Share

Bab 97

last update Last Updated: 2025-07-24 15:25:16

"Bukan siapa-siapa. Hanya partner bisnis biasa," jawab Ananta yang membuat Andara lega seketika.

"Tapi baru pertama kali ke sini ya?"

"Iya."

"Terus tadi Mas Nata sama dia pergi ke mana?" Andara yang masih belum puas terus bertanya.

"Makan siang di luar."

Andara menutup mulut setelahnya. Sebagai seorang pengusaha tentu Ananta memiliki banyak relasi. Bahkan di keseharian pergaulan Ananta sangat luas. Ia tidak pernah memilih-milih teman. Itulah sebabnya dulu ia dan Shankara bersahabat. Walau sekarang hubungan itu hanya tinggal nama.

"Ada lagi yang mau ditanyain?" ujar lelaki itu.

"Nggak ada, Mas." Kemudian Andara memeriksa waktu melalui jam tangannya. Sudah saatnya pulang. "Mas, aku pulang ya?" Ia meminta izin.

"Hari ini kamu les?"

Andara mengiyakan dengan anggukan kepala.

"Aku nggak bisa ngantar. Nggak apa-apa kamu pergi sendiri?"

"Iya, nggak apa-apa."

Andara akan beranjak dari pangkuan Ananta tapi lelaki itu mengatakan, "Cium lagi."

Andara menahan senyum di bibirnya melihat tingkah Ana
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (8)
goodnovel comment avatar
Sri Hartati
calista gak punya moral... kasian Andara
goodnovel comment avatar
Aa Alkarom
aku waktu hamil kerjaannya baca novel ya gapapalah...tp diimbangi jg baca Qur'an yah
goodnovel comment avatar
Megar Sari
dasar ulet bulu ga ada otak, pamer baju baby sama Andara lagi
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 253

    Aroma antiseptik yang menusuk langsung menyambar penciuman Andara begitu ia melangkah ke dalam ruangan tersebut. Sementara perawat berjalan di depannya, memberi arahan.Ruang itu penuh dengan suara mesin. Bunyi bib bib monitor jantung terdengar begitu jelas, seakan menegaskan betapa rapuhnya kehidupan yang sedang dipertahankan. Andara berhenti di sisi ranjang. Jantungnya seolah diremas. Ia nyaris tidak mengenali sosok yang selama ini selalu ia lihat gagah dan berwibawa. Kini, Ananta tampak begitu rapuh, terbaring dengan tubuh yang tidak berdaya.Napas Ananta terdengar berat melalui selang canula oksigen yang menempel di hidungnya. Sesekali terdengar desahan halus. Wajah lelaki itu pucat kekuningan. Begitu pun dengan bibirnya. Gaya hidup Ananta yang tidak sehat dan kebiasaannya mengonsumsi alkohollah yang membuatnya mendapat penyakit itu.Perawat berbisik, “Silakan, Bu. Jangan sentuh alat-alat medisnya. Kalau ingin menggenggam tangannya, boleh.”Setelah mengatakan itu perawat menjauh

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 252

    Para petinggi Lyncore berdatangan ke rumah sakit hari itu. Wajah-wajah tegang mereka menambah suasana mencekam di koridor ICU yang sudah penuh dengan aroma obat-obatan.Satu per satu, mereka menyalami Shankara yang berdiri di depan pintu ruang perawatan intensif."Bagaimana kondisi Pak Ananta, Pak?" tanya salah satu direktur.Shankara menarik napas dalam. "Masih kritis. Dokter belum mengizinkan siapa pun masuk selain keluarga inti."Mereka semua terdiam. Hanya suara mesin monitor jantung dari balik pintu ICU yang terdengar samar-samar, membuat dada setiap orang semakin berat.Beberapa petinggi memilih duduk di kursi tunggu, sebagian lagi berdiri, menundukkan kepala. Ada yang berdoa dalam diam, ada pula yang tampak menahan perasaan.“Pak Ananta itu pondasi kita semua. Lyncore nggak akan ada tanpa beliau,” ucap direktur keuangan dengan wajah sedih.Shankara mengangguk singkat. Ia tidak menampik bahwa Ananta memang dihormati banyak orang.Seorang dokter keluar dari ruang ICU, membuat sem

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 251

    Ponsel Andara hampir lepas dari genggamannya mendengar kabar dari Shankara. Tubuhnya hampir saja limbung saking terkejut mengetahui berita tersebut."Abang minta kamu ke sini bukan buat balikan. Kamu jangan salah paham. Tapi sebagai manusia yang memiliki hati nurani Abang harap kamu bisa datang. Lihat kondisinya, sekaliii aja." Suara Shankara begitu memohon.Andara hampir saja luluh. Namun seketika adegan demi adegan masa lalu melintas di depan mata. Rasa sakit yang ditorehkan Ananta masih membekas hingga saat ini."Ke mana hati nuraninya waktu nyakitin aku?" ucap Andara dengan perasaan perih. "Waktu aku hancur sendirian dia di mana?!""Ra--"“Cukup, Bang!” potong Andara cepat. “Aku nggak mau dengar lagi. Jangan paksa aku untuk peduli sama dia. Aku sudah mati-matian bangun hidupku lagi tanpa dia. Sekarang Abang mau jatuhin aku ke jurang yang sama?”Keheningan kembali menyelimuti percakapan itu. Hanya terdengar helaan napas berat Shankara."Andara... iya Abang tahu kamu terlalu sakit k

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 250

    Acara makan malam adalah waktu yang sering digunakan sebuah keluarga untuk berkumpul dan berbagi cerita. Begitu pula dengan keluarga kecil Hermawan.Saat ini mereka tengah makan malam bersama. Topik pembicaraan tidak jauh-jauh dari kuda milik Kaivan. Anak itu berceloteh riang tanpa henti yang ditimpali oleh opa dan omanya. Sedangkan Andara lebih banyak diam. Suasana hatinya belum membaik pasca pengkhianatan Shankara. Sampai detik ini Shankara masih belum merespons panggilan darinya. Andara tahu kakaknya itu pasti sengaja karena takut kebusukannya terbongkar."Kai, ayo satu suap lagi, Nak." Ello yang sejak tadi makan sambil menyuapi Kaivan, menyodorkan sendok ke depan mulut anak itu.Kaivan menggeleng kuat-kuat. "Kai udah kenyang, Pa.""Satu sendok lagi aja, ayo.""Nggak mau." Kaivan menutup mulutnya rapat-rapat."Papa janji nanti kalau Kai ngabisin semua nasinya Papa bakal jadi kuda kayak biasa." Ello terus membujuk agar anak itu mau menghabiskan nasinya."Tapi Kai udah punya kuda."

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 249

    Hati siapa yang tidak sakit ketika orang yang diberi kepercayaan, yang selama ini dianggap berpihak padanya diam-diam berkhianat?Dengan membawa perasaan marah yang begitu besar Andara masuk ke kamar.Ia mengambil ponsel, mencari nama Shankara. Kemarahannya yang tidak bisa lagi ditahan membuat jari-jemarinya gemetar.Panggilannya tersambung, tapi Shankara tidak menjawab, sampai berkali-kali Andara mengulangnya."Angkat dong, Bang!" serunya jengkel.Andara mengulangi sekali lagi, dan hasilnya sama saja.Tidak kuat lagi menahan emosi, Andara mengiriminya pesan.[Aku nggak nyangka ternyata Abang tega berkhianat!]Setelah menekan kirim, Andara menatap layar ponsel, menunggu balasan yang tak kunjung datang.Ia menepuk-nepuk meja, mencoba menenangkan diri, tapi percuma. Perasaannya tidak tenang.Ia menatap Kaivan yang sedang bermain di halaman dengan Snow melalui jendela kamar. Senyum polos anak itu seolah mengingatkan Andara bahwa dunia di sekelilingnya tetap berjalan meski hatinya begitu

  • Lelaki Yang Terpaksa Menikahiku   Bab 248

    Tawa riang Kaivan dan Thalia terdengar begitu bahagia. Membuat Ananta dan Shankara yang menyaksikannya sama-sama terdiam, seakan hanya menjadi penonton dari kebahagiaan yang sederhana itu.Saat ini keempatnya sedang menyaksikan atraksi lumba-lumba yang diidam-idamkan Kaivan.Beberapa lumba-lumba muncul bergantian dari permukaan air, melompat tinggi lalu mendarat kembali dengan cipratan yang membuat anak-anak kecil di barisan depan berteriak girang. Ada pula yang berenang cepat, seakan berlomba, kemudian secara serempak meloncat melewati lingkaran besar yang digantung pelatih.Kaivan menepuk-nepuk tangan, wajahnya bersinar penuh kekaguman ketika seekor lumba-lumba dengan cekatan menyeimbangkan bola besar di ujung moncongnya. Sedangkan Thalia tidak kalah riang, bersorak keras saat dua lumba-lumba lain berputar-putar sambil mengeluarkan suara khas mereka, seolah sedang bernyanyi."Pa, aku mau pipis," celetuk Thalia tiba-tiba."Ayo kita ke toilet," jawab Shankara. "Kai, Om nemenin Kak Tha

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status