Beberapa jam kemudian.…
Tok tok tok.. Terdengar suara ketukan di pintu rumah keluarga sanjaya..
Mami yang sejak tadi sudah menunggu, berjalan untuk membukanya tanpa berlama-lama.
"Selamat datang..” ucap mami
“Silahkan masuk.." ajak nyonya rumah ini, siapa lagi kalau bukan mami nya yaya
"Wah, ternyata pilihan ryan enggak salah. Kita kan jadi bisa reuni kalau gini" kata reni, dia mama nya yudha dan ryan
"Iya. Padahal lama loh dicari, tahunya bentar lagi jadi besan" kata mami riri, mami nya yaya
Ternyata, mami nya yaya dan mama nya pak ryan adalah teman semasa SMA. Kenapa jodoh tidak jauh-jauh dari teman sewaktu sekolah ?
“Oh iya. Kenalin ini anak saya ryan. Dan ini adiknya yudha” jelas mama reni sembari mengenalkan kedua putranya.
"Selamat malam om, t
“Kadang orang memang berubah tanpa kamu ketahui penyebab nya”Keesokan harinya di kantor"Eh yay. Selamat yah" ucap beberapa rekan kerja yaya saat dia baru saja memasuki kantorAda apa dengan mereka ?. Tumben memberi selamat saat yaya baru saja datang ke kantor. Aneh. Dia merasa tidak melakukan apapun."Selamat buat apa yah ?" Tanya yaya bingung."Yah buat tunangan lo sama pak boss. Kok enggak bilang sih lo pacarnya" desak merekaOh, apa berita pertunangan itu tersebar secepat itu ?. Yaya melihat cincin berlian yang melingkar di jari manisnya. Dia bahkan lupa bahwa dia sudah bertunangan semalam."Kenapa juga enggak bilang lo anak konglomerat. Lo ramah banget sih" ucap mereka lagiMereka mulai berbicara tanpa henti. Apa status nya juga harus dia jelaskan saat bertemu mereka ?
Di lain tempat, audrey baru saja datang dan baru akan bekerja.Tak lama, sebuah panggilan terdengar di telepon kantor diatas meja kerja audrey.“Halo, selamat pagi!” Sapa Audrey dengan sopan“Woi. Lo disuruh ke ruangan boss nih.” Kata dika di seberang sana“Buat apa sih ? Gue baru juga mulai kerja.” Ujar audrey“Buruan. Gue nggak mau kena omel pagi-pagi gini.” Kata dika“Iya. Nanti kalau gue udah mood.” Balas audrey yang langsung menutup panggilan itu.“Halo ?!”“Audrey..”Dika berteriak namun percuma. Audrey sudah memutus panggilan mereka.“Ini anak kok batu banget sih ?.” ucap dikaDia mencoba menelpon audrey kembali, namun panggilannya tidak diangkat.
“Orang memang terbiasa penasaran dengan kehidupan orang lain,tanpa berniat membantu”Yaya baru saja ingin turun ke kafeteria dan membuat kopi pagi ini. Sudah beberapa hari dia tidak membuat kopi disana. Jadilah dia akan membuatnya hari ini.“Yay” panggil nina saat yaya akan berbelok ke kafeteria“Iyaa ?” tanya yaya menghentikan langkah nyaNina terlihat memegang sebuah dokumen di tangan nya. Pasti dia baru saja menyelesaikan sebuah urusan.“Mau ke mana ?” tanya nina“Mau buat kopi nih. Mau ikut ?” tanya yaya setelah menjawab pertanyaan nina“Kuy lah. Gue juga mau beli minuman” jawab ninaMereka berdua berjalan bersama kesana. Ternyata urusan nina sudah selesai dan dia tidak sibuk hari ini. Kebetulan sekali. Yaya juga begi
Saat sedang sibuk dengan berbagai laporan didepannya, seseorang tiba-tiba saja mengetuk pintu ruangan yaya"Iya masuk" kata yaya mengizinkanSaat pintu itu terbuka, disana ada yudha dengan setelan jasnya."Ada apa ?" Tanya yaya saat melihat yudha"Udah masuk jam makan siang, ke resto depan yuk" ajak yudha"Emang iya ?" Tanya yaya sembari mengecek arloji di tangannya. Oh astaga, kenapa waktu berputar cepat sekali ?"Oke. Bentar yah" ucap yaya. Dia membereskan tasnya dan segera keluar."Mau ajak pak ryan sekalian ?" Tanya yaya"Kayaknya enggak usah deh. Kan perginya cuman sama gue" jawab yudhaJustru karena sama lo. Makanya harus di kasih duluan. Bisa ngamuk nanti boss nya."Okelah" jawab yaya. Dia baru ingat bahwa pak ryan agak kurang sehat tadi. Mungkin saja dia masih kurang s
Sekarang yaya sedang berjalan keruangannya, karena yudha yang sudah kembali ke kantornya. Tumben dia tidak mampir lebih dulu ke ruangan kakak nya."Mba yaya" panggil kang dadang, cleaning service perusahaan saat yaya akan menaiki lift"Iya kang ?" Tanya yaya"Dipanggil pak boss mba. Disuruh keruangan-nya" ucap kang dadangYaya mengangguk. Pasti boss nya itu akan mengomeli dirinya lagi."Makasih kang" kata yaya"Sip mba, sama-sama" jawab kang dadangYaya yang awalnya ingin pergi ke ruangan nya, malah menuju ruangan pak ryan tanpa menaruh barang-barangnya lebih dulu."Pak Leon!" panggil yaya pada sekretaris pak ryan saat dia sudah sampai di sana."Iya bu. Mau ketemu pak ryan ?" Tanya pak leon"Kok panggilnya bu ?" Tanya yaya penasaran"Kan calon isterinya pa
“Bukan lemah. Hanya saja, dia merasa belum menemukan solusi atas semua masalahnya saat ini.”Yaya tidak membawa mobil hari ini. Mobilnya sedang dipakai papi, karena mobil papi sedang perawatan hari ini.Jadilah yaya harus naik taxi. Percuma juga menunggu sopirnya datang, pasti papi belum selesai memakai mobilnya.“Ikut saya” ucap pak ryan saat yaya sedang menunggu taxi disana“Tidak perlu pak. Saya sedang menunggu taxi” balas yaya tanpa memperhatikan lawan bicaranya.“Apa saya meminta pendapat ? Tidak kan” ucap pak ryan. Dia berjalan keluar dari mobil nya dan memaksa yaya untuk masuk.“Tapi pa”“Cepatlah. Saya tidak ingin berdebat” jelas pak ryanSudahlah. Dia lelah setelah pulang bekerja, dan juga sedang malas berdebat.
Hari berlalu dengan sangat cepat dan ini adalah hari pernikahan yaya dan pak ryan. Banyak undangan yang datang. Baik teman, sahabat, kenalan hingga kolega bisnis kedua keluarga.Mereka mengadakan resepsi setelah itu. Jadi acara nya berjalan dari pagi, hingga malam hari.“Selamat yay. Akhirnya nikah juga” ucap nina yang datang bersama pak arya hari ini“Makasih nina. Lo cepetan nyusul. Sama pak arya juga” kata yayaMereka berdua terlihat tersenyum kikuk saat mendengar itu.“Udah yah. Kasian yang lain udah pada antri” kata pak aryaBanyak lagi tamu yang datang setelah itu. Padahal kaki yaya sudah pegal saat ini.“Selamat yah mba”“Selamat bu”“Selamat dek”Banyak yang memberi ucapan selamat pada yaya dengan
Di tempat yang sama, audrey sedang menyantap kue coklatnya. Rasanya enak. Itu karena audrey lah yang mengurus bagian kue diacara pernikahan ryan dan yaya.“Ekhemm!” dehem seseorang yang sedang berdiri disebelah audreyAudrey mengangkat wajahnya agar dia bisa melihat siapa itu.“Ngapain?” tanya audrey saat melihat vano lah yang berdiri disana.Audrey masih terus menyantap makanannya dengan santai.“Hobi banget yah, pamer-pamer begitu?!” Ucap vano tiba-tiba.Dia melepaskan tuxedo yang sedang dipakainya, dan menyampirkan itu di pangkuan Audrey.“Itu juga gaunnya. Kenapa modelnya kayak gitu?” Ujar vano lagi“Apa sih?” tanya audrey kebingunganDia memakan kuenya dengan santai. Itu karena dia tidak merasa ada yang salah dengan gaun yang sedang