Share

Bab 7

Aku menyeruput jus jeruk hingga menghabiskan hampir setengahnya dalam sekali tegukan.

Pertanyaan ceplas-ceplos Bang Fajar nyaris membuatku tersedak. Bisa-bisanya dia menanyakan apakah aku dan Farhan telah melakukannya.

“Kenapa? Kamu gak berniat berubah pikiran kan?” Bang Fajar bertanya lagi.

Pria itu menatap tajam.

“Apaan sih?” Aku mendelik.

“Abang serius, Yat.”

Tanpa mengatakannya, aku pun tau kalau lelaki yang telah memberiku satu orang putra ini mulai terlihat tidak sabaran. Wajar sebenarnya. Karena kalau Cuma menikah untuk ditiduri sekali saja seharusnya tidak memerlukan waktu lama.

Namun kenyataan tidak sesimpel itu. Aku telah berusaha. Bahkan aku telah merendahkan harga diri untuk sesuatu yang sesungguhnya tidak perlu.

Mengingat peristiwa malam itu perasaan malu kembali menyelimuti. Sekaligus mulai bimbang dengan kesungguhan Bang Fajar. Apa jaminan ia tidak akan mengulangi kesalahan yang sama lagi?

“Jadi Abang sengaja mencegat hanya untuk menanyakan ini?” Aku balik bert
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status