Share

Bab 279

last update Last Updated: 2025-10-02 16:12:39

Seulas senyum terbit di bibir Andara membaca chat dari suaminya.

Jari-jemarinya masih berada di layar dan siap mengetik balasan ketika pengumuman tiba-tiba terdengar.

“Good morning, ladies and gentlemen. Welcome aboard our flight from Jakarta to Singapore. We are now ready for departure. For your safety, please ensure your seat belt is securely fastened, your seat is in the upright position, your tray table is stowed, and your window shades are open. We kindly remind you to switch off all electronic devices, including mobile phones, or set them to flight mode. Thank you for your attention, and we wish you a pleasant flight.”

Andara segera mengubah ponselnya ke flight mode tanpa sempat mengirim balasan untuk Ananta. Ia juga tidak sempat berpikir dampaknya akan sejauh apa pada suaminya.

Ia menyimpan ponselnya ke dalam tas. Ada sedikit rasa sesal, karena ia tahu Ananta tidak pernah suka menunggu balasan. Bayangan wajah suaminya yang dingin dan penuh kontrol langsung melintas di benaknya.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (24)
goodnovel comment avatar
Qinnara Raleena Fasya
kak zi seharin3 lagi donk seperti biasa
goodnovel comment avatar
Zizara Geoveldy
Midnight ya, Kak.
goodnovel comment avatar
Ayu Ayuningtiyas
ananta gitu lho , biarpun andara sembunyi di lubang semutpun pasti ananta akan tau dimana andara.
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 337

    Mobil Ananta meluncur cepat di jalanan pagi itu.Lampu hazard menyala, klakson dibunyikan agar pengendara lain memberi jalan.Dio memandangi rear view mirror berkali-kali, melihat Andara yang berbaring di pangkuan Ananta dengan wajah pucat dan keringat bercucuran membasahi tubuhnya."Sakit, Mas, sakit banget. Aku udah nggak tahan," rintih Andara lirih. Suaranya hampir tidak terdengar karena tertelan oleh rasa sakit itu sendiri. Setelah dua kali persalinan yang menyedihkan, kini Andara memiliki tempat untuk mengadu."Iya, Andara. Sabar ya. Sebentar lagi kita sampai," jawab Ananta. Tangannya tidak beranjak dari perut Andara dan terus mengelus-elusnya.Andara mencekal lengan Ananta kuat-kuat, mencari tempat menumpukan segala rasa sakitnya. Gelombang air mata berdesakan di pelupuk matanya yang kemudian menuruni kedua sisi pipinya. Bukan hanya karena sakit tapi juga karena merasa haru. Pada akhirnya ada Ananta di sisinya yang menemani menyambut detik-detik kelahiran buah cinta mereka."Ma

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 336

    Shankara menyilang satu lagi tanggal di kalender meja. Satu hari lagi telah terlewati dan masih tidak ada kabar dari Vanka.Kadang Shankara berpikir, apa laporan orang hilang yang dibuatnya benar diproses polisi? Atau tidak pernah dilakukan pencarian sama sekali?Di mana Vanka saat ini? Apa dia masih hidup? Atau ...Shankara mengusap mukanya dengan kasar. Ia buru-buru menepis pikiran buruk tersebut."Papa masih mikirin Tante Vanka?"Suara itu mengeluarkan Shankara dari lamunannya. Thalia kini sudah berada di dekatnya dengan tangan menggenggam handphone. "Nggak. Papa nggak mikirin apa-apa," dusta Shankara."Move on dong, Pa. Jangan mikirin Tante Vanka terus," kata Thalia tidak percaya. Shankara pun tertawa. Anak sekecil ini bisa mengucapkan kata-kata seperti itu. "Move on itu apa, Thal?" ujinya.“Kayak ... berhenti sedih. Mulai bahagia lagi,” jawab Thalia sambil menatap ayahnya dengan serius, seperti menasihati orang dewasa.Shankara terdiam lama. Matanya menatap ke arah jendela, k

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 335

    Tujuh bulan kemudian ... Andara sangat menikmati hari demi hari selama kehamilannya. Hari-harinya memang berat karena kehamilan kembarnya, tapi Andara tidak ingin menyerah. Hanya tinggal sedikit lagi maka buah hatinya akan lahir ke dunia. Tanpa terasa saat ini sudah menginjak bulan ke sembilan kehamilan Andara. Menurut prediksi dokter sekitar satu minggu lagi bayinya akan lahir. Andara semakin kewalahan berjalan akibat bobot tubuhnya yang berat. Apalagi ia mengandung dua bayi. Jangankan dua, mengandung satu anak saja bukanlah hal yang mudah. Tapi Andara tidak henti bersyukur karena memiliki Ananta yang selalu ada di sisinya. Perlengkapan bayi sudah dibeli sejak lama. Kamarnya juga sudah disiapkan untuk menyambut anak kembar itu. Kamar tersebut didominasi oleh nuansa biru dan putih. Sedangkan untuk rumah sakit, Ananta juga sudah sejak jauh-jauh hari mem-boooking-nya. Ananta memberikan yang terbaik untuk orang-orang yang dicintainya. Semakin mendekati hari kelahiran si kembar, A

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 334

    Shankara tidak membuang waktu. Setibanya di Indonesia ia hanya melepas lelah sejenak sebelum bergerak mencari Vanka.Dilihatnya kamar Vanka. Barang-barang perempuan itu masih ada di sana. Pakaiannya terlipat rapi di lemari. Hal tersebut membuat Shankara cukup lega. Bisa saja Vanka akan kembali ke rumahnya.Shankara mencoba menghubunginya, berharap kali ini panggilannya direspons. Tapi ia harus kecewa.Lalu Shankara menghubungi semua teman-teman Vanka yang kontaknya ia dapat dari Andara. Tapi semua mengatakan tidak tahu. Kata mereka Vanka tidak pernah menghubungi mereka dalam waktu dekat ini.Shankara meremas rambutnya frustrasi sambil menatap layar handphonenya. Benda itu sudah panas karena Shankara tidak berhenti menghubungi orang-orang."Abang harus nyari kamu ke mana lagi, Van?" erang Shankara putus asa.Satu-satunya tempat yang belum Shankara datangi adalah rumah orang tua Vanka.Shankara memutuskan untuk pergi ke sana meski hatinya diliputi ragu. Ia tahu betul agak mustahil Vanka

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 333

    "Gimana hasilnya, Mas?" buru Andara tidak sabar setelah suaminya pulang."Nihil," jawab Ananta sembari membuka jas dan melemparkannya dengan asal ke sofa. "Nggak ada jejak sama sekali. Dari bandara, stasiun, kafe, butik, sampai pelabuhan, semuanya."Andara menatap suaminya yang terlihat benar-benar lelah. Kemeja Ananta kusut, rambutnya sedikit berantakan, bahkan wajahnya tampak lebih pucat dari biasanya. "Kalian udah nyari ke semua tempat?""Iya, Andaraaa. Tadi ke bandara dulu. Terus stasiun, pelabuhan, promenade, cafe, butik, casino." Ananta berhenti sebentar, menghela napas berat. "Semuanya. Dan hasilnya sama. Nol besar.""Hah? Nyari ke casino juga?" Andara tidak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya. "Gila ya kalian? Emangnya Vanka mau main judi?""Siapa tahu aja. Tapi tetap nggak ada."Andara tercenung. Tadi ia juga sudah mencoba menghubungi Vanka sampai berkali-kali, dan hasilnya tetap sama. Kakak iparnya itu sama sekali tidak bisa dihubungi. "Emang masalahnya apa sih sampai Vank

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 332

    "Mas Nata mau ke mana?" tanya Andara begitu bertemu dengan suaminya di lobi. Sejak tadi Andara mencarinya."Vanka hilang. Aku dan Abang mau nyari dia.""Apa, Mas? Hilang?!" pekik Andara tertahan dan cepat-cepat membekap mulutnya dengan telapak tangan lantaran orang-orang di sekeliling memandang ke arahnya. "Gimana bisa hilang, Bang?" Andara menggeser tatapannya pada Shankara."Nanti Abang cerita ya, Ra. Abang mau nyari Vanka dulu. Abang titip Thalia," kata Shankara."Iya, Bang, hati-hati. Kamu juga, Mas."Ananta mengusap lembut pundak Andara kemudian berlalu dari sana.Monaco terasa lebih panas daripada biasanya meskipun angin laut sesekali membawa kesejukan. Ananta dan Shankara duduk di dalam mobil yang disewa. Mereka meluncur cepat menuju bandara. Mereka sepakat tidak membuang waktu untuk memeriksa hotel. Karena keyakinan Ananta dan Shankara adalah Vanka pasti sudah pergi jauh dari situ.Tempat pertama yang mereka kunjungi adalah bandara. Berdasarkan analisa Ananta, kemungkinan bes

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status