Share

Bab 244

Penulis: Lathifah Nur
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-13 06:07:20

Berdiri sambil berpangku tangan memandangi keanggunan Menara Eiffel, Gianna menghela napas panjang beberapa kali. Ia tegak seorang diri di tepi lapangan hijau Taman Champs de Mars. Sedikit bernaung di bawah bayangan kerimbunan dedaunan sebatang pohon, yang ditata rapi membentuk segi empat.

Helaan napas panjangnya tampak berat seakan ingin memberitahu dunia betapa hatinya dipenuhi beban. Entah apa yang memberati hatinya, ia pun tak tahu pasti. Mungkin pesona romantisme Sungai Seine dan Menara Eiffel yang sangat melegenda dengan kisah cinta itu yang membuat hatinya terasa hampa.

Ada sesal terselip di hatinya karena memilih untuk menyetujui ajakan Amisha dan Zain. Kembali ia mengempaskan napas kencang sembari menjatuhkan kedua tangan ke samping tubuhnya.

Baru saja ia hendak melangkah menuju Menara Eiffel, tiba-tiba gawainya bergetar. Gianna pun membatalkan niatnya dan segera merogoh kantong.

“Ya? Ada apa?” tanya Gianna begitu mengangkat panggilan tel
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Lelaki Penakluk Nona Muda   Bab 249

    Zain menepuk keningnya cukup keras. Hatinya sempat kebat-kebit dalam ritme resah ketika Amisha menghentikan perkataannya sementara waktu. Namun, setelah ia mendengar penuturan Amisha selanjutnya, senandung gelisah itu beralih rupa menjadi sorak bahagia di relung hatinya. Refleks ia merangkul Amisha ke dalam pelukannya.“Oh My God, Sweetie! Kau nyaris membuat jantungku berhenti berdetak.”Merasa sesak karena dekapan Zain, Amisha terpaksa melepaskan lipatan kedua tangannya, mendorong tubuh Zain agar menjauh darinya.Zain berdiri selangkah dari hadapan Amisha. Ia menatap gemas pada istrinya itu dengan kerlingan nakalnya.“Kurasa aku layak mendapat hadiah spesial,” kelakarnya.“Huh? Kau hampir saja menghentikan aliran napasku dengan pelukan eratmu itu. Sekarang malah minta hadiah. Dasar aneh!” gerutu Amisha, mengernyit tak mengerti dengan jalan pikiran Zain.“Apanya yang aneh? Wajar dong aku minta apresiasi karena sihirku telah menca

  • Lelaki Penakluk Nona Muda   Bab 248

    “Gia, mau hang out bareng, tidak?” tanya Amisha melalui telepon setelah ia menghabiskan sarapannya. Ia masih duduk di hadapan Zain.Zain melirik Amisha sambil terus menyuap makanannya yang masih tersisa beberapa suapan lagi. Mereka lebih memilih memakai jasa room service untuk mengantar sarapan pagi.“Enggak usah deh. Aku sudah ada janji,” tolak Gianna halus, tak ingin menjadi gulma pengganggu bagi keharmonisan bulan madu Amisha dan Zain.“Kamu yakin?” tanya Amisha, mengonfirmasi.Kemarin mereka telah menikmati romantisme Kota Paris secara terpisah. Hari ini Amisha sebenarnya ingin menghabiskan hari dengan melibatkan Gianna di antara mereka. Rasanya tidak enak juga berlibur bareng, tetapi kenyataannya malah jalan sendiri-sendiri.“Iya. Jangan pedulikan aku! Nikmati saja bulan madumu!” saran Gianna, dengan nada dibuat seceria mungkin.Ia tidak ingin Amisha merasa tidak enak hati karena terkesan seolah telah menelantarkan keberadaa

  • Lelaki Penakluk Nona Muda   Bab 247

    Gianna duduk di tepi ranjang sambil sesekali matanya menatap sendu pada keanggunan Menara Eiffel yang bersinar indah di kejauhan. Tangan kirinya menggenggam kotak perhiasan yang tadi siang diserahkan Sonny kepadanya.Ketika cahaya lampu di menara itu padam, ia pun kembali beralih menatap kotak kecil berwarna merah yang masih bertengger anggun di atas telapak tangannya.Huuuh! Haaah!Gianna menarik napas dalam, lalu mengembuskannya dengan perlahan dan terasa berat seakan-akan dadanya diimpit sebongkah batu besar.Meskipun hatinya dihinggapi keraguan, akhirnya Gianna mengangkat juga tangan kanannya yang sedari tadi bertumpu lemah pada tepi kasur. Ia tergoda untuk membuka kotak merah itu.Setelah mengembuskan napas kencang sekali lagi, Gianna pun mengangkat bagian atas kotak. Dalam hitungan detik, kotak itu pun memamerkan pesona indah sebuah cincin berlian yang berkilau terang, tertimpa cahaya lampu kamar.“Apa yang harus kulakukan

  • Lelaki Penakluk Nona Muda   Bab 246

    Pukul delapan malam. Zain tergeletak tak bergerak di atas ranjang dalam pose pasrah tak berdaya. Kedua kakinya menjuntai di tepi ranjang. Kedua tangannya setengah terentang. Kelopak matanya tertutup rapat. Napasnya menderu pelan, bahkan nyaris tak terdengar. Sepintas, Zain tampak seperti orang pingsan.“Zain! Zain!” Beberapa kali Amisha memanggil Zain dari meja rias, tetapi ia tak mendengar sama sekali.Amisha mengamati bayangan Zain yang terekam dalam pantulan cermin. Ia mengernyit, menyaksikan suaminya masih diam membisu tanpa sedikit pun menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Tidak biasanya Zain tak menyahuti panggilannya.Selama ini tidur Zain cenderung sangat tipis. Senyenyak apa pun ia tertidur, ia akan segera bangun hanya dengan mendengar desahan Amisha ataupun merasakan sentuhan geliat istrinya. Namun, kali ini ia tetap diam membisu walaupun Amisha telah setengah berteriak menyerukan namanya.Wajah Amisha seketika memucat. Detak jantungnya men

  • Lelaki Penakluk Nona Muda   Bab 245

    “Mumpung belum terlalu sore, kita ke Taman Trocadero yuk!” ajak Sonny setelah ia dan Gianna turun dari puncak Menara Eiffel.Matanya menatap Gianna penuh harap agar wanita yang telah menggeser posisi Amisha di hatinya itu mau menuruti ajakannya.Gianna balas menatap Sonny dengan dada berdebar saat mendapati lelaki itu memandangnya dengan tatapan yang sangat berbeda. Tatapan yang begitu hangat.“Boleh juga. Cuaca panas begini cocok banget kalau kita ke sana,” sahut Gianna sembari membuang muka, mengarahkan pandangan ke lokasi Taman Trocadera.Wajah Sonny berbinar cerah mendengar jawaban Gianna. Dentuman musik rock and roll seakan bergema di hatinya. Memacu adrenalinnya melewati ambang batas normal.Hanya butuh waktu kurang dari sepuluh menit bagi mereka berdua untuk berjalan kaki menyeberangi Sungai Seine menuju Taman Trocadero.Seperti saat mengunjungi Taman Champs de Mars, setibanya di Taman Trocadero pun mereka disambut oleh ru

  • Lelaki Penakluk Nona Muda   Bab 244

    Berdiri sambil berpangku tangan memandangi keanggunan Menara Eiffel, Gianna menghela napas panjang beberapa kali. Ia tegak seorang diri di tepi lapangan hijau Taman Champs de Mars. Sedikit bernaung di bawah bayangan kerimbunan dedaunan sebatang pohon, yang ditata rapi membentuk segi empat.Helaan napas panjangnya tampak berat seakan ingin memberitahu dunia betapa hatinya dipenuhi beban. Entah apa yang memberati hatinya, ia pun tak tahu pasti. Mungkin pesona romantisme Sungai Seine dan Menara Eiffel yang sangat melegenda dengan kisah cinta itu yang membuat hatinya terasa hampa.Ada sesal terselip di hatinya karena memilih untuk menyetujui ajakan Amisha dan Zain. Kembali ia mengempaskan napas kencang sembari menjatuhkan kedua tangan ke samping tubuhnya.Baru saja ia hendak melangkah menuju Menara Eiffel, tiba-tiba gawainya bergetar. Gianna pun membatalkan niatnya dan segera merogoh kantong.“Ya? Ada apa?” tanya Gianna begitu mengangkat panggilan tel

  • Lelaki Penakluk Nona Muda   Bab 243

    “Kau ingin seperti mereka?” tawar Zain, berpaling muka dari wajah Amisha kepada titik-titik kecil di tepian Sungai Seine yang sedari tadi menjadi objek pandangan mata istrinya itu.Ia yakin sekali orang-orang yang tampak laksana titik kecil itu adalah pasangan calon pengantin yang tengah sibuk melakukan sesi foto prewedding, dengan latar belakang suasana romantis Sungai Seine dan Menara Eiffel.“Huh?” Amisha melirik Zain dengan sebuah tanda tanya besar menggelayut di wajahnya.“Itu … mereka sedang berpose menjelang pernikahan mereka. Kalau kau mau, kita juga bisa melakukannya,” timpal Zain, tersenyum penuh keyakinan kepada Amisha.“Bukan itu yang kupikirkan,” elak Amisha.“Terus?”Bantahan Amisha membuat Zain makin tak mengerti. Jelas-jelas sedari tadi tatapan Amisha tertuju pada titik-titik yang sama itu.‘Kenapa dia mengingkarinya? Apa dia malu?’ Keingintahuan Zain pun makin membuncah dalam hatinya.“Aku hanya

  • Lelaki Penakluk Nona Muda   Bab 242

    “Geser ke kiri sedikit,” perintah Amisha, memberi aba-aba pada Zain dengan lambaian tangan. zain pun menggeser posisi berdirinya.“Sedikit lagi!” teriak Amisha. Kembali Zain bergerak ke kiri.“Ops, tahan!” seru Amisha, menghentikan langkah Zain.“Siap ya … satu … dua … say cheese!” Amisha menghitung sembari menggerakkan jari-jarinya sebelum akhirnya terdengar bunyi ceklek, tanda ia selesai memotret Zain dengan latar belakang Menara Eiffel.Ya, Amisha dan Zain sedang berada di tengah hamparan rerumputan yang menghijau di kompleks Menara Eiffel. Hanya butuh waktu kurang dari sepuluh menit untuk tiba di sana setelah meninggalkan hotel dengan mobil sewaan mereka.Entah berapa kali Amisha mengambil gambar Zain dengan latar belakang yang sama, meskipun berpindah posisi dan berganti pose. Begitu selesai, Zain langsung mendatangi Amisha untuk melihat hasil jepretan istrinya. Ia tersenyum puas melihat senyuman cerianya di setiap foto yang ada. Tam

  • Lelaki Penakluk Nona Muda   Bab 241

    DREETTT!Gemerincing bunyi besi beradu saat Zain menyibak tirai terdengar merdu, menggantikan nyanyian burung di pagi hari.Semburat mentari padi yang berwarna kuning keemasan langsung menerobos masuk menembus kaca jendela begitu tirai tersibak.Sejenak Zain berdiri menatap ke luar jendela. Ia membiarkan cahaya mentari pagi di musim panas membelai hangat kulit wajahnya yang baru saja selesai mandi.Belum sempat Zain menikmati pemandangan di luar sana, terdengar suara gerak Amisha menggeliat bangun dari lelapnya sembari meregangkan kedua tangannya. Zain menoleh dan tersenyum kepada Amisha. kemudian ia berjalan menghampiri Amisha.“Good morning, Sweetie!” sapa Zain hangat sembari merunduk, mengecup dahi Amisha.Selekasnya ia duduk di tepi ranjang dan membantu Amisha duduk dari pembaringan dengan cara menarik kedua tangannya.“Kamu sudah mandi?” tanya Amisha serak.Khas suara bangun tidur yang sialnya terdengar sek

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status