Share

Minaki memimpin permainan

"Ehm..." Lenguhan ciuman kami keluar bersamaan dengan laju mobil Minaki yang membelah lebatnya salju.

"Ehem, nona maaf." Sopir Minaki menginterupsi kegiatan kami.

Kami melepas ciuman satu sama lain dengan tangannya masih di kedua pundakku dan tanganku berada di pinggang rampingnya.

"Ada apa?" Tanyanya malu-malu.

"Kita langsung pulang atau kemana?"

Minaki menatap wajah dan bibirku sayu seakan terlena dengan ciumanku. Tanpa disangka jemarinya mengusap sudut bibirku yang basah karena saliva lalu menjilatinya. Betapa kagetnya aku melihat ulah Minaki yang mulai berani melakukan kontak fisik lebih intim tanpa rasa canggung.

"Sudah, jangan begini Minaki, sopirmu menunggu jawaban." Aku menahan wajahnya yang hendak menciumku lagi.

Minaki tersenyum malu lalu mengalungkan tangannya di leherku.

"Jayka, tidur rumahku saja ya? Saljunya lebat." Bisiknya di telingaku.

Astaga, wahai singa kecil tidurlah dulu, aku tidak bisa konsentrasi jika kamu menggeliat nakal begini.

Tanpa Minaki sadari,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status