Share

Bab 313

last update Last Updated: 2025-10-21 15:41:09

Pengakuan lugas Vanka membuat Martha menegang di tempat duduknya. Kedua matanya melebar mendengar hal yang sama sekali tidak terduga.

"Apa? Kamu bilang apa, Van?"

"Aku udah nggak perawan, Ma. Aku udah tidur dengan lelaki lain. Aku nggak bisa menikah dengan Reza." Vanka mengulangi dengan lebih jelas. Besar harapan Vanka pengakuan jujurnya ini membuat sang ibu mau mengerti lalu membatalkan rencananya.

"Ya Tuhan ... apa yang kamu lakukan, Van? Kenapa kamu bikin Mama kecewa lagi?" Martha memegang dadanya dengan perasaan shock, membuat Vanka merasa waswas, khawatir kalau tiba-tiba Martha kena serangan jantung.

"Maaf, Ma. Aku hanya ingin jujur sebelum semua terlanjur. Lebih baik aku nggak nikah sama Reza daripada nanti ujung-ujungnya bercerai dan bikin Mama lebih malu," ujar Vanka hati-hati sambil tetap menjaga matanya di wajah sang ibu, memerhatikan setiap detail ekspresinya.

"Siapa laki-laki itu?" tanya Martha ingin tahu. Perasaan marah yang besar di dadanya membuat suaranya teruc
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Diana Susanti
yaaa sama sama jatuh cinta pada pandangan pertama
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 316

    Sejak mobil melaju keluar dari gerbang rumah, suara Kaivan tidak berhenti memenuhi kabin. Anak itu duduk di kursi belakang bersama Andara, sementara Ananta duduk di depan sebelah Dio yang menyetir dengan tenang. Hari ini mereka mengunjungi dokter kunjungan untuk memeriksa kehamilan Andara. "Ma, nanti Kai bisa lihat adek ya?" tanya Kaivan dengan mata berbinar. Andara tersenyum kecil, memandang pada anaknya yang tampak begitu bersemangat. “Bisa, Sayang. Tapi adeknya masih kecil banget, mungkin cuma kelihatan kayak titik.” “Kayak titik?” Kaivan mencondongkan tubuhnya, merasa bingung. "Kayak titik itu gimana, Ma?" Andara tertawa pelan melihat ekspresi penasaran anaknya. Ia mengelus kepala Kaivan dengan lembut. “Kayak biji, Sayang. Masih kecil banget. Nanti dokter yang tunjukin di layar ya.” Kaivan mengangguk cepat, tapi wajahnya tetap tampak serius, seolah mencoba membayangkan bentuk 'titik' yang dimaksud ibunya. “Kalau kayak biji, berarti adek nanti tumbuh jadi pohon ya, Ma?” ta

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 315

    Vanka berdiri di depan rumah Shankara. Berkali-kali ia memastikan tidak salah alamat. Berdasarkan yang diberikan Andara tadi ini adalah alamat yang benar. Vanka terpaku begitu lama. Semua kata-kata Martha tadi terngiang di telinganya. 'Yang penghasilannya nggak menentu? Yang mungkin aja nggak punya tabungan, nggak punya rumah!' Nyatanya rumah yang ia lihat saat ini membuatnya terkesima selama beberapa detik. Vanka terpaku di tempatnya, tidak bisa menahan rasa kagumnya. Kata-kata ibunya tentang rumah dan status ekonomi tidak lagi relevan di hadapannya. Vanka mengumpulkan napas, mencoba meredakan debaran jantungnya yang tidak menentu, lalu melangkah ke depan pintu. Ia membunyikan bel. Tidak menunggu terlalu lama, pintu pun terbuka. Memperlihatkan Shankara yang berdiri mengenakan kaus harian dan celana pendek. Shankara tampak sedikit terkejut melihat kedatangan Vanka. Terlebih lagi perempuan itu juga membawa koper besar. "Hei, Van, ayo masuk." Vanka melangkah masuk lalu du

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 314

    "Andara, besok kita ke dokter ya," kata Ananta malam itu. "Periksa apa, Mas? Aku nggak lagi sakit apa-apa. Cuma mual aja," jawab Andara. "Periksa calon anak kita yang ini." Bersama kata-katanya tangan Ananta terulur menyentuh perut Andara. Andara menurunkan mata, menatap tangan Ananta di sana. Itu hanyalah sebuah sentuhan biasa, tapi ia tidak bisa memungkiri perasaannya, dari dulu hingga detik ini sekecil apa pun sentuhan lelaki itu selalu membuat detak jantungnya berpacu dengan cepat. "Boleh. Tapi memangnya besok Mas nggak sibuk?" Akhir-akhir ini Ananta semakin sibuk menyiapkan Zivana Beauty di sela-sela perjuangannya melawan all day sickness yang juga dialaminya. "Sesibuk apa pun aku, tapi kamu dan anak kita adalah prioritas." Andara menahan senyum merespons perkataan Ananta yang diucapkan dengan datar. Ekspresi Ananta membuatnya gemas. "Iya, Mas, besok kita ke dokter. Aku juga nggak sabar pengen tahu keadaannya." Dengan tangannya yang berada di perut Andara, Ananta membelai

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 313

    Pengakuan lugas Vanka membuat Martha menegang di tempat duduknya. Kedua matanya melebar mendengar hal yang sama sekali tidak terduga. "Apa? Kamu bilang apa, Van?" "Aku udah nggak perawan, Ma. Aku udah tidur dengan lelaki lain. Aku nggak bisa menikah dengan Reza." Vanka mengulangi dengan lebih jelas. Besar harapan Vanka pengakuan jujurnya ini membuat sang ibu mau mengerti lalu membatalkan rencananya. "Ya Tuhan ... apa yang kamu lakukan, Van? Kenapa kamu bikin Mama kecewa lagi?" Martha memegang dadanya dengan perasaan shock, membuat Vanka merasa waswas, khawatir kalau tiba-tiba Martha kena serangan jantung. "Maaf, Ma. Aku hanya ingin jujur sebelum semua terlanjur. Lebih baik aku nggak nikah sama Reza daripada nanti ujung-ujungnya bercerai dan bikin Mama lebih malu," ujar Vanka hati-hati sambil tetap menjaga matanya di wajah sang ibu, memerhatikan setiap detail ekspresinya. "Siapa laki-laki itu?" tanya Martha ingin tahu. Perasaan marah yang besar di dadanya membuat suaranya teruc

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 312

    Vanka baru saja tiba beberapa menit yang lalu dan saat ini sedang bergolek di tempat tidurnya ketika ibunya masuk ke kamar."Mama dan keluarga Reza udah tentukan tanggalnya." Martha tersenyum kemudian duduk di pinggir tempat tidur."Tanggal apa, Ma?" tanggap Vanka.Martha mulai menjelaskan dengan penuh semangat. "Kalau menurut perhitungan keluarga Reza dan kalender Jawa, bulan depan adalah hari baiknya, Van. Hari itu jatuh pada hari Sabtu, tanggal 5. Pagi hari mulai akad nikah, sekitar jam 09.00, di rumah keluarga Reza. Setelah itu, siangnya ada resepsi kecil-kecilan mulai jam 13.00 sampai 21.00."Vanka menatap ibunya, matanya sedikit melebar. "Secepat itu, Ma?""Iya, Van. Mereka pengen semua lancar, tanpa ada masalah sama sekali. Keluarga Reza bilang bulan depan adalah waktu yang paling tepat, supaya kalian bisa mulai hidup baru dengan segera. Hari itu juga katanya nggak bertabrakan sama acara penting keluarga atau hari-hari buruk." Martha menambahkan sambil tersenyum hangat.Vanka t

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 311

    "Papaaa!!!" Thalia berlari kecil begitu melihat sosok tinggi ayahnya muncul di depan pintu rumah. Rambut panjangnya yang dikepang dua turut bergoyang mengikuti langkahnya. Shankara otomatis berjongkok, membuka kedua lengannya. "Sini, Sayang." Tubuh mungil Thalia langsung melesak ke pelukannya, memeluk leher sang ayah dengan erat. Wangi sabun anak-anak yang lembut menyentuh hidung Shankara. "Papa lama banget sih di luar negeri!" rengek Thalia sambil menatap wajah ayahnya. Shankara tersenyum kecil, meski mukanya tampak letih. "Papa, kan, kerja, Sayang. Tapi sekarang Papa udah pulang." Ia mengusap kepala putrinya lembut, menahan napas berat agar suaranya tetap tenang. "Papa kangen banget sama Thalia," lanjutnya pelan. "Aku juga kangen Papa." Gadis kecil itu memeluknya lebih erat lagi, dan untuk sesaat Shankara benar-benar diam. Semua yang terjadi waktu itu--wajah Vanka, kamar hotel, selimut putih--berputar di kepalanya. Tapi ia menahannya dalam-dalam. Tidak ingin satu pun emosi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status