Home / Romansa / Life Must Go On / Bab 2# Kedua

Share

Bab 2# Kedua

Author: Ayu novianti
last update Huling Na-update: 2021-08-28 00:15:09

Hari ini jalanan terlihat ramai sekali. Disana ada seorang perempuan, yang baru saja mengangkat sebuah panggilan diponselnya.

“Halo mi !” sapanya saat melihat maminya yang menelpon.

Lagi dimana sayang ?” tanya mami

“Lagi di luar mi. Ada urusan bentar,” jawabnya

“Kamu nggak lagi lari kan ?” tanya mami langsung

“Enggak kok mi. Ini masih di Jakarta.” jawabnya

“Kamu kenapa sih nggak mau nerima tawaran papi ?. Kan kamu banyak nganggur nya sayang,” tanya mami lagi

“Nggak mau mi. Pokoknya enggak mau!” setelah mengatakan itu, dia langsung memutuskan panggilan mereka.

Sebenarnya dia tidak ingin menutup panggilan itu, tetapi dia bisa saja terlambat jika masih berada di sana.

Terlihat banyak yang mengantri didepan ruangan interview perusahaan. Memang perusahaan yang sedang dia tuju itu, sedang membuka posisi yang terbilang banyak. Jadi tidak heran banyak yang mengantri di sana. 

"Karenina Raisa Wijaya!" panggil seorang pria bagian recruitment yang berdiri didepan pintu

Dia mengangguk ramah dan segera mengikuti pria tersebut kedalam ruangan. Sekilas ruangan itu tampak bersih. Hanya ada beberapa orang di dalam nya.

Namanya Karenina. Tapi dia lebih sering dipanggil Yaya.

“Sepertinya pria yang duduk di kursi paling mewah itu boss perusahaan ini,” pikirnya

 

"Selamat pagi pak!" dia menyapa pria tersebut dengan sopan.

 

Awalnya dia mengira pemimpin perusahaan ini adalah seorang pria paruh baya, namun ternyata dia salah.

Pria yang sedang dia temui itu memiliki postur tegap, terlihat bugar dan berwibawa. Walau belum benar-benar melihat wajahnya, dia bisa menebak dia masih muda.

Mungkin umurnya baru sekitar 30-an. Tidak terlalu berbeda jauh dengan Yaya.

 

"Interview nya dilanjutkan nanti saja. Saya harus segera pergi!" kata pria tersebut yang yaya pikir CEO. Ataukah dia juga direktur ?. Karena dia terlihat arogan sekali.

Yaya hanya berdiri diam disana. “Hei ! Bahkan dia belum dipersilahkan duduk”. Sungguh, rasanya yaya ingin berkata seperti itu kepadanya.

 

Pria itu langsung berjalan melewati yaya begitu saja tanpa mengatakan apapun lagi.

Bahkan dia tidak melihat sedikitpun rasa bersalah di wajahnya. Tentu saja. Itu karena yaya hanya melihat wajahnya sekilas sebelum dia pergi.

 

"Mohon maaf mba. Nanti akan kami hubungi lagi untuk informasi lebih lanjut," ucap pria yang tadi memanggil yaya untuk interview.

Yaya hanya mengangguk sebagai jawaban. Setidaknya masih ada pegawai yang ramah kepadaku walau dia belum bekerja disana.

 

"Iya pak. Tidak apa-apa.” jawabnya sopan sambil sedikit menunduk.

“Kalau begitu saya permisi," 

 

Yaya keluar ruangan dengan rasa sedikit kecewa. Setidaknya jangan membuka interview kalau ujung-ujungnya seperti ini.

 

"Yaya!" panggil seseorang saat aku hendak keluar dari gedung perusahaan.

 

Yaya merasa seperti ada yang memanggilnya barusan. Tapi entah siapa yang barusan memanggilnya. sepertinya dia tidak mengenal orang yang memanggil barusan.

Dia berhenti sejenak untuk melihat wajahnya. Dia masih sedikit jauh jadi yaya belum tahu siapa dia.

“Yay!” panggil nya lagi dan berjalan mendekat ke arah yaya

“Maaf ?” tanya yaya karena dia masih saja belum mengenali pria itu walau sudah mencoba mengingatnya.

“Masa lupa sih ?” tanya pria itu

Yaya menaikkan sebelah alisnya mendengar itu.

Dia manusia, jadi lupa adalah hal yang manusiawi juga.

“Ini aku yudha!” kata nya lagi

 

Ohh. Pantas saja tidak asing, yaya baru sadar sekarang.

 

"Apa kabar ?, udah lama enggak ketemu kamu " kata yudha

. . .

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Life Must Go On   #133-The End

    Bukan hanya tentang siapa yang lebih dulu kau temui, karena segalanya bukan karena sudah waktunya, tapi karena memang dia orangnya.. . .Hari ini adalah hari pernikahan Yudha dan Ina.“Udah siap sayang ?, cepat udah ditelepon mama nih” itu teriakan ryan.“begini nih kalau udah dandan. Harus lama banget gitu” kata ryan pada melodi yang berada di gendongannya.“Iya sayang, udah siap kok” jawab yaya.Dia berjalan menuruni tangga sembari memeriksa isi tasnya.“Sayang” tegur ryan“Apa aku cantik?” tanya yaya“Apa kamu yakin?” kata ryanAda apa lagi ini?“Sayang, coba lihat. Apa itu mommy?” tanya ryan pada melodi“kenapa sih sayang?” bingung yaya“Itu sangat cantik. Makanya aku bertanya apakah ini benar mommy-nya Melodi?”Huffhh, yaya menghela n

  • Life Must Go On   #132

    “Dek!” panggil ryan saat yaya sedang berada di dapur. Dia sudah mencari keberadaan istrinya dan akhirnya menemukanya disana“Hmm?” yaya hanya bergumam sebagai jawaban. Dia sedang sibuk melakukan beberapa pekerjaan saat ini.“Lagi ngapain?” tanya ryan. Dia berjalan semakin dekat kesana untuk mengampiri yaya dan memeluk pinggang istrinya itu dari belakang.“Ngapain sih?” kata ryan mengulang pertanyaannya barusan, yang belum sempat dijawab oleh Yaya.“Aku cuman lagi nyuci piring aja.” Jawab yaya. Bahkan Ryan bisa melihat bahwa istrinya itu sedang mencuci beberapa tempat makan.“Nggak usah dicuci. Dikit gitu doang.” Kata ryan tapi Yaya masih saja meneruskan kegiatannya mencuci beberapa peralatan makan yang tersisa.“Sayang!” Panggil ryan lagi. Ada apa dengan suaminya kali ini?“Iyaa, sayang?” tanya yaya seadanya“Kita nggak usah fi

  • Life Must Go On   #131

    “Kak!” panggil yaya setelah dia mendapati suaminya sedang berada di depan tv saat ini. Ryan yang merasa dipanggil oleh istrinyapun, langsung bergumam sebagai jawabanDia bisa melihat istrinya yang sudah siap dengan pakaian rapinya saat ini. Padahal Ryan baru saja ingin memanggil Yaya agar berbincang dengannya saat ini.“Hmm?” balas ryan datar, dia mencoba bersikap seperti itu agar Yaya menjadi bertanya tentang tingkahnya.“Aku mau kerumah mama dulu. Mau bantuin mama ngurus acara pernikahan Yudha dan Ina." ucap yaya sebelum Ryan bertanya lebih dulu. Dia bahkan tidak berniat untukg mengobrol dengan suaminyaSebenarnya Yaya memang berniat seperti itu sejak awal. Dia bahkan sudah berlatih saat berada di kamar tadi. Dengan cermin besar yang ada di kamar mereka tentunya.“Kok gitu sih sayang?” tanya ryan setelah Yaya menjelaskan maksudnya. Tapi kenapa balasannya malah berbeda sekali?Yaya yang mendengar it

  • Life Must Go On   #130- Yudha

    Vano dan Audrey sudah melakukan bulan madu selama hampir dua minggu. Selama itupula, mereka hanya melakukan beberapa perjalanan dan sisanya hanya berdiam diri di tempat honeymoon mereka.Siang ini, Vano dan Audrey sudah kembali ke Jakarta. Setelah beberapa jam setelah ketibaan mereka, Audrey dan Vano berencana untuk jalan-jalan keluar. Mereka berdua akhirnya berkunjung ke rumah Yaya dan Ryan setelah mereka memberitahu bahwa mereka akan berkunjung“Halo kak!” sapa yaya setelah Audrey sampai disana“Haii!” balas Audrey yang langsung memeluk yaya dengan semangat.Ternyata selain Audrey dan Vano, mereka juga bertemu dengan Yudha disana. “Kak Audy!” panggil yudha dengan semangat saat melihat Audrey ada disana. Audrey berjalan mendekat dan memeluk sepupunya itu.“Apa kabar, dek?” tanya Audrey pada Yudha“Baik dong kak. Gimana kabar kak Audy sama kak Vano?” tanya Yudha setelah dia me

  • Life Must Go On   #129-After Married

    Vano mencari keberadaan Audrey siang ini di rumah mereka. Dia hanya meninggalkan Audrey sebentar, dan sekarang istrinya itu entah pergi kemana.“Beib?” panggil Vano setelah dia turun ke lantai bawah. Kemana istrinya pergi tanpa memberitahu lebih dulu?Vano berjalan ke kamar mereka dan

  • Life Must Go On   #128-Husband and Wife

    Beberapa menit setelah berkendara, mereka akhirnya sampai di sebuah rumah yang tampak elegan. Rumah itu terdiri dari empat tingkat dengan halaman yang sangat luas. Disana terdapat banyak lampu yang menghiasi setiap sudut rumah.“C’mon beib!” ajak Vano yang baru saja membukakan pintu mobil untuk Audrey. Audrey meraih tangan suaminya dan ikut berjalan Bersama“Selamat datang di rumah.” Kata Vano setelah pintu rumah yang tampak megah itu terbuka dengan lebar“Ini bukan rumah kamu.” Ucap Audrey. Dia terbiasa berkunjung ke rumah Vano yang dulu. Tapi itu bukanlah rumah yang sedang mereka datangi saat ini“Ini memang bukan rumah aku.” Jawab Vano. Audrey menatap pria itu dengan sebekah alis yang terangkat. Pertanda bahwa dia tidak mengerti maksud perkataan Vano barusanSebelum Vano menjawab pertanyaan Audrey, dia terlebih dahulu menggendong istrinya ala bridal style. Padahal kenyataannya mereka me

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status