A los diez años, Diego me sacó del infierno y me juró que siempre me cuidaría. A los quince, apareció Bruno, quien también me prometió estar siempre a mi lado. Hoy, con veintitrés, esos dos que juraban protegerme... fueron los mismos que me arrojaron al mar con sus propias manos… Todo por ella, su alma gemela.
View MoreKekaisaran Arcane dalam kondisi sangat menegangkan kali ini. Karena ada banyak sekali serangan dari pihak luar yang ingin menghancurkan dan mengkudeta kekaisaran.
Tentu saja kekaisaran tidak diam begitu saja saat ada banyak sekali teroris ingin mengkudeta kekuasaan yang ada. Dibantu oleh Keluarga Pilar, mereka mencoba untuk melawan balik dan berusaha sebisa mungkin menghabisi seluruh teroris yang ada.Keluarga Pilar sendiri terdiri dari lima keluarga yang berbeda.Yang pertama adalah keluarga Arcadia. Sebuah keluarga yang cukup terkenal dan hampir menguasai seluruh sektor ekonomi.Yang kedua adalah keluarga Watari. Keluarga yang terkenal karena hampir seluruh dari anggota mereka berhasil menjadi anggota dewan atau masuk menjadi kabinet kekaisaran.Yang ketiga adalah keluarga Keiji. Dikenal hebat karena memiliki koneksi dan hubungan erat dengan kesatuan keamanan kekaisaran. Dan hampir sama dengan keluarga Watari, keluarga Keiji hampir setengahnya mengabdi sebagai militer kekaisaran.Yang keempat adalah keluarga Akinori. Menjadi salah satu yang terkuat karena mempunyai koneksi antar pedagang dan menduduki rantai puncak pedagang kekaisaran.Dan yang terakhir adalah keluarga Vermiliion. Sebuah keluarga yang terlahir dengan seluruh kejeniusan di otak mereka. Hampir seluruh dari kemajuan kekaisaran berasal dari pemikiran dari bibit-bibit unggul dari keluarga Vermiliion.Dan sekarang kelima dari pemimpin keluarga itu berkumpul untuk melawan para teroris yang sedang menyerbu istana. Mereka berada di lantai dua untuk menghalau para teroris-teroris yang berhasil kabur dari para penjaga yang berada di lantai satu.Touya Arcadia,Kyo Watari, Shunsui Keiji, Aoi Akinori, dan Yuuji Vermiliion. Kelima orang dari pemimpin Keluarga Pilar harus terlibat kali ini untuk membuktikan bahwa mereka memang setia dan tidak ada niatan mengkudeta kekaisaran.Tentu saja mereka tidak datang sendiri. Mereka datang bersama dengan para pengawal kepercayaan mereka yang memang memiliki ilmu bela diri sangat kuat. Sehingga bisa melindungi mereka selagi mereka ikut bertempur dengan para teroris yang ada.Pertarungan terjadi. Para pemimpin dari Keluarga Pilar pun juga ikut bertarung. Mereka memang sangat jarang terlibat dalam sebuah perkelahian. Namun bukan berarti mereka tidak mengerti dengan cara bertarung. Mereka sangatlah lihai dalam sebuah pertarungan bebas. Namun sayangnya karena mereka selalu disorot oleh kamera, mereka tidak bisa menggunakan kemampuan bela diri mereka secara bebas karena itu bisa saja memperburuk nama keluarga mereka.Para pemimpin keluarga di sana diuntungkan. Karena mereka bisa menggunakan pisau dan senjata api dengan bebas. Beserta ada para pengawal yang siap membantu dan melindungi mereka kapan pun itu. Ditambah lagi, para teroris yang masuk ke lantai dua terbilang cukup sedikit. Pasalnya hampir seluruh teroris yang mengincar kekaisaran sudah ditahan dan dilawan oleh para penjaga kekaisaran yang berada di lantai satu.Namun ia tidak membuat mereka lengah. Pasalnya mereka dengar bahwa para teroris kali ini jumlahnya sangatlah banyak. Bahkan seluruh kota yang berada di sekitar kekaisaran sudah dijamah dan dikuasai oleh para teroris. Jadi bisa saja teroris-teroris yang ada di sekitar kekaisaran berkumpul dan menyatukan kekuatan mereka untuk menyerang kekaisaran secara bersama-sama.Pertarungan masih berlanjut. Namun Touya sedikit santai karena menurutnya perlawanan para teroris yang menyerang kekaisaran akan segera berakhir. Mengingat para teroris-teroris yang berhasil mencapai lantai dua sangatlah sedikit.Tetapi di tengah kelalaiannya itulah ada seorang teroris yang menggunakan kesempatan itu untuk menembakkan sebuah peluru ke arah dada Shunsui.Di saat itu jarak antara pengawal pribadi Touya dengan Touya cukuplah jauh. Membuat pengawal tidak bisa sampai tepat waktu.Touya sendiri bisa melihat ada sebuah peluru dengan kecepatan tinggi mengarah padanya. Ia mengira bahwa ia akan mati saat itu. Tetapi takdir berkata lain.Secara tiba-tiba, Yuuji Vermiliion mendorong tubuh Touya. Membuat tubuh Touya terpental jatuh dan tidak terkena peluru itu. Namun sekarang malah Yuuji yang terkena peluru itu tepat di perutnya.Semua pemimpin keluarga berserta para pengawal yang melihat itu pun langsung mendekat melindungi tubuh Yuuji. Sedangkan Touya hanya bisa menangis sambil mendekap tubuh Yuuji yang sudah terbaring lemas di lantai."Jangan mati. Bukankah kamu sudah berjanji padaku untuk makan malam bersamaku?" tanya Touya dengan mata airnya yang sudah berlinang melihat sahabat dekatnya sudah tidak berdaya."Sepertinya di peluru tadi terdapat racun. Aku rasa waktuku sudah tidak lama lagi," jawab Yuuji dengan sebuah senyuman tipis di bibirnya dan suara yang cukup kecil."Ayolah, jangan bercanda. Bukankah ada banyak hal yang belum kita lakukan?" tanya Touya lagi."Maaf karena aku tidak bisa menepati janjiku. Namun bisakah aku meminta satu hal?" balas Yuuji."Katakan. Apa pun yang kamu mau pasti akan aku kabulkan," ujar Touya sambil berusaha tegar."Aku menitipkan anakku pada seorang bandit. Temukan dia dan rawat dia. Berikan nama keluargamu di belakang namanya. Namun jangan ceritakan tentangku padanya. Biarkan dia tau sendiri tentang sebenarnya siapa dirinya," ujar Yuuji dengan suara yang sangat pelan.Todavía recuerdo claramente la última mirada de Bruno antes de caer.Una mezcla de dolor y determinación, acompañada de una sonrisa.Intentó decir algo, pero no logré entenderlo.Cuando salí de la comisaría, subí al auto con Lucas.Antes de que nos fuéramos, Diego levantó la mirada hacia mí. Estaba demacrado; la muerte de Bruno y Elsa lo había golpeado duramente.Pensé que diría algo, pero solo me miró un instante y luego apartó la vista en silencio.Me quedé en Lumora, trabajando en la posada. Diego nunca volvió.Un día, llegó un grupo grande a Lumora. Pensé que venían a causar problemas y estaba a punto de llamar a la policía, pero Lucas me sujetó suavemente la mano y, con una sonrisa tranquila, me dijo:—Tranquila, sube a tu habitación, yo me encargo.Negué con la cabeza, manteniéndome firme junto a él.Cuando yo no tenía a dónde ir, fue él quien me acogió. No tenía razones para dejarlo ahora.Lucas sonrió, divertido.Mi confusión aumentó mientras los miraba, hasta que el hombre al
Diego y Bruno se hospedaban justo al lado, así que era común verlos cerca de la posada.Un día salí a comprar algunas cosas, pero sentí que alguien me seguía. Aceleré el paso, pensando que era Diego o Bruno, tratando de escapar de ellos.Pero de repente, todo se oscureció y perdí el conocimiento.Cuando volví en mí, estaba al borde de un acantilado. Junto a mí, Elsa, visiblemente demacrada, sostenía un cuchillo contra mi cuello, con una expresión cargada de odio.—Clara, ¿qué tienes tú que yo no? ¿Por qué siempre te eligen a ti?Se burló con amargura al notar mi calma aparente:—Mírate, tan tranquila incluso ahora. Qué valentía la tuya. Ojalá sigas igual cuando lleguen. Ni se te ocurra suplicarles, ¿me sigues?No podía hablar, tenía un trapo en la boca que apenas me dejaba respirar.A lo lejos, vi dos figuras corriendo hacia nosotras: Diego y Bruno.Vinieron apurados, con pasos rápidos. Sus ojos reflejaban toda la ansiedad y preocupación, pero se mantenían distantes, cautelosos.Elsa r
Así que todavía recordaba ese video.Diego, Bruno y el resto de su gente se hospedaron en la posada.Lumora había comenzado a crecer como destino turístico, atrayendo algunas inversiones importantes.Sin embargo, este lugar estaba tan lejos de Marla que me sorprendió que vinieran personalmente.Estaba aburrida en la recepción mirando ilustraciones cuando una voz rompió el silencio.—Clara, hablemos un momento.Era Elsa, con su actitud arrogante de siempre, aunque ahora parecía algo insegura, como si tratara de mostrar confianza.En el jardín, sacó una tarjeta bancaria de su bolso.—Aquí tienes un millón de dólares. Vete del país.La miré confundida.—¿Por qué tendría que irme?Elsa apretó los dientes, claramente molesta, aunque intentaba controlar su rabia.—Sabes bien que Diego y Bruno han estado buscándote estos tres años. ¿O acaso piensas volver con ellos?Negué suavemente con la cabeza.Ella soltó una risa burlona.—Entonces, toma este dinero y vete lejos. Francia, Inglaterra, Esta
Escuché claramente la furia contenida en la voz de Bruno, pero decidí ignorarla y subí las escaleras sin mirar atrás.La oscuridad en sus ojos hizo que mi corazón, que ya se había empezado a calmar, volviera a latir con fuerza. Bruno estaba completamente fuera de sí.Diego tal vez ya había dejado atrás el pasado, pero Bruno claramente no.Estaba sentada en la cama, perdida en mis pensamientos, cuando sonó la puerta.Apenas la abrí, Bruno se coló rápidamente, sujetando mi muñeca con fuerza.Justo detrás, Diego entró con su calma habitual. La puerta se cerró suavemente detrás de él.Bruno me tomó de la barbilla con firmeza, sus ojos brillaban con ira contenida.—Clara, ¿ahora te atreves a fingir que no me conoces?—¿Y por qué no?Mi indiferencia lo sorprendió. Después de un instante, soltó una risa irónica.—Tres años y mira cómo ha cambiado tu carácter. Tres malditos años buscándote por todos lados y tú escondida en este pueblo.Recorrió la habitación con la mirada, burlándose.—Este lu
La posada rara vez recibía visitantes. La mayoría del tiempo, me la pasaba bastante tranquila, y, sin embargo, Lucas era generoso con mi sueldo.Después de pagar el alquiler, me quedaron mil dólares en efectivo.Al primer mes, compré un celular nuevo y conseguí una tarjeta SIM, que Lucas me ayudó a tramitar usando su identificación.No pude evitar preguntarle:—¿No te preocupa que pueda ser una delincuente, o una fugitiva buscada por la policía?Lucas bajó la vista y me miró con una sonrisa burlona.—¿Tú, con esos bracitos de palo, una asesina? Vamos, Clara, entre tú y yo, el que más pinta de asesino soy yo.Hizo una cara de peligro por un instante, pero yo no sentí miedo. Lucas, debajo de su aspecto frío, tenía un corazón cálido y amable.La vida pasaba tranquila y sin problemas.Un día, mientras barría el suelo, Lucas veía videos en su celular con el volumen demasiado alto. De pronto, escuché claramente los nombres de Diego y Bruno. Mi espalda se tensó y, sin querer, tiré el cubo d
Mis pupilas se contrajeron al instante y fijaron la vista en Elsa.Ella arqueó las cejas, fingiendo sorpresa:—¿En serio no sabías?Soltó una carcajada, burlona, casi sombría.—Clara, eres demasiado inocente. ¿Nunca te dio curiosidad saber por qué Diego te llevó a su casa? ¿Tan desentendida eres?¿Cómo no iba a preguntarlo? En la fiesta de cumpleaños de Diego, aprovechando el valor que me dio el alcohol, finalmente me atreví a hacerlo. Él dudó por un instante, acariciando suavemente el borde de mis ojos.—Cuando te vi por primera vez, tenías la mirada apagada, como si no estuvieras viva. Me llamó la atención, quise ayudarte a salir de ese lugar y verte brillar. Y ahora que lo has hecho, eres tan radiante como esa rosa en tus manos, Clara. Y eso es todo.¿Solo eso?¿En verdad era solo eso?Observé bien su rostro, sobre todo sus ojos. Eran tan parecidos a los míos.Entonces entendí. Mi supervivencia, mi vida, siempre habían dependido de Elsa.El afecto y la protección que recibí siempre
Bienvenido a Goodnovel mundo de ficción. Si te gusta esta novela, o eres un idealista con la esperanza de explorar un mundo perfecto y convertirte en un autor de novelas originales en online para aumentar los ingresos, puedes unirte a nuestra familia para leer o crear varios tipos de libros, como la novela romántica, la novela épica, la novela de hombres lobo, la novela de fantasía, la novela de historia , etc. Si eres un lector, puedes selecionar las novelas de alta calidad aquí. Si eres un autor, puedes insipirarte para crear obras más brillantes, además, tus obras en nuestra plataforma llamarán más la atención y ganarán más los lectores.
Comments