memasuki pintu. “Ada apa di balik pintu portal itu? Aku ikuti saja mereka.” Liu Shin mengikuti petapa-petapa suci masuk ke sebuah portal. Portal itu membawa Liu Shin menuju ke sebuah tempat yang tampak seperti labirin. “Apa yang sesungguhnya mereka cari di tempat seperti ini?” Tr

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Latih Tanding

    “Tunggu anak muda! Apa kamu yakin bisa mengalahkan Si Mata Merah?”“Sejujurnya, aku mungkin belum mampu mengalahkannya, oleh karenanya istriku berhasil dibawa kabur oleh Si Mata Merah ke benua ini. Namun, aku tidak ingin berlama-lama karena kedua istriku mungkin dalam bahaya,” balas Liu Shin.“Kalau begitu, aku akan mengajarimu sedikit cara bagaimana mengalahkannya. Aku sudah sangat hafal dengan jurus dan tekniknya. Apa kamu tertarik? Aku juga sudah lama menyimpan dendam dengannya dan ingin membunuhnya.”“Baiklah kalau tuan pendekar buta bersedia,” jawab Liu Shin.“Tutup matamu!” perintah Pendekar Buta.Kekuatan Si Mata Merah sangat mengerikkan. Hanya dengan menatap matanya, seseorang akan menjadi patung. Oleh karenanya, Pendekar Buta bermaksud mengajari Liu Shin bagaimana cara bertarung menggunakan insting dan pendengarannya.Liu Shin tanpa ragu menutup matanya. Mereka lalu berlatih tanding tanpa penglihatan, membuat Liu Shin selalu terkena pukulan tongkat sakti milik Si Pendekar Bu

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status