Dan tanpa ia sadari, awan hitam diatas langit kota Kekaisaran Phoenix mulai berkumpul tepat dimana Xiao Chen berada.
"Sial kenapa ada hukuman langit?" pria bercadar yang merasa terancam memilih mundur dari area Xiao Chen tergeletak.Saat ini, dia tengah menatap kumpulan awan hitam yang seakan tengah murka melihat tingkah mereka.Namun yang tidak diketahui oleh pria bercadar itu, dua pukulan telak yang mengenai tubuh Xiao Chen telah menghancurkan segel meridian didalam tubuhnya.Saat ini energi Qi langit dan bumi berkumpul lalu memasuki tubuh Xiao Chen secara perlahan. Namun proses ini tidak disadari oleh Xiao Chen, karena roh jiwanya telah berpindah pada alam bawah sadarnya sendiri.Ditengah gelapnya alam bawah sadar, tiba tiba seuliet cahaya emas, membentuk bintang kecil melayang di atas langit alam bawah sadarnya. Bintang itu secara perlahan mengeluarkan asap emas, lalu berubah menjadi gadis cantik yang memiliki rambut panjang terurai tengah menatap roh jiwa pemuda didepannya."Apa kamu adalah tuanku? Tidak tidak, mana mungkin tuanku seorang pemuda malas sepertimu?""Kamu siapa? Apa aku telah mati?""Mati? Hahahahaha! Alam bawah sadar milikmu sendiri tidak kau ketahui! Dasar pemalas!" wajah gadis itu terlihat seperti mengejek.Mendengar penjelasan yang diungkapkan gadis didepannya, Xiao Chen tidak marah sama sekali. Namun dia hanya bisa berkata, "lalu bagaimana caraku kembali ke dunia nyata? Saat ini, seluruh keluargaku di bunuh oleh orang tak dikenal?""Ha-hanya dengan kamu? Apa aku tidak salah dengar? Haha! Siapa namamu? Kenapa aku merasakan darah garis keturunanmu adalah Phoenix murni?""Apa hubungannya dengan garis keturunan?""Sayang sekali memiliki garis keturunan yang begitu murni tapi kamu sia siakan begitu saja... Begini, jika kamu memiliki kultivasi yang tinggi apa yang kamu lakukan kedepannya?"Xiao Chen terdiam sejenak, dia memikirkan bagaimana cara kedua orang tuanya mati tanpa kejelasan. Tak hanya itu, dia juga harus melihat pamannya mengorbankan dirinya. Jika tidak memiliki kultivasi, apa arti hidupnya untuk saat ini?Membuka matanya, Xiao Chen menjawab dengan keteguhan hati, "membalaskan dendam kedua orang tuaku?!""Memang siapa orang tuamu?""Xiao Lang, Ling Fei!"Roh jiwa bintang memelototkan kedua matanya, kedua nama yang disebutkan oleh Xiao Chen begitu familiar di ingatannya. Namun, dia tidak tahu hubungan apa yang dia miliki.Mengembalikan ekspresi keterkejutannya, roh jiwa bintang itu berkata, "begini saja, bagaimana jika aku mengendalikan tubuhmu untuk membalaskan dendam keluargamu? Setelah itu, kamu menjadi muridku?""Ka-kamu bisa?"Sosok itu tersenyum tipis, dan mendesah pelan, "mereka hanya sampah saja... Apa yang aku takutkan? Tapi apa kamu dapat menerima konsekuensinya?""Aku tidak peduli apapun itu konsekuensinya asalkan guru dapat membalaskan dendamku!" Xiao Chen langsung berlutut, yang diartikan bahwa dia menyetujui keputusan roh jiwa bintang."Baiklah!"Swuuuuuuuuuuung!Sosok itu tiba tiba menghilang, lalu muncul didepan wajah Xiao Chen sembari mengulurkan telapak tangannya.*Diatas langit wilayah Kekaisaran Phoenix, hal mengejutkan sungguh terjadi. Hukum Langit, yang tengah mengamuk diatas cakrawala akhirnya memuntahkan energi besarnya.Boooooom!Gumpalan petir kecil yang menyatu menyambar tubuh Xiao Chen hingga membuat bangunan disekitarnya hancur lebur. Sesaat hukuman langit mereda, pria misterius yang melihat hal ini hanya bisa menggelengkan kepalanya."Xiao Lang Xiao Lang... Bahkan anakmu yang tidak bisa berkultivasi itu harus mati oleh hukum langit... Jika kamu dapat melihatnya, pasti..." ucapannya terhenti, disaat menyadari sosok yang ia bicarakan telah bangkit.Tak hanya itu, dia merasakan aura kultivasi dari bocah didepannya meningkat pesat! Hingga dia sendiri tidak bisa merasakan dimana tingkat kultivasi bocah itu berada."A-ada hal semacam ini ya?!" hampir mati karena terkejut, pria itu mencoba untuk memastikan apa yang dia rasakan. Namun, kenyataan membuatnya membisu."Xiao Chen, aku akan memperlihatkan bagaimana rasanya menjadi orang tak tertandingi!" suaranya berubah menjadi berat, namun sesaat setelah itu Xiao Chen menghilang dari pandangan lalu muncul dibelakang pria misterius itu.Booooooooom!Hanya satu tinju, pria yang tadi menghajar Xiao Chen meledak menjadi kabut darah. Hal ini menyebabkan ratusan pria bercadar yang lain mendekat kearah Xiao Chen."Bukankah dia anak dari Xiao Lang yang tidak bisa berkultivasi itu?""Sejak kapan dia bisa melayang tanpa bantuan sayap Qi?""Apa yang sebenarnya terjadi?"Semua pria bercadar hitam kebingungan. Namun hal yang sama terjadi pada mereka setelah sosok Xiao Chen menghilang dari pandangan, lalu muncul menyerang satu persatu pria dengan tangan kosongnya.Booooooom! Boooooom! Boooooom!Hanya hitungan detik, suara ledakan beruntun yang berasal dari tinju Xiao Chen meledakan tubuh menjadi kabut darah menggema diatas langit. Saat ini, Xiao Chen yang dikendalikan oleh roh jiwa bintang benar benar terlihat seperti monster tak berperasaan."Xiao Chen, apa kamu puas?" dia bertanya pada dirinya sendiri, hal ini membuat satu pria yang belum mati ingin memanfaatkan peluang ini untuk melarikan diri."A-aku..." Xiao Chen tidak bisa berkata apapun, dia sendiri merasa jijik ketika melihat hal pertama pembunuhan didepan matanya."Xiao Chen, ini sangat menyenangkan!"'Si-sial menyenangkan? Membunuh menyenangkan?'"Hei pria bodoh, mau kemana?" sosok Xiao Chen menghilang lalu muncul menghentikan langkah pria yang hanya tersisa satu satunya. Dia benar benar ketakutan disaat melihat anak dari Xiao Lang ini menyeringai lebar."A-aku ampuni aku! Ampuni aku!""Xiao Chen, orang ini adalah satu satunya kunci yang mengetahui siapa pembunuh orang tuamu, sekaligus dalang penyerangan keluargamu... Kamu ingin aku membunuhnya, atau mengintrogasinya sendiri?"'Biarkan aku saja!'Booooooom!Memberikan satu tinju lemah, hal ini membuat pria itu terjatuh kearah permukaan tanah. Dan roh jiwa bintang mulai mengembalikan kesadaran tubuh kepada Xiao Chen. Sesaat setelah Mendapatkan kembali kesadarannya, Xiao Chen mulai memberanikan diri dengan menginjak wajah pria misterius itu."Katakan padaku? Siapa yang menyuruhmu? Dan apa kamu tahu siapa dalang kematian ayah serta ibuku?!"Pria itu terheran mendengar perbedaan suara Xiao Chen setelah menahan rasa sakit. Pasalnya, dia juga sempat merasakan aura kultivasi pemuda itu sedikit kacau."Katakan!"Menginjak wajah pria itu lebih kuat dari sebelumnya, hingga pria itu akan mengatakan sesuatu hal. Namun, yang tak diduga seuliet energi Qi melesat, lalu meledakan tubuh pria itu hingga tewas mengenaskan.Booooooooom!Swoooooooshh! Hanya membutuhkan waktu satu menit. Serangan akhir dari segalanya telah tercipta didepan mulut keduanya. Xiao Jian berhasil membentuk tombak raksaksa dengan mengandalkan seluruh energi Qin nya yang tersisa. Namun tidak dengan Xiao Chen, dia yang ingin mengakhiri pertempuran ini segera menyatukan seluruh eksistensi kemampuan dari tiga elemennya yang telah membentuk bintang raksaksa tiga warna. Belum kedua serangan itu bertabrakan, akan tetapi fluktuasi energi dari gesekan eksistensi tahap Abadi telah terjadi pada keduanya. Gelombang energi menyebar begitu mengerikan. Hingga keduanya memekik kembali diikuti oleh melesatnya serangan keduanya yang saling berlawanan arah. Swuuuuuuuuuung! Tekanan fluktuasi bertambah kuat, lalu diikuti oleh menyebarnya cahaya dan rusaknya ruang sejauh seribu kilometer dari tempat pertempuran. Suara ledakan bagaikan hancurnya satu benua pun ikut menyebar. Booooommm! Saaat ini, suasana menjadi hening. Namun kerusakan masih terjadi
"A-apa tumbuh lagi..." Xiao Jian sedikit terkejut, namun setelahnya senyum kemenangannya lenyap. Yang diikuti oleh pernyataan anaknya yang selalu meminta bantuan bagaimana cara menghadapi Xiao Chen yang tubuhnya abadi. "Ternyata ini keluhan Yue'er selama perintah ku untuk membunuhmu... Xiao Chen, aku benar benar meremehkan mu..." Xiao Chen tidak menjawab apapun, Kultivasi tahap Abadi adalah segalanya. Selagi apa yang dia inginkan, pasti dia dapat menciptakannya dengan kekuatannya itu. Swuuuuuuuush! Tidak ingin menghadapi Xiao Chen dan berniat kabur untuk saat ini. Xiao Jian akan memikirkan bagaimana cara membunuh sosok Xiao Chen dimasa depan nanti. Akan tetapi, kejutan terjadi. Ruang seakan terkuci. Apa yang ditakuti oleh Penguasa Ashura juga muncul di benak Xiao Jian. "Po-pohon kepahitan... Se-sepertinya aku sudah tidak bisa untuk melarikan diri lagi?!" Melihat ke arah Xiao Chen, tiba tiba rantai emas mengikat tubuhnya secara cepat. Tidak bisa reflek menghancurkan, bahkan m
Merasa tidak ada gunanya untuk terus berbicara, karena musuh utama belum tereliminasi. Tiba tiba kesadaran Roh jiwa didalam tubuhnya bergejolak. Resonansi dari kelahiran kekuatan Abadi dapat dirasakan secara jelas oleh Xiao Chen saat ini. "Apa energi ini berasal dari paman?" Swuuuuuuuuush! Lenyap dari tempatnya, Xiao Chen muncul di perbatasan barat wilayah Aula Langit yang disambut oleh pasukan elite milik ayahnya. "Penguasa... Sepertinya ada kelahiran Abadi yang baru..." Xiao Chen menganggukan kepalanya untuk membenarkan ungkapan itu. "Benar... Kalian berjagalah disini, ingat beri pesan jika ada sesuatu yang buruk..." "Baik penguasa... Tapi kemana Penguasa akan pergi?" Tersenyum tipis, Xiao Chen segera menjawab pertanyaan itu. "Menyambut, dan memberi selamat kepada paman setelah naik menjadi tahap Abadi..." Sempat merasakan energi yang mencapai tahap Abadi memiliki aura Phoenix, Xiao Chen sudah mengetahui siapa entitas itu. "Baiklah..." Swuuuuuuuush!
Puluhan ribu kultivator yang tak lain anggota halaman dalam berdatangan kearah sumber suara. Meski mereka belum mengenal siapa sosok Chen Xiao, tapi dari daftar buronan yang Xiao Jian sebarkan. Sosok Chen Xiao adalah Xiao Chen, yang memiliki wajah tampan, disertai rambut panjang terurai memutih dengan tampilan elegan. "Kaa-kamu Xiao Chen! Berani sekali datang kemari!" "Xiao Chen apa kamu ingin menyerahkan dirimu?!" "Tahu diri juga kamu datang tanpa dicari?!" Raut wajah Xiao Chen berubah menjadi datar, tidak ada rasa takut yang terlintas di wajahnya. Yang pasti, ribuan pasukan lain, yangg merupakan anak buah dari Kaisar Phoenix di masa lalu telah berkumpul di satu titik, tepat di istana utama perkumpulan lima penguasa di halaman dalam. "Aku tidak memiliki waktu untuk meladeni kalian, sekarang... Katakan dimana Xiao Jian, dan tiga penguasa lainnya!" Swuuuuuuuuuung! Hanya menunjuk satu jari kebawah, sontak tekanan gravitasi yang mengerikan harus membuat puluhan ribu kultivator
Swoooooosh! Dibarengi dengan ungkapan rasa terkejutnya, Xiao Chen telah berhasil menciptakan bintang tiga warna diatas telapak tangannya. Berkelebat cepat, sosoknya kemudian lenyap dari pandangan. Seketika tubuh bagian punggung dari Penguasa Ashura terasa dingin. Hingga dia membalikan tubuhnya, dia hanya bisa membelalakan matanya diikuti oleh rasa sakit yang menghantam tubuhnya. Boooooooooosh! Bintang kecil itu telah terlepas dari kendali tangan Xiao Chen. Untuk memastikan sosok Penguasa Ashura akan tewas, Xiao Chen menikmati pemandangan itu hingga tak lama. Ledakan maha dahsyat, diikuti oleh robekan ruang terjadi sejauh seratus kilometer dari area pertempuran keduanya. Situasi menjadi hening setelah ledakan maha dahsyat itu. Hingga mata Xiao Chen harus menyipit. Pasalnya dia melihat bayangan Roh yang berusaha kabur dari tempatnya berada. "Tidak cukup untuk menghancurkan Roh abadinya?" Swoooooooosh! Seuliet bayangan membentuk sebuah pedang melesat cepat kearah pelarian
Menghentikan apa yang akan dia lakukan kembali. Kini Penguasa Ashura segera mundur setelah lonjakan energi dahsyat keluar dari tubuh Xiao Chen. "Tidak mencapai satu hari... I-ini mustahil... Ternyata semengerikan itu energi jiwa bintang..." Ungkapan kejutnya berhenti. Saat ini, dia melihat bintang raksasa diatas langit telah lenyap. Bahkan sosok Xiao Chen yang tadinya terbaring itu mulai berdiri, dan membuka matanya. "Inikah kultivasi yang diinginkan semua orang? Bahkan, mereka yang menginginkan tahap ini, akan melegalkan semua cara demi mencapainya..." Suaranya terdengar biasa, namun jelas Penguasa Ashura dapat mendengar nada kebencian didalam suara itu. "Kamu baru naik menjadi tahap Langit Abadi... Untuk apa aku takut padamu?" "Benarkah?" Swuuuuuuuuuuung! Xiao Chen meledakan sedikit aura didalam tubuhnya. Sontak udara di tiga daratan Benua Langit bergetar hebat. Fenomena alam yang tadinya terus meramaikan suasana kini bertambah menjadi lebih mengerikan. "Membunuh semua o