Share

Bab 59

last update Last Updated: 2025-07-04 13:15:57

Hari-hari di rumah Tian berjalan lambat. Seolah waktu ikut melambat, mengikuti langkah Andara yang belum sepenuhnya pulih, baik fisik maupun mentalnya.

Setiap pagi Tian selalu bangun lebih dulu. Membuatkan teh manis dan bubur sederhana atau mie instan. Andara selalu mendapati dapur dalam keadaan bersih dan harum, dengan sepotong roti di atas piring kecil dan secangkir teh di sebelahnya.

“Pagi, Ra,” sapa Tian setiap kali melihat Andara keluar kamar.

“Pagi juga,” jawab Andara pelan.

Tian tidak banyak bertanya. Ia tidak pernah mendesak Andara untuk bercerita, tidak memaksanya bangkit lebih cepat dari luka. Tapi kehadirannya, dengan kemeja yang belum disetrika sempurna, dan rambut sedikit acak-acakan, selalu membuat pagi Andara terasa sedikit lebih ringan.

Pada hari keenam, Andara berkata lirih, “Aku pengin bantu bersihin rumah, Yan.”

“Nggak usah, Ra. Kamu istirahat aja, kamu belum pulih betul," tolak Tian.

“Tapi aku nggak bisa terus-terusan diam. Aku bosan. Aku udah baikan kok. Aku nggak
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Maysaroh Anisah
jangan ikut Andara nnti kamu disiksa lagi gak tega qw bacanya Thor
goodnovel comment avatar
Lya
Kapan ini yg manis2nya,,,tiap baca yg gini terus terasa berkerut2 ini muka
goodnovel comment avatar
Rina Damayanti
gini terus....sesek Thor.......
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 108

    Andara membawa daging ayam yang telah dibumbui dan menyerahkan pada Ananta yang sibuk mengipas bara."Ini ayamnya, Mas."Lelaki itu menerimanya kemudian melanjutkan kegiatannya.Tidak jauh dari mereka Shankara sedang memotong-motong timun. Dan Calista, bukannya menemani suaminya malah ikut duduk di sebelah Ananta. Sedangkan Andara berada di hadapan mereka berdua."Aku berasa deja vu sekarang," ujar Calista sembari menjepit rambutnya tinggi-tinggi dengan jepitan bunga kamboja berwarna kuning hingga menampakkan lehernya.Dan Andara, ia tidak bisa menghentikan pikiran buruknya. Apa saat melihat leher perempuan itu Ananta akan berfantasi macam-macam? Dan apakah Calista sengaja melakukannya untuk menarik perhatian Ananta?'Astaga. Gimana mungkin aku bisa mikir gitu sama suami dan kakak iparku sendiri.' Andara buru-buru mengusir pikiran itu sebelum tumbuh semakin liar di benaknya. Andara kembali mendengar Calista berceloteh.“Masih ingat nggak, Ta? Waktu malam tahun baru dua tahun yang l

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 107

    Andara membuka kulkas, melihat apa saja yang ada di sana. Tidak banyak yang tersedia. Tapi ada beberapa daging ayam yang sudah dipotong-potong dan siap diolah. Sebelum mengeluarkannya Andara bertanya ke depan."Bang, jadi nggak ayamnya dibakar?""Jadi, Ra," jawab Shankara. "Tapi di rumah ini nggak ada alat buat bakar-bakaran," sela Calista yang terlihat keberatan. "Mas Nata kayaknya bisa bikin alatnya kayak dulu. Iya kan, Mas?" Andara melirik ke arah Ananta yang duduk santai di kursi ruang tamu sambil memainkan ponselnya.Lelaki itu mendongak. Belum sempat ia mengatakan apa pun, Calista dengan cepat mendahului."Masa Pak CEO disuruh ngurus beginian sih, Ra?"Andara tersenyum tipis. "Aku cuma ingat aja sih, Kak, dulu kita juga sering barbeque-an Mas Nata yang nyiapin alat-alatnya."Andara tidak menyadari bahwa ucapannya itu akan memantik kembali kenangan masa lalu."Iya, aku juga ingat. Tapi statusnya beda. Waktu itu aku dan Nata masih pacaran dan lagi mesra-mesranya." Calista menjaw

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 106

    Perkataan Ananta tak pelak membuat suasana yang sudah canggung menjadi tegang. Semuanya terdiam. Shankara kehilangan kata untuk menjawab. Perasaan bersalah yang tidak kunjung pergi semakin menusuk-nusuk hatinya. Sementara di sebelahnya Calista tidak kalah kikuk. Ucapan Ananta tadi tidak hanya tertuju pada Shankara, tapi juga pada dirinya."Eh, Bang, gimana bengkel? Rame nggak?" celetuk Andara memecah suasana tegang yang tercipta di antara mereka."Nggak juga sih, Ra. Tapi lumayan daripada nggak ada," jawab Shankara. Bibirnya mengembangkan senyum miris."Tetap semangat ya, Bang. Segala sesuatunya pasti berproses, nggak mungkin langsung rame. Nggak mungkin langsung sukses dan berhasil." Lagi, Shankara menerbitkan senyum tipis dari bibirnya. Adiknya itu memang sering memberinya semangat dan motivasi dibandingkan istrinya sendiri."Tapi bengkelnya Abang udah lama, Ra, udah dua tahun lebih. Agak nggak wajar sih kalau sampai selama itu masih belum berhasil," sela Calista merusak suasana.

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 105

    Senyum yang tadi merekah lebar di bibir Calista pudar saat itu juga bersama tubuhnya yang membeku.Sial. Ini Ananta kenapa harus setinggi tiang listrik sih?"Eh, ada kamu juga, Ra. Asli aku nggak tahu. Masuk, masuk." Calista buru-buru memundurkan tubuhnya sambil menyibak rambut panjangnya ke belakang, mencoba bersikap santai. Tapi ekspresi gugupnya tidak bisa disembunyikan. Ia tidak menyangka Ananta akan datang. Dan lebih dari itu, ia tidak menyangka Andara juga datang bersamanya.Andara yang juga terkejut akibat ucapan Calista tadi melangkah di belakang Ananta sambil tersenyum menyapanya."Abang ada, Kak?""Belum pulang sih." Perempuan itu melirik jam dinding. "Kayaknya bentar lagi nyampe deh.""Biasanya jam segini Abang udah pulang," kata Andara yang ikut melihat jam tangannya. Andara tidak tahu jika semakin ke sini Shankara semakin sering pulang larut."Iya." Hanya itu yang disampaikan Calista sebelum mengalihkan pembicaraan. "Eh, pada mau minum apa nih?""Air putih aja, Kak." Anda

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 104

    Andara melihat jam tangannya untuk ke sekian kali. Tapi Ananta belum juga datang. Padahal sudah empat puluh menit berlalu dari jam pulang les. Para peserta les yang sekelas dengannya sudah keluar sejak tadi. Saat ini hanya tinggal satu kelas lagi sebagai sesi terakhir.Apa Ananta masih bersama Clarin sehingga melupakan Andara?Andara tidak dapat menjawab pertanyaan itu, sama dengan ketidakmampuannya mencegah pikiran buruk tumbuh di benaknya.Seberapa keras pun ia mencoba memercayai Ananta, selalu ada sudut-sudut gelap dalam hatinya yang mempertanyakan, 'Apakah dia pernah benar-benar menganggap bahwa aku adalah istrinya?'Ia duduk di kursi lobi gedung dengan ponsel di genggaman. Notifikasinya sunyi. Tidak ada pesan baru. Juga panggilan masuk. Apalagi dari Ananta. Seolah dunia bersekongkol membungkam kepedihan yang ingin meledak dari dalam dirinya.Diembuskan napas berat. Sesekali ia menatap jalan di depan, berharap ada mobil hitam yang dikenalnya berhenti. Tapi yang lewat hanya motor-m

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 103

    Hidup bersama Ananta ternyata tidak pernah mudah bagi Andara. Dari luar semua tampak sempurna. Tapi untuk memahami lelaki itu hingga detik ini Andara masih belum bisa. Di balik semua sikapnya yang manis selalu ada satu hal yang membuat Andara merasa seperti sedang dipermainkan oleh ilusi.Saat ini Andara sedang melangkah menuju basement. Beberapa saat yang lalu Ananta mengiriminya pesan, meminta untuk datang ke tempat itu. Lelaki itu menunggunya di sana.Andara melihat ke sekitarnya. Setelah yakin situasi aman ia masuk ke mobil Ananta. Ini adalah untuk kedua kalinya mereka sembunyi-sembunyi seperti ini. Kadang Andara ingin tertawa memikirkan hubungan backstreet mereka."Ada yang ngeliat kamu tadi?" tanya Ananta sebelum melaju."Nggak ada sih, Mas. Aku udah hati-hati."Kadang Andara juga lelah terus-menerus menjalani hubungan seperti ini. Tapi, apa boleh buat? Ia terlalu mencintai Ananta dan telah terlanjur membiarkan lelaki itu mengambil alih seluruh hidupnya. Bahkan sampai ke hal-hal

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status