Share

Bab. 4

Penulis: Harumi
last update Terakhir Diperbarui: 2022-03-30 18:43:09

           

Keesokan harinya Elijah datang ke kantor dengan menggunakan kaca mata hitam yang besar untuk menutupi semua lebam di wajahnya. Ia bekerja seperti biasanya tidak ada yang peduli terhadapnya. Bahkan untuk bertanya keadaannya saja mereka tidak bertanya.

            Tidak terasa sekarang sudah waktunya pulang kerja. Elijah bersiap mengemas barang-barangnya. Kali ini dia akan bekerja paruh waktu di sebuah hotel bintang lima, tempat di mana orang-orang beruang menghabiskan malam.

            Elijah bekerja dengan begitu giat dan keras, ia bahkan tidak memedulikan perkataan orang lain terhadapnya. Elijah yang kelelahan berhenti sejenak ia menatap langit gelap di luar gedung.

            “Apakah jika aku dilahirkan dari kalangan orang kaya itu, aku akan bisa menikmati hidupku? Tidak seperti ini,” Elijah meremas kaleng minuman yang sudah ia tegak habis.

            “Elijah, kau bahkan tidak tahu siapa orang tuamu, mengapa kau berani bermimpi seperti itu?” Elijah menampar pipinya sendiri hingga ia tersadar dari lamunannya.

            Dari sudut lorong ada tiga orang pria yang mabuk dengan seorang wanita bersama mereka. Tatapan mata mereka begitu tajam saat melirik ke arah Elijah yang berdiri mengenakan seragam yang cukup seksi dan mengundang hasrat. Mereka bertiga menyeringai melirik ke kiri dan ke kanan memastikan tidak ada orang yang akan mengganggu rencana mereka.

            Elijah yang menyadari dirinya dalam situasi yang berbahaya itu pun memundurkan tubuhnya. Rasa takut dan jijik menghantui Elijah.

            “Tuan, Anda sedang mabuk. Sebaiknya saya memanggil security untuk membawa Tuan kembali ke kamar.” Elijah terus berjalan mundur secara perlahan.

            “Ayo tangkap dia,” perintah seorang pria.

            “Tidak, Tidak!” Elijah berlari menuju lorong yang panjang. Ia berusaha melarikan diri dari pria hidung belang.

            Dan sialnya lagi ternyata pintu tangga daruratnya tidak berfungsi dengan baik, sehingga Elijah kembali tertangkap oleh pria mabuk. Mereka menarik dan menyeret tubuh Elijah membawanya masuk ke dalam sebuah kamar.

            “Aku mohon lepaskan aku!” Elijah berusaha melepaskan diri saat tubuh kecilnya ditarik tanpa ampun.

            Elijah terus berontak, ia bahkan mencengkeram kusen pintu begitu erat. Sementara pria hidung belang terus berusaha melepaskan pegangan Elijah. rasa putus asa kian membesar kala kedua lengannya terlepas dari pegangan sorot matanya redup saat pintu kamar telah tertutup.

            Elijah dilemparkan ke tempat tidur dengan kasar, kepalanya sedikit pusing. Ia tidak bisa mengenali wajah orang yang telah menyeretnya ke dalam kamar. Ia hanya bisa menangis saat seseorang tengah meraba tubuh kurusnya. Air mata luruh bersamaan dengan hilangnya kehormatan miliknya.

            Lebam di wajahnya kian bertambah karena menerima pukulan dari pria yang merenggut kehormatannya dengan begitu brutal hingga tak memikirkan bagaimana luka Elijah.

            Elijah terisak, ketika gelak tawa memenuhi ruangan. Elijah menatap ke arah lain ada seorang wanita yang bernasib sama seperti dirinya tetapi wanita itu tampak menikmati setiap sentuhan yan diberikan oleh pria hidung belang itu.

            Entah berapa lama ia dipaksa untuk melayani nafsu bejat seorang pria yang bahkan tidak dikenalnya. Tubuhnya yang sudah lemah tak bisa lagi berontak untuk melawan.

            “Eito, apa kau sudah selesai dengan wanita itu?”

            “Ya,” sahut pria yang bertubuh kekar itu.

            Hanya kalimat itu yang masih terngiang-ngiang di telinganya. Elijah berbalik ia menatap pada pria yang berada tepat di sampingnya senyum penuh kemenangan itu terlukis begitu jelas dari wajah tampan yang tak begitu terlihat karena penerangan kamar yang begitu redup.

            “Beli lah apa pun yang kau mau, dan ingat jika kau lapor polisi aku akan mengejarmu sampai mati. Bahkan jika kau melawan itu tidak akan ada gunanya. Ingat itu baik-baik,” si pria melemparkan segepok uang kepada Elijah yang masih terkapar di tempat tidur.

            Elijah menatapnya sinis, tangisnya bahkan sudah tidak terdengar lagi. Si pria pun pergi meninggalkan Elijah di kamar sendirian. Elijah mencoba bangkit dan memungut semua pakaian miliknya yang berserakan di lantai. Ia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

            Di bawah guyuran shower Elijah menangis dengan begitu pilu, suaranya terdengar parau karena terus menerus menangis. Seorang pria berdiri di luar pintu kamar mandi ia mendengar isak tangis wanita yang berada di dalam sana hatinya ikut hancur kala jeritan itu terdengar hingga ke luar.

            Elijah keluar dari kamar mandi dan betapa kagetnya ia saat mendapati seorang pria yang lain ada di dalam kamar.

            “Si-apa kau? Apa kau belum puas mempermainkan aku?” teriak Elijah histeris.

            “Nona, saya akan mengurus nona,” ujar Sebastian dengan sopan.

            “Apa lagi yang kau inginkan? Aku sudah kehilangan segalanya. Aku sudah tidak punya apa-apa lagi. Jadi ku mohon tinggalkan aku!” Elijah terus berteriak histeris di depan Sebastian. Elijah bahkan tidak bisa melihat rupa Sebastian dengan jelas karena memar di matanya.

            Sebastian menatap wajah Elijah yang lebam lalu turun ke pakaian yang sudah robek dimana-mana membuatnya seakan tahu dan mengerti bagaimana penderitaan wanita yang ada di hadapannya ini. Sebastian berjalan menghampiri Elijah dengan perlahan ia melepas jas miliknya lalu menutupi tubuh Elijah yang beringsut di sudut kamar.

            Seketika air mata itu kembali berjatuhan melewati wajah piasnya. Perasaan Sebastian sudah tidak karuan dan kejadian malam ini membuatnya jengkel mengapa tidak? Baru saja dia datang tapi sudah membuat masalah sebesar ini, walau keluarganya memiliki banyak uang bagaimana bisa dia berbuat sebejat ini? Sebastian tidak habis pikir dibuatnya. Melihat Elijah yang terus histeris Sebastian pun keluar untuk menghubungi seseorang.

            Sebastian menekan beberapa nomor di ponselnya lalu menghubunginya.

            “Tuan, Tuan Eito membuat masalah dengan seorang wanita. Dan wanita itu...” Sebastian menghentikan kata-katanya.

            “Ada apa? Apa yang terjadi dengan wanita itu?”

            “Tuan Eito, telah memperkosa seorang wanita di hotel. Wanita itu salah satu pekerja paruh waktu.”

            “Brengsek! Baru kembali sudah membuat masalah sebesar ini. Lalu, apa kau sudah mengurusnya?” dengan acuh dia bertanya.

            “Wanita itu sepertinya mengalami trauma tuan, ia sangat ketakutan saat saya menghampirinya. Dan wanita itu adalah nona Diora Elijah, salah seorang pegawai kontrak di perusahaan kita yang tempo hari berkelahi.”

            “Apa?” suara di seberang telepon terdengar sangat terkejut.

            Mendengar hal itu Emilio segera mengambil jas miliknya dan berlari dari kantornya menuju hotel tempat di mana Elijah mendapat penyerangan.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Lelaki Penyembuh Luka   END

    Tiga hari telah berlalu sejak Emilio mengetahui kabar Elijah akan menikah. Baik Earnest dan Jesslyn juga kebingungan dengah hal ini. Emilio terlihat frustrasi dan sangat pucat. Tapi, keduanya tidak tahu apa yang telah terjadi pada Emilio. Akhirnya Earnest menginterogasi Sebastian. Sebastian pun akhirnya menceritakan semuanya. Earnest tahu ini adalah buah perbuatannya, dia yang sengaja memisahkan Elijah terlepas dari semua kebohongan yang dilakukan oleh Emilio. sepenuhnya Elijah mengerti. Tapi, desakan untuk meninggalkan Emilio lebih besar akhirnya Elijah yang meninggalkannya meninggalkan bekas yang tak mungkin tertutup kembali. Emilio tidak terlihat di beberapa perusahaan. Dia hanya berdiam diri di rumahnya. tinggal di dalam ruang kerjanya tanpa berniat keluar. Perasaannya masih tidak stabil. Dia masih tidak bisa menerima kenyataan ini. tapi dia juga sadar akan kesalahannya yang tak mungkin untuk diperbaiki lagi. Di tengah kesedihannya suara ketukan pintu terdengar lem

  • Lelaki Penyembuh Luka   Bab. 275

    Emilio membuka berkasnya dan melihat isi dari dokumen itu. Matanya membelalak. Sudah jelas jika Emilio juga sama kagetnya. Dia tidak pura-pura tidak mendengar perkataan Sebastian, dia tidak mempercayai kenyataan yang ada di depannya ini. Rasanya begitu sesak, ia kesulitan bernapas. Emilio mundur beberapa langkah. Di dalam pikirannya mungkin dia berkata, kenapa semua ini terjadi padanya? Selama enam tahun dia berharap jika istrinya akan kembali padanya suatu saat nanti. Tapi, harapan itu tinggal harapan. Hari yang selalu dinantikannya itu tidak akan pernah datang padanya. Emilio membalik setiap lembarnya. Dia melihat foto Elijah tertawa bahagia bersama seorang pria yang digadang-gadang adalah calon suaminya. “Apakah informasi ini valid?” Emilio bertanya. “Ya, informan kita bahkan mengirimkan undangannya.” Jawab Sebastian. Tidak ada pembicaraan lagi. Emilio meremas dokumen itu, matanya mulai memerah. Sebastian tahu bagaimana perasaannya sekarang. Sedih hancur dan

  • Lelaki Penyembuh Luka   Bab. 274

    Elijah yang baru saja selesai memasak sejenak tertegun, hatinya begitu hangat kala melihat kedekatan Ezy dan Dareen. Mereka berdua bagaikan pasangan ayah dan anak. Jika orang di luaran sana melihat mereka berdua mungkin tidak akan menyangka jika Dareen hanyalah ayah sambung. Tawa renyah itu memenuhi seisi rumah, Celine yang berada di ruang tamu pun ikut tersenyum dengan tingkah laku keduanya. Mereka bagaikan anak kecil yang bahagia hanya dengan melakukan hal sederhana. “Ezy, turunlah. Ayahmu pasti sangat lelah.” Elijah berjalan ke arah meja makan seraya membawa sepiring daging dan meletakkannya di meja makan. “Cepat cuci tanganmu, kita makan malam bersama.” Ajak Elijah pada Dareen. “Ezy, kamu juga cuci tanganmu sebelum makan.” Perintahnya. “Ok!” Ezy memberi isyarat pada jari tangannya yang kecil. Elijah hanya mengulas senyum, lalu kembali menata meja makan. Dareen dan Ezy menuju wastafel, keduanya mencuci tangan bersamaan. Ezy menaiki kursi kecil lalu mele

  • Lelaki Penyembuh Luka   Bab. 273

    Dareen sangat sibuk sekali, dia mulai mengurusi masalah pernikahan, lalu bulan madu semua itu membutuhkan waktu, namun Dareen memintanya untuk menyelesaikannya dalam waktu satu minggu. asistennya Maxi secara intensif sedang mengatur jadwalnya, berusaha keras agar jadwal Dareen tidak bentrok dengan yang lainnya. Setelah rapat rutin, Dareen berjalan keluar dari ruang rapat, tangan kirinya memegang sebuah dokumen, sambil berjalan, sambil berpesan sesuatu pada Daniel. Asisten Maxi datang dari depan, dengan hormat berkata. “Direktur, orang dari perusahaan penyelenggara pernikahan datang, saya sudah mengaturnya di ruang tamu untuk menunggu Anda.” “Mmm.” Dareen mengangguk pelan, berjalan memasuki ruang tamu. Daniel adalah salah satu orang kepercayaan Dareen, dan juga sahabat baginya. Maka dari itu setiap Dareen merencanakan sesuatu, dia akan selalu ikut andil di dalamnya. Dareen segera mengikutinya masuk ke dalam. Perusahaan penyelenggara pernikahan datang dua orang, satu

  • Lelaki Penyembuh Luka   Bab. 272

    Untuk sesaat Elijah dibuat bingung harus berkata apa dengan kondisi yang ada di depannya. Beberapa waktu lalu, Elijah juga berharap Dareen bisa membawa cincin dan melamarnya. Dan sekarang saat momen itu tiba, Elijah malah belum sadar. Melihat Elijah tak bergerak, Geofrey tak kuasa bicara, "Nyonya, seharusnya Anda mengerti. Biasanya pria ini tak mau berurusan dengan hal seperti ini, menghindari wanita, janji yang diucapkannya juga tak sembarangan. Pria baik seperti ini, jika kamu sungguh melewatkannya, tidak akan ada kesempatan kedua." Kesadaran Elijah kembali dan tidak membalas perkataan Geofrey. Elijah lama sekali menatap Dareen. Kalau setuju, nantinya mungkin akan banyak bahaya. Jika tidak setuju, apakah dirinya sungguh melewati begitu saja perasaannya? "Ya." Akhirnya telah diputuskan. Hati Elijah seperti melepaskan sebuah batu besar. Ia merasa jika sudah saatnya dia melepaskan masa lalunya, dan memulai hidup baru. Melihat Elijah mengangguk, Dareen tak ku

  • Lelaki Penyembuh Luka   Bab. 271

    Walau tubuhnya sedikit gemetar, tapi perlakuan Dareen sangatlah lembut. Elijah mengangguk, mengisyaratkan jika dirinya menyetujuinya. Dareen tersenyum puas, dia mulai menggeluti Elijah. desahan lembut terdengar memenuhi seisi ruangan. Keesokan paginya. Elijah terbangun, ia merasakan seluruh tubuhnya sakit. Elijah memutar tubuhnya dan melihat di Dareen yang berbaring di sebelahnya. Apa yang terjadi? Elijah berpikir. Ah benar. Dirinya ingin pergi, lalu dihalangi, setelah itu... Dada bidang serta perut berotot terlihat jelas, suara yang serak, karena bergairah, wajahnya pun memerah, saat itu Dareen sangat tampan dan menawan.. Elijah tak berani memikirkannya. Saat ini Elijah merasa wajahnya pasti merah sekali. Dareen sangat menikmati melihat perubahan wajah Elijah, ujung hidungnya yang mancung meneteskan keringat. "Kenapa? Apa kamu masih belum puas melihatnya?" Dareen tersenyum licik. Sepasang matanya yang sedari awal sudah bersinar semakin terliha

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status