Share

Bab. 22

“Kalian tunggu saja, kalian akan mati di tanganku!” ujar Dewa masih dengan sangat marah sambil menatap layar ponselnya.

“Jangan dikira aku akan takut, sedikitpun aku tidak akan takut!” teriak Dewa.

“Bahkan aku tidak pernah takut mati!”

Dewa kemudian mendorong kembali kardus yang tadi dibongkarnya ke tempat semula, dan tidak lupa Dewa mengambil satu buah foto Rasti bersama lelaki yang diduga ayah kandungnya tersebut.

Dewa merasa informasi dari kardus itu sudah cukup dia dapatkan, dan itu belum harus dilakukannya sekarang. Yang utama saat ini adalah menyelamatkan ibunya terlebih dahulu.

‘[Nomor yang anda tuju sedang tidak bisa dihubungi, cobalah beberapa saat lagi.]’

Suara operator memecah kesunyian di malam itu, dimana Dewa mencoba menelpon nomor yang tadi mengirimkan gambar kepadanya. Namun, ternyata nomor tersebut sudah tidak bisa dihubungi kembali, dan Dewa heran dalam sekejap nomor-nomor itu sudah tidak bisa dihubungi.

“Pengecut! Kenapa hanya berani menyerang diam seperti ini? Kal
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status