Share

Bab 299

last update Last Updated: 2025-10-14 14:07:42

Pesawat yang membawa Shankara dan Vanka sudah lepas landas sejak lebih dari satu jam yang lalu.

Di kursi dekat jendela, Shankara memandang ke luar melalui kaca oval yang memperlihatkan hamparan awan putih bagaikan kapas raksasa. Sementara di sampingnya Vanka sedang membaca booklet kecil tentang tempat-tempat wisata di Milan, meski matanya terlihat tidak benar-benar fokus.

Sudah lebih dari satu jam mereka terbang, namun perasaan Shankara masih terasa aneh. Ada sesuatu yang berat di dadanya. Mungkin karena meninggalkan Thalia, mungkin juga karena saat ini ia sedang bersama perempuan asing yang belum terlalu lama dikenalnya.

"Masih kepikiran Thalia, Bang?" tanya Vanka setelah mengangkat kepala dari bacaannya.

Shankara tersenyum samar. "Iya. Padahal baru juga satu jam."

"Thalia di rumah Andara, kan? Aku yakin dia senang di sana. Apalagi ada Kaivan."

"Iya, Abang tahu. Tapi tetap aja rasanya kayak ninggalin sebagian diri."

"Begini ya rasanya jadi orang tua?" ujar Vanka sambil tersenyum. "
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Diana Susanti
moga nggak ada apa apa
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 315

    Vanka berdiri di depan rumah Shankara. Berkali-kali ia memastikan tidak salah alamat. Berdasarkan yang diberikan Andara tadi ini adalah alamat yang benar. Vanka terpaku begitu lama. Semua kata-kata Martha tadi terngiang di telinganya. 'Yang penghasilannya nggak menentu? Yang mungkin aja nggak punya tabungan, nggak punya rumah!' Nyatanya rumah yang ia lihat saat ini membuatnya terkesima selama beberapa detik. Vanka terpaku di tempatnya, tidak bisa menahan rasa kagumnya. Kata-kata ibunya tentang rumah dan status ekonomi tidak lagi relevan di hadapannya. Vanka mengumpulkan napas, mencoba meredakan debaran jantungnya yang tidak menentu, lalu melangkah ke depan pintu. Ia membunyikan bel. Tidak menunggu terlalu lama, pintu pun terbuka. Memperlihatkan Shankara yang berdiri mengenakan kaus harian dan celana pendek. Shankara tampak sedikit terkejut melihat kedatangan Vanka. Terlebih lagi perempuan itu juga membawa koper besar. "Hei, Van, ayo masuk." Vanka melangkah masuk lalu du

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 314

    "Andara, besok kita ke dokter ya," kata Ananta malam itu. "Periksa apa, Mas? Aku nggak lagi sakit apa-apa. Cuma mual aja," jawab Andara. "Periksa calon anak kita yang ini." Bersama kata-katanya tangan Ananta terulur menyentuh perut Andara. Andara menurunkan mata, menatap tangan Ananta di sana. Itu hanyalah sebuah sentuhan biasa, tapi ia tidak bisa memungkiri perasaannya, dari dulu hingga detik ini sekecil apa pun sentuhan lelaki itu selalu membuat detak jantungnya berpacu dengan cepat. "Boleh. Tapi memangnya besok Mas nggak sibuk?" Akhir-akhir ini Ananta semakin sibuk menyiapkan Zivana Beauty di sela-sela perjuangannya melawan all day sickness yang juga dialaminya. "Sesibuk apa pun aku, tapi kamu dan anak kita adalah prioritas." Andara menahan senyum merespons perkataan Ananta yang diucapkan dengan datar. Ekspresi Ananta membuatnya gemas. "Iya, Mas, besok kita ke dokter. Aku juga nggak sabar pengen tahu keadaannya." Dengan tangannya yang berada di perut Andara, Ananta membelai

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 313

    Pengakuan lugas Vanka membuat Martha menegang di tempat duduknya. Kedua matanya melebar mendengar hal yang sama sekali tidak terduga. "Apa? Kamu bilang apa, Van?" "Aku udah nggak perawan, Ma. Aku udah tidur dengan lelaki lain. Aku nggak bisa menikah dengan Reza." Vanka mengulangi dengan lebih jelas. Besar harapan Vanka pengakuan jujurnya ini membuat sang ibu mau mengerti lalu membatalkan rencananya. "Ya Tuhan ... apa yang kamu lakukan, Van? Kenapa kamu bikin Mama kecewa lagi?" Martha memegang dadanya dengan perasaan shock, membuat Vanka merasa waswas, khawatir kalau tiba-tiba Martha kena serangan jantung. "Maaf, Ma. Aku hanya ingin jujur sebelum semua terlanjur. Lebih baik aku nggak nikah sama Reza daripada nanti ujung-ujungnya bercerai dan bikin Mama lebih malu," ujar Vanka hati-hati sambil tetap menjaga matanya di wajah sang ibu, memerhatikan setiap detail ekspresinya. "Siapa laki-laki itu?" tanya Martha ingin tahu. Perasaan marah yang besar di dadanya membuat suaranya teruc

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 312

    Vanka baru saja tiba beberapa menit yang lalu dan saat ini sedang bergolek di tempat tidurnya ketika ibunya masuk ke kamar."Mama dan keluarga Reza udah tentukan tanggalnya." Martha tersenyum kemudian duduk di pinggir tempat tidur."Tanggal apa, Ma?" tanggap Vanka.Martha mulai menjelaskan dengan penuh semangat. "Kalau menurut perhitungan keluarga Reza dan kalender Jawa, bulan depan adalah hari baiknya, Van. Hari itu jatuh pada hari Sabtu, tanggal 5. Pagi hari mulai akad nikah, sekitar jam 09.00, di rumah keluarga Reza. Setelah itu, siangnya ada resepsi kecil-kecilan mulai jam 13.00 sampai 21.00."Vanka menatap ibunya, matanya sedikit melebar. "Secepat itu, Ma?""Iya, Van. Mereka pengen semua lancar, tanpa ada masalah sama sekali. Keluarga Reza bilang bulan depan adalah waktu yang paling tepat, supaya kalian bisa mulai hidup baru dengan segera. Hari itu juga katanya nggak bertabrakan sama acara penting keluarga atau hari-hari buruk." Martha menambahkan sambil tersenyum hangat.Vanka t

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 311

    "Papaaa!!!" Thalia berlari kecil begitu melihat sosok tinggi ayahnya muncul di depan pintu rumah. Rambut panjangnya yang dikepang dua turut bergoyang mengikuti langkahnya. Shankara otomatis berjongkok, membuka kedua lengannya. "Sini, Sayang." Tubuh mungil Thalia langsung melesak ke pelukannya, memeluk leher sang ayah dengan erat. Wangi sabun anak-anak yang lembut menyentuh hidung Shankara. "Papa lama banget sih di luar negeri!" rengek Thalia sambil menatap wajah ayahnya. Shankara tersenyum kecil, meski mukanya tampak letih. "Papa, kan, kerja, Sayang. Tapi sekarang Papa udah pulang." Ia mengusap kepala putrinya lembut, menahan napas berat agar suaranya tetap tenang. "Papa kangen banget sama Thalia," lanjutnya pelan. "Aku juga kangen Papa." Gadis kecil itu memeluknya lebih erat lagi, dan untuk sesaat Shankara benar-benar diam. Semua yang terjadi waktu itu--wajah Vanka, kamar hotel, selimut putih--berputar di kepalanya. Tapi ia menahannya dalam-dalam. Tidak ingin satu pun emosi

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 310

    Shankara mengusap mukanya berkali-kali, menyesali semua yang terjadi.Astaga, bagaimana mungkin ini bisa terjadi? Ia sama sekali tidak ingin melakukannya. Ia tidak berniat jahat pada Vanka apalagi sampai menidurinya.Shankara memang menyukai Vanka, namun bukan dalam artian yang lebih jauh. Ia masih dalam tahap membangun chemistry dengan perempuan itu. Ia belum bisa merasakan getar-getar cinta karena sejujurnya ... perasaannya masih tinggal pada Calista.Ya, walaupun perempuan itu laknat dan membuatnya kecewa, tapi Shankara masih belum benar-benar bisa melupakannya. Dulu Shankara melepasnya adalah karena dua hal. Pertama, karena perjanjian dengan Ananta, kedua agar Calista bahagia, karena saat itu Shankara tidak mampu memberi kehidupan seperti yang perempuan itu inginkan.Shankara masih bergumul dengan kekalutan ketika Vanka tiba-tiba bergerak di sebelahnya diiringi kelopak matanya yang terbuka.Vanka mengernyit, merasakan sesuatu yang aneh. Dalam beberapa detik kernyitannya berubah m

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status