Share

Cemburu

Penulis: Icha Mawik
last update Terakhir Diperbarui: 2021-04-04 15:36:30

"Kalian akan pergi lagi?" tanya Andien, saat melihat kelima pangeran tampannya telah bersiap.

"Iya, Sweety," sahut Samuel.

"Bukannya, kita semua akan pergi ke makam ayah hari ini?" tambah Andien.

"Setelah pulang dari makam ayah, kami semua akan kembali," sambung Lucas.

"Oh," Andien berucap lirih.

Kelima pemuda tampan itu tampak saling melempar pandangan, kemudian menghentikan kegiatanya, dan saling memberi kode.

"Luc, kau bisa gantikn aku di pertemuan kali ini?" ucap Samuel memecah kesunyian.

"Maafkan aku, sepertinya ada sesuatu yang aku lupakan disini dan itu harus aku selesaikan secepatnya," jawab Lucas.

"Kalau kalian twins?" tanya Samuel pada si kembar Andrew dan Christian.

Keduanya menggelengkan kepala, dan menjawab mereka juga masih punya urusan.

"Bagaimana ini, Fab?" kata Samuel bingung.

"Sudahlah, kita putuskan untuk selesaikan masalah disini dahulu, setelah itu baru kita semua kembali," putus Fabio.

Andien berlari dan memeluk Fabio.

"Terima kasih, Fab," seru Andien.

Fabio tersenyum pada keempat saudaranya. Ia sengaja melakukan rencana itu, untuk menghibur Andien. Fabio tahu jika Andien sering kesepian disini. Mereka semua ingin sekali menemaninya, tapi mereka juga punya tanggung jawan yang mereka emban.

Andien dan kelima pangerannya telah tiba di pemakaman. Seperti biasa, ia meletakkan buket bunga tulip putih, kemudian berdoa. Setelah selesai mereka pun, meninggalkan pemakaman.

"Kita akan kemana setelah ini?" tanya Andrew.

"Bagaimana kalau kita piknik ke pantai hari ini?" sahut Lucas mengusulkan.

"Aku setuju, sudah lama kita tidak piknik bersama," timpal Christian.

"Bagaimana Sweety?" tanya Fabio.

"Aku setuju!" seru Andien senang.

"Baiklah, sekarang kita semua pulang ganti baju dan menyiapkan semuanya." ucap Samuel yang membukakan pintu mobil untuk Andien. Mereka pun meninggalkan pemakaman dan kembali ke rumah untuk bersiap. Tanpa mereka sadari, jika asebuah mobil telah mengikuti mereka, sejak pertama mobil mereka keluar rumah.

***

"Tuan, mata-mata kita melaporkan, jika saat ini nona Andien dan kelima gelandangan itu, akan pergi ke pantai," ucap asisten Loenard.

"Kirim orang kita untuk terus mengikuti mereka kemanapun. Awasi Andien, aku tidak mau jika ia sampai terluka dan bilang pada mereka jangan melakukan apapun, tanpa perintah dariku," titah Leonard pada asistennya.

"Baik Tuan."

"Cepat atau lambat, aku akan mendapatkan gadis itu dan mengambil semuanya. Kemudian aku akan membunuh mereka satu persatu dan terakhir aku akan menyiksa putri kesayangan Antonio. Hingga gadis itu lebih memilih mati dari pada hidup," ucap Leonard menggeram.

Fabio dan yang lainnya telah tiba di sebuah pantai. Andien dan Lucas membentang tikar dan mulai menyusun bekal mereka. Saat ayahnya masih hidup, mereka juga sering berpergian untuk piknik dengan bekal bahan makanan mentah. Sebab, sang ayah yang akan memasak untuk semua anak-anaknya.

Pantai ini banyak menyimpan kenangan untuk mereka. Andien tampak bersedih, sebab ini adalah piknik pertama mereka disini, sejak kematian ayah mereka. Fabio mendekati Andien dan merangkulnya.

"Ada apa, Sweety?" tanya Fabio.

Andien hanya menggelengkan kepalanya.

"Jangan bersedih, Sweety, kami semua ada di sini untuk menemanimu," sambung Samuel.

"Kamu juga akan selalu menjagamu," lanjut Andrew.

"Kami akan menjadi pengawal setiamu, yang akan selalu ada untukmu," timpal Christian.

Andien kembali tersenyum, masuk kedalam pelukan Fabio, dan menggelamkan wajahnya di dada bidang Fabio. Samuel pun ikut memeluknya, di ikuti Lucas dan di susul oleh si kembar Andrew dan Christian. Pelukan yang sama yang sering mereka lakukan saat sang ayah masih bersama mereka.

Setelah berlibur seharian, akhirnya mereka pulang dan beristirahat. Hari esok siap menyambut mereka dengan kesibukan masing. Keesokan harinya, setelah berpamitan pada Andien, Fabio pun kembali terbang dan diikuti yang lainnya. Suasana rumah kembali sunyi, Andien kembali ke rutinitasnya dan bersiap untuk ke kampus.

Tiba di kampusnya, ia di sambut oleh Leo, yang telah menunggunya di depan gerbang kampus.

"Leo, kamu disini?" ucap Andien.

"Aku menunggumu," sahut Leo, kemudian mendekati Andien.

"Kenapa, apa kau perlu sesuatu?" tanya Andien.

"Ya. Ayo aku akan ceritakan padamu, tapi tidak disini." Leo membawa Andien ke arah cafetaria.

"Katakan," ucap Andien.

"Aku punya dua tiket nonton film terbaru. Tapi, aku bingung mau pergi nonton dengan siapa," tutur Leo.

"Jadi?"

"Aku berencana, untuk mengajakmu. Kamu mau kan?" ucap Leo.

"Maaf, aku tidak bisa," jawab Andien.

"Ayolah Andien, aku mohon," pinta Leo.

"Maaf, tapi aku benar-benar tidak bisa," tolak Andien halus.

"Aku akan meminta ijin pada pengawalmu," lanjut Leo.

"Tidak semudah yang kamu bayangkan untuk meminta ijin dari mereka," kata Andien meyakinkan Leo.

"Aku akan mencobanya." Leo bergerak mendekati pengawal dan sopir Andien. Leo terlihat meyakinkan Mark, sang sopir untuk membawa Andien bersamanya. Ia juga berjanji, akan menjaga dan mengantar Andien pulang dengan selamat. 

Tidak lama setelahnya, Leo kembali menghampiri Andien.

"Mereka tidak mengijinkannya kan?" cetus Andien.

"Siapa bilang," sahut Leo.

"Maksud kamu?" Andien menatap Leo dengan penuh rasa penasaran.

"Mereka mengijinkan, asal ...."

"Asal?"

"Mark yang akan menemani perjalanan kita," sahut Leo.

Andien terheran, Mark adalah sosok yang sangat waspada, terhadap apapun menyangkut Andien. Bisa dengan mudah di yakinkan oleh Leo, seseorang yang baru di kenalnya.

Sepulang dari kampus, Leo telah menunggu Andien. Mereka pun langsung menuju bioskop untul menonton.

****

Fabio menelepon rumah dan menanyakan tentang keadaan Andien. Kepala pelayan mengatakan, jika saat ini nona mudanya sedang berada di luar. Fabio tambah kesal saat kepala pelayan mengatakan, jika Andien keluar bersama Leo.

Entah mengapa, Fabio sangat tidak menyukai pemuda itu. Fabio curiga ada sesuatu yang lain pada diri Leo. Tapi, sampai saat ini, Fabio masih belum bisa menemukan maksud dari Leo mendekati Andien. Ada rasa cemburu di hati Fabio, meihat Andien dekat dengan seseorang yang bukan dari keepat saudaranya. Rasa itu semakin membuncah, tatkala ia tahu jika keduanya telah pergi berdua untuk berkencan.

Prank!

Fabio melempar gelas, ia meluahkan rasa kesalnya. Samuel masuk, saat mendengar suara benda jatuh. Ia terkejut melihat pecahan kaca di lantai. Ia kemudian memanggil petugas kebersihan untuk membersihkan pecahan kaca di lantai.

"Ada apa, Fab?" tanya Samuel.

"Andien keluar bersama pemuda itu," jawab Fabio kesal.

"Pemuda? Maksudmu, Leo?" Samuel mengernyitkan dahinya.

Fabio terdiam, ia mengepalkan tangannya. Entah mengapa ia begitu marah dengan ulah Andien kali ini.

"Sudahlah, Fab. Kalau kau merasa khawatir, lebih baik, kau pulang dan temani dia disana," ucap Samuel memberi saran.

"Bagaimana mungkin, Sam. Kau tau sendiri, bagaimana sibuknya kita akhir-akhir ini," timpal Fabio.

"Kau paham akan hal itu, jadi seharusnya, kau tidak boleh marah dan kesal. Jika, Andien keluar bersama temannya," lanjut Sam.

"Kenapa kau tidak pernah memahami aku, Sam?" keluh Fabio.

"Bukan aku tidak pernah memahaimu, Fabio. Tapi, kau sendiri yang tidak mengerti dengan dirimu sendiri," balas Samuel. 

Fabio terdiam, apa yang di katakan Samuel benar dan ia tahu apa dari ucapan Samuel. Seharusnya, segera mengatakannya pada Andien, tentang perasaannya. Tapi, ia lebih memilih diam dan memendam perasaannya pada Andien.

"Fab, kalau boleh aku sarankan. Lebih baik, kau segera mengatakannya. Agar dia tau, bagaimana perasaanmu padanya," ucap Samuel memberikan usul.

"Tapi, aku terlalu takut, Sam. Aku takut, jika ternyata ia tidak bisa membalas perasaanku, dia jadi jauh dan tidak mau lagi dekat denganku," sahut Fabio lirih.

"Apa! Kau takut? Seorang Fabio, penguasa dan pimpinan klan mafia terbesar, takut akan hal seperti itu?" ledek Samuel.

Fabio menatap tajam ke arah Samuel.

"Jadi, sampai kapan kau akan menyimpan perasaanmu sendiri. Aku pastikan, jika kau masih saja memendam perasaanmu, tanpa mau memberitahunya. Kau akan melihat dia akan menjadi milik orang lain dan kau sendirilah yang akan mengantarkannya ke depan altar." tutup Samuel yang berjalan keluar meninggalkan Fabio di ruangannya.

***

Andien dan Leo semakin dekat, Mark kini mulai percaya dengan sosok Leo, yang berada di samping Andien. Kali ini, Leo meminta ijin pada Mark, untuk membawa Andien jalan-jalan, dengan motornya.

Semula Mark menolak, ia tahu persis, seumur hidupnya. Andien tidak pernah naik sepeda motor. Ia telah hampir 15 tahun mengabdi dikeluarga Andien, sebagai sopir. Sekali lagi, Leo behasil meyakinkan Mark dan berjanji akan menjaga Andien dan mengantarkannya pulang tepat waktu.

Benar saja, ia mengantarkan Andien kembali ke rumah tepat waktu, ia pun segera berapamitan dan kembali bekerja. Andien dan Mark tahu, jika Leo bekerja paruh waktu di sebuah Cafe. 

"Apa kau senang, Sweety?" 

Terdengar suara bariton khas, Andien segera menoleh ke arah sumber suara, yang sangat Andien kenal siapa pemiliknya.

"Fabio!" seru Andien berlari menghampirinya.

"Kau kembali tidak memberitahuku," sambung Andien.

"Aku ingin memberikan kejutan untukmu. Tapi, sebaliknya, sepertinya aku yang mendapat kejutan darimu," ucap Fabio.

"Maksudmu?" tanya Andien bingung.

"Sudah, jangan dibahas lagi. Kamu pasti lelahkan, Sweety? Lebih baik, kamu istirahat." kata Fabio yang melangkah meninggalkan Andien di ruang tamu. Fabio pun masuk ke ruang kerjanya dan mengunci pintunya.

"Dia aneh," gumam Andien.

Bersambung

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Lima Pengawal   Penolakan Leo

    "Fab... ada yang mencuri barang-barang kita," lapor Samuel."Bagaimana bisa?" tanya Fabio heran.Samuel pun menjelaskan dengan detail dan langsung di mengerti oleh Fabio."Cari cara, agar semua barang kita bisa kembali. Kalau perlu balik keadaan," kata Fabio geram, saat mendengar kalau Leo menjadi dalangnya.Samuel segera memerintahkan anak buahnya untuk menjalankan tugas dari Fabio.Sementara itu, Lucas baru saja pulang dari kediaman Zarina. Fabio tersenyum menyambut kedatangannya."Hai, Luc!" sapa Fabio.Lucas tersenyum dan menghempaskan dirinya di sofa."Ada apa?" tanya Fabio."Tidak. Aku hanya sedikit lelah," jawab Lucas."Apa kau bertengkar dengan Zarina?" tanya Fabio lagi.Lucas mengangguk. "Dia marah padaku.""Marah? Kenapa?" Fabio kembali bertanya."Aku ingin resepsi pernikahan kami, diadakan semeriah mungkin. Aku ingin memberikam kenangan yang indah untuk dia kenang seumur hidupnya," ucap

  • Lima Pengawal   Berita Gembira Dari Lucas

    Leo marah besar, pasalnya berkas yang diberikan Mark padanya, tidak berguna. Ternya Fabio, telah mengubah isi berkas itu. Leo dipermalukan oleh Fabio di depan banyak orang. Leo telah yakin, ia bisa menang dari Fabio. Ternyata, ia mempermalukan dirinya sendiri.Leo pun berjalan menuju kamar Andien. Saat ia masuk, Andien sedang tertidur pulas setelah menangis. Leo tersenyum dan segera mendekati Andien. Mata Leo melirik ke arah gelas yang berisi air, di atas nakas. Leo pun meraih gelas dan menyiramkan isi gelas itu ke wajah Andien.Andien terbangun, saat air menimpa wajahnya."Kau kira bisa tidur lelap, sementara aku harus menanggung malu karena ulah pengawalmu?" kata Leo dengan mata berkilat.Andien masih terpaku, menatap Leo."Bangun dan lakukan tugasmu sebagai istri."Leo menarik piyama tidur Andien, hingga terkoyak."Apa yang kau lakukan?" tanya Andien, sambil berusaha untuk menutupi bagian tubuhnya."Kau mau tau? Akan aku beri

  • Lima Pengawal   Kebahagian Lucas Dan Zarina

    Lucas kembali ke rumah. Ia mendapati Mark sedang bersama Fabio. Lucas duduk dan ikut mengobrol bersama mereka."Luc, dari mana saja kau?" tanya Fabio."Aku baru saja dari mansion Leo, menemui Andien," jawab Lucas.Fabio berhenti sejenak dan meletakkan berkas di tangannya."Apa kau bertemu dengannya?" tanya Fabio lagi.Lucas menggeleng pelan. "Tapi, aku tanpa sengaja bertemu seseorang di sana," kata Lucas sembari melirik ke arah Mark.Mark pun jadi salah tingkah. Meskipun begitu, ia masih bersikap tenang. Sebab, Lucas segera mengalihkan pembicaraan."Baiklah, Luc. Kau bisa bawa ini dan siapkan untuk meeting kita," kata Fabio sambil memberikan sebuah map berwarna kuning.Lucas tersenyum menerima map dari Fabio. "Maafkan aku, Fab. Sepertinya, aku tidak bisa hari ini," ucap Lucas.Fabio mengernyitkan dahinya. "Mengapa? Apa ada satu hal yang penting?" tanya Fabio."Kalau kau tanya soal itu, tentu saja ada.""Benarka

  • Lima Pengawal   Kecurigaan Lucas

    "Apa dia sudah makan?" tanya Leo, pada pelayan yang mengurus Andien."Belum, Tuan. Nyonya menolak untuk makan," jawabnya sembari menunduk.Leo mendengus kesal. "Biarkan saja, aku ingin melihat sampai dimana dia bertahan?"Pelayan itu menganggukkan kepalanya."Tetap beri dia makan, aku tidak mau kalau dia sampai mati kelaparan. Aku masih ingin menyiksanya secara perlahan," lanjut Leo. Pelanyan itu pun meninggalkan Leo dan kembali ke dapur."Apa langkah kita selanjutnya, Tuan?" tanya sang asisten."Kembali ke rencana semula," jawab Leo."Bagaimana, kalau suatu saat kelima pengawal itu tau kalau kita menyekap nyonya Andien?" tanya sang asisten."Mereka tidak akan tau. Sebab, mereka tidak akan pernah bertemu," sahut Leo. Asisten itu tampak menganggukkan kepalanya. Leo pun berdiri dan meninggalkan asistennya. Ia naik ke atas, masuk ke kamarnya untuk melihat keadaan Andien.Di kamarnya, Andien hanya duduk di ranjang sembari me

  • Lima Pengawal   Hukuman Untuk Andien

    "Apa kau masih marah padaku?" tanya Andien.Leo memejamkan matanya, sembari mengepalkan tangannya. Ia masih marah dengan kejadian kemarin. Ia berniat menikahi Andien, untuk mendapatkan keuntungan dan balas dendam pada garis keturunan Antonio.Leo hanya ingin mendapatkan apa yang ia inginkan. Setelahnya, ia akan menyiksa Andien dan menjadikannya tahanan untuk menekan Fabio dan saudara-saudaranya. Tapi, sekarang apa? Ia hanya mendapat barang sisa yang telah terpakai oleh musuhnya. Kini, semuanya sia-sia. Rencana yang telah di susun Leo dengan matang, harus hancur setelah ia mendapatkannya."Lee, aku minta maaf. Aku tau, aku bersalah padamu. Tidak seharusnya, aku merahasiakan ini padamu," sesal Andien."Jika, aku memaafkanmu. Apa kau bersedia ikut bersamaku, kemanapun aku pergi dan melupakan semua masa lalumu bersama Fabio?" potong Leo.Andien terdiam mendengarkan ucapan Leo."Jika kau memaafkan aku, aku berjanji. Aku akan menjadi istri yang te

  • Lima Pengawal   Pengakuan Dari Andien

    Fabio melangkah, mengiri langkah Andien. Ia berdiri di samping Andien dan membawanya ke altar. Fabio menahan semua rasa di dadanya, ia berusaha untuk tidak terlihat sedih dan kecewa.Fabio telah tiba di depan altar, ia menyerahkan tangan Andien pada Leo yang telah menunggunya dengan senyum bahagia di wajahnya. Andien menyambut uluran tangan Leo dan berjalan maju. Fabio berjalan mundur dan duduk di samping Samuel.Samuel memegang pundak Fabio, untuk menghiburnya. Setelah keduanya mengucapkan sumpah janji pernikahan. Pendeta pun menyatakan keduanya sebagai suami istri. Fabio memalingkan wajahnya, tatkala Leo mencium Andien.Pesta pun segera di mulai, semua larut dalam suasana pesta. Andien dan Leo terlihat sangat bahagia. Fabio meneguk habis minuman di tangannya. Andien menatap Fabio dari kejauhan pun, perlahan mendekatinya."Mau berdansa?" tawar Andien mengulurkan tangannya.Fabio tersenyum dan menyambut uluran tangan Andien. Keduanya pun berdan

  • Lima Pengawal   Melepas Semuanya

    Di villa Leo, semua orang sedang sibuk mempersiapkan pesta pernikahan Leo dan Andien. Andien telah berusaha untuk menolak. Tapi, keegoisan Nyonya Dience mengalahkan semuanya. Andien tidam bisa melawan. Ia hanya bisa menuruti kemauan Mamanya.Kebahagian terpancar jelas di wajah Leo, senyum selalu terkembang di wajahnya. Saking bahagianya, ia lupa dengan tujuan utamanya. Hingga sang asisten yang mengingatkannya, tujuannya.Sedangkan di kediamannya, Fabio masih uring-uringan. Sampai saat ini, ia masih belum bisa menemukan di mana tempat persembunyian Leo. Mereka telah mengerahkan seluruh anal buahnya, tapi tidak ada satupun yang berhasip menemukannya. Fabio hmapir fruztasi. Di tengah keputus asaannya. Akhirnya ia mendapat kabar, kalau salah satu anak buahnya melapor. Jika, ia berhasil membuntuti salah satu anak buah Leo dan mengikutinya hingga ke markasnya.Mereka pun segera bergerak kelokasi yang telah di katakan anak buahnya. Fabio dan yang lainnya, tiba di

  • Lima Pengawal   Villa Leo

    Fabio memegangi pipinya. Bekas tamparan tangan Dience masih bisa ia rasakan, bahkan rasa kebencian Dience padanya juga masih sama seperti saat pertama kali Fabio bertemu dengannya."Kau tidak apa-apa, kan Fab?" tanya Andrew."Jangan hiraukan aku! Sekarang fikirkan, bagaimana nasib Sweety?" sahut Fabio."Fabio benar, kita harus memikirkan cara untuk membawa Sweety kembali ke rumah ini," sela Samuel."Jadi, apa langkah kita selanjutnya?" tanya Christian."Kita datangi kediaman nyonya Dience dan kita jemput Sweety dari sana," sahut Fabio."Tapi Fab, kau tau sendiri wanita itu tidak menyukai kita. Terutama kau," ucap Lucas."Jadi, apa yang harus kita lakukan?" tanya Fabio."Kau tetap disini, biarkan aku dan si kembar yang menjemput Sweety," ucap Lucas."Baiklah, terserah padamu." Fabio beranjak dan masuk ke kamarnya.****Sementara apartemen Dience, wanita itu sedang berusaha untuk membujuk Andien agar mau meni

  • Lima Pengawal   Kemarahan Dience

    Fabio meninggalkan kamar Andien dengan perasaan marah. Ia benar-benar kesal mendengar ucapan dari Dience. Jika, Dience bukanlah orang yang melahirkan Andien. Mungkin, saat itu juga Fabio akan memberinya pelajaran.Dience tidak hanya menghina dirinya, tapi juga saudaranya yang lain. Memang semua yang dikatakan Dience adalah benar. Tapi, setidaknya Dience seharusnya berterima kasih pada mereka berlima yang telah menjaga putri dan semua milik mendiang mantan suaminya.Tidak pernah terlintas sedikitpun di benak Fabio dan saudaranya untuk berbuat curang, karena ingin menguasai semuanya. Fabio juga tahu, sejak dirinya menginjakkan kaki di rumah ini. Dience adalah orang yang secara terang-terangan menolak kehadiran Fabio.Fabio juga mengingat bagaimana, Dience menggunakan segala cara untuk mengusir Fabio dari rumah itu. Kepercayaan yang dimiliki Antonio pada Fabio, yang membuatnya bertahan dan menjadi orang kepercayaa hingga kini."Aku akan buktikan padany

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status