Share

Leo

Author: Icha Mawik
last update Huling Na-update: 2021-03-28 14:06:58

Setelah kejadian di hari itu, Leo dan Andien jadi sering bertemu. Leo yang begitu penasaran dengan sosok, Andien. Berusaha mencaritahu tentang Andien dan semuanya tentang Andien. Leo, sangat menyukai Andien. Meskipun, Andien selalu menanggapinya dengan cuek dan dingin. Tapi, Leo tidak pernah putus asa, ia terus berusaha mendekati Andien dan berusaha mencuri perhatian darinya.

"Aku yakin, suatu saat nanti, kamu pasti akan bersikap baik padaku," gumam Leo, menatap kepergian Andien. Leo pun memutar kendaraannya dan kembali ke kediamannya.

Andien sendiri sebetulnya mulai risih dengan sikap dan perilaku Leo. Pemuda itu memang tidak pernah berbuat sesuatu yang melampaui batas. Namun, sikapnya terkadang membuat Andien gerah. Ia selalu saja mengikuti ke manapun Andien pergi.

"Apa mau kamu?" tanya Andien kesal. Ia benar-benar dibuat kesal dengan sikap Leo.

"Jangan marah, aku hanya ingin berteman. Tidak masalahkan?" sahut Leo.

"Sudah aku katakan, aku tidak berteman dengan orang asing," timpal Andien.

"Justru itu, aku ingin mengenalkan diriku padamu, agar aku tidak jadi orang asing dan kamu bisa berteman denganku."

"Tidak perlu, aku tidak mau berteman dengan penguntit seperti kamu," putus Andien.

"Gagal lagi," gumam Leo, sembari menggaruk kepalanya.

Sepanjang jalan menuju mobilnya, Andien berdumel tidak jelas.

"Anda tidak apa-apa, Nona?" tanya pengawalnya.

"Tidak," sahut Andien kesal.

"Kita kemana lagi, Nona?"

"Kita pulang, aku sedang kesal," timpal Andien.

Sang sopir pun melajukan kendaraannya dan kembali ke rumah. Sesampainya dirumah, Andien masuk ke kamarnya.

"Kamu kenapa, Sweety," sebuah suara yang sangat Andien kenal, tiba-tiba menyapanya.

"Lucas!" seru Andien yang berlari ke arahanya dan masuk kedalam pelukannya.

"Hei, ada apa? Apa kau sangat merindukanku, hingga memelukku sekencang ini," ucap Lucas.

"Ya, aku sangat merindukanmu," sahut Andien.

"Ayo ceritakan padaku, apa saja kegiatanmu. Selama tidak ada dan pada siapa kamu menceritakan rahasiamu?" Lucas melepas pelikannya dan membawa Andien duduk.

Andien pun langsung menceritakan, semua hal apa saja yang ia lalui, tanpa kelima saudaranya, terutama Lucas. Hingga akhirnya, Andien bercerita tentang Leo, yang beberapa hari belakangan ini, sering mengikutinya.

Lucas tampak menautkan kedua alisnya. Ia tampak mulai tertarik dengan seseorang yang bernama Leo, yang i ceritakan oleh Andien. Namun, Lucas terus mendengarkan cerita Andien hingga selesai. Tapi, diam-diam ia akan mencaritahu, siapa sosok Lucas yang di ceritakan Andien.

"Sudah, jangan khawatir, aku akan mencaritahu siapa dia. Aku juga akan memberitahunya, agara jangan menganggu tuan putri Andie," goda Lucas sembari terkekeh.

Andien pun tertawa senang, setidaknya saat ini ia bisa tenang. Sebab, ada salah satu saudaranya menemaninya saat ini. Ia bisa menghabiskan waktu bersama Lucas, selama pemuda itu berada disini.

****

Di tempat lain, disebuah rumah besar, lebih mirip seperti sebuah bangunan tua yang klasik. Seorang tuan muda sedang menikmati makan malamnya, di temani para pelayannya.

"Tuan Muda, ini berkas yang anda minta," ucap asistennya.

"Aku akan memeriksanya nanti," sahutnya, kemudian melanjutkan suapan terakhir kemulutnya. Ia meletakkan perlengkapan makannya dan mengelap mulutnya dengan perlahan.

"Katakan padaku, apa kau membawa sesuatu yang aku perintahkan?" lanjutnya.

"Ya, Tuan. Nona Andien, bersekolah di sebuah sekolah asrama dan saat ini sedang menyelesaikan pendidikannya. Dia berencana akan melanjutkan pendidikannya di dalam negeri saja. Tapi kelima pengawal atau saudaranya itu, memintanya untuk melanjutkannya di luar negeri," jelas asisten panjang lebar.

"Aku mengerti," ucap sang Tuan Muda.

"Ada satu hal lagi, Tuan," lanjut asistennya.

"Katakan,"

"Saat ini, nona Andien sedang berada dalam pengawasan salah satu pengawalnya,"

"Siapa?"

"Lucas," 

Pemuda tampan yang berumur tiga puluh lima tahun itu, hanya tersenyum tipis menanggapi ucapan sang asisten.

"Biarkan saja, aku akan menanganinya dengan caraku," putusnya, kemudian beranjak meninggalkan meja makan.

****

Andien dan lucas akan pergi piknik ke taman hiburan hari ini. Mereka tampak sibuk mempersiapkan bekal untuk mereka bawa. Setelah semuanya siap, keduanya pun berangkat. Dengan menempuh perjalanan kurang lebih dua jam, akhirnya mereka tiba disana. Suasana telah ramai, pengunjung mulai berdatangan. Setelah mengantri cukup panjang, akhirnya Lucas mendapatkan tiket masuk untuk mereka berdua.

Sebenarnya, Lucas bisa saja masuk dengan mudah. Namun, kali ini Andien menantang lucas, agar ia mau ikut mengantri. Sebagai gantinya, Andien akan menuruti kemauannya seharian ini.

"Kamu mau naik wahana yang mana?" tanya Lucas.

"Itu!" tunjuk Andien, pada sebuah permainan komedi putar.

"Baiklah, ayo kesana!" seru Lucas menarik lembut lengan Andien. Setelahnya, mereka melanjutkan ke permainan berikutnya, hingga waktu menjelang siang. Mereka pun memutuskan untuk istirahat makan siang sejenak. Setelahnya, keduanya kembali melanjutkan kegiatan mereka, bermain berbagai macam wahana yang ada di sana.

Setelah puas seharian, Lucas membawa Andien pulang. Tapi sebelumnya, Andien meminta Lucas membawanya ke bioskop, untuk menonton film favoritnya. Lucas pun memutar arah mobilnya dan kembali ke jalan utama. Lucas mendapatkan tiket masuk dengan muah, kali ini Andien tidak melarangnya.

Saat akan masuk, Andien di kejutkan dengan sosok yang berdiri idepan pintu masuk.

"Tiketnya, Tuan," pinta Leo pada Lucas untuk menunjukkan tiketnya. "Silahkan, duduk sesuai dengan nomor yang tertera di tiketnya.

Lucas dan Andien pun melangkah masuk. Leo tampak memperhatikan Andien, yang menggandenga lengan Lucas. Leo hanya tersenyum tipis. Film pun berakhir, Lucas membawa Andien keluar dari gedung bioskop. Andien tanpa sengaja melihat Leo yang juga meninggalkan gedung bnioskop dengan mengendarai sepeda motor. Andien menatap dalam, hingga bayangan motor yang di kendarai Leo menghilang di kegelapan malam.

Lucas membawa Andien kembali ke rumah, setelah mengucap selamat malam. lUcas pun kembali ke kamarnya. Andien kembali teringat dengan sosok Leo yang mengendarai sepeda motornya. Kemudian, Andien kembali tersadar dan segera beranjak tidur. Perjalanan hari ini terasa begitu melelahkan bagi Andien.

Keesokan harinya, Andien bangun dan langsung mandi. Setelah semuanya selesai, ia pun bergegas turun untuk sarapan. Saat ia tiba di ruang makan, ia mencari keberadaan Lucas.

"Dimana Lucas?" tanya Andien.

"Tuan muda Lucas, telah kembali. Mendadak ia mendapat telepon penting dan secepatnya harus kembali," jelas kepala pelayan.

Andien menarik nafas panjang dan mengembuskannya kasar. Kembali, Andien di tinggal sendiri bersama para pelayan dan pengawal.

"Aku mau ke makam papa," seru Andien beranjak.

"Baik Nona, saya akan menyuruh sopir untuk menyiapkan mobil," jawab kepala pelayan. Andien segera bersiap, tapi sebelumnya, ia menuju taman buatan yang ada di perkarangan rumahnya. Taman itu di tanami berbagai macam jenis bunga. Termasuk tulip kesukaan mendiang papanya. Andien memetik beberapa tangkai, kemudian mengemasnya menjadi buket bunga cantik.

Tiba di pemakaman, Andien meletakkan buket bunga buatannya dan berdoa sejenak untuk ayahnya. Setelah melepas rindu, Andien beranjak dan kembali pulang. Tiba-tiba  mata Andien menatap sebuah mobil mewah yang sedari tadi teparkir tidak jauh dari area pemakaman. Lama Andien menatap ke arah mobil itu, hingga salah satu pengawalnya kembali menyadarkannya. Ia pun segera masuk kedalam mobil dan meninggalkan pemakaman.

"Sepertinya, Nona Andien mulai merasa jika kita mengikuti dia Tuan," ucap sang sopir.

"Biarkan saja, bagus jika dia tau secepatnya. Itu akan mempermudah rencanaku, lagi pula aku telah lelah bersembunyi," sahutnya.

Sopir itu tampak mengerti, ia pun kembali melanjutkan perjalanannya, setelah mendapat instruksi dari bossnya. Ia bingung dengan jalan pikiran bossnya, jika bossnya mau. Dia bisa saja langsung menculik Andien dan meminta tebusan dengan kelima kaki tangan Antonio. Entahlah, itu hanya bossnya yang tahu, pikir sang sopir.

****

Beberapa hari kemudian, Andien kembali bertemu dengan Leo. Saat ini, Andien berada di sebuah Cafe, dan Leo menjadi salah satu pelayan disana.

"Ini pesanannya, Nona," ucap Leo.

"Kamu!"

Leo tampak tersenyum. "Anda masih mengenali saya, Nola?"

"Sedang apa kamu disini?" tanya Andien.

"Saya sedang bekerja Nona," jawan Leo.

"Bekerja? Bukannya kemarin kamu di bioskop?"

"Iya, malam saya disana, dari siang sampai sore saya disini," jelas Leo.

"Kamu tidak sekolah?" tanya Andien lagi.

"Saya sedang mengumpulkan uang, buat kuliah. Tahun depan, kalau uang terkumpul semua dan cukup, baru saya lanjut kuliah," terang Leo. Andien teriam menatap ke arah Leo, yang telah kembali melayani pengunjung yang lain.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Lima Pengawal   Penolakan Leo

    "Fab... ada yang mencuri barang-barang kita," lapor Samuel."Bagaimana bisa?" tanya Fabio heran.Samuel pun menjelaskan dengan detail dan langsung di mengerti oleh Fabio."Cari cara, agar semua barang kita bisa kembali. Kalau perlu balik keadaan," kata Fabio geram, saat mendengar kalau Leo menjadi dalangnya.Samuel segera memerintahkan anak buahnya untuk menjalankan tugas dari Fabio.Sementara itu, Lucas baru saja pulang dari kediaman Zarina. Fabio tersenyum menyambut kedatangannya."Hai, Luc!" sapa Fabio.Lucas tersenyum dan menghempaskan dirinya di sofa."Ada apa?" tanya Fabio."Tidak. Aku hanya sedikit lelah," jawab Lucas."Apa kau bertengkar dengan Zarina?" tanya Fabio lagi.Lucas mengangguk. "Dia marah padaku.""Marah? Kenapa?" Fabio kembali bertanya."Aku ingin resepsi pernikahan kami, diadakan semeriah mungkin. Aku ingin memberikam kenangan yang indah untuk dia kenang seumur hidupnya," ucap

  • Lima Pengawal   Berita Gembira Dari Lucas

    Leo marah besar, pasalnya berkas yang diberikan Mark padanya, tidak berguna. Ternya Fabio, telah mengubah isi berkas itu. Leo dipermalukan oleh Fabio di depan banyak orang. Leo telah yakin, ia bisa menang dari Fabio. Ternyata, ia mempermalukan dirinya sendiri.Leo pun berjalan menuju kamar Andien. Saat ia masuk, Andien sedang tertidur pulas setelah menangis. Leo tersenyum dan segera mendekati Andien. Mata Leo melirik ke arah gelas yang berisi air, di atas nakas. Leo pun meraih gelas dan menyiramkan isi gelas itu ke wajah Andien.Andien terbangun, saat air menimpa wajahnya."Kau kira bisa tidur lelap, sementara aku harus menanggung malu karena ulah pengawalmu?" kata Leo dengan mata berkilat.Andien masih terpaku, menatap Leo."Bangun dan lakukan tugasmu sebagai istri."Leo menarik piyama tidur Andien, hingga terkoyak."Apa yang kau lakukan?" tanya Andien, sambil berusaha untuk menutupi bagian tubuhnya."Kau mau tau? Akan aku beri

  • Lima Pengawal   Kebahagian Lucas Dan Zarina

    Lucas kembali ke rumah. Ia mendapati Mark sedang bersama Fabio. Lucas duduk dan ikut mengobrol bersama mereka."Luc, dari mana saja kau?" tanya Fabio."Aku baru saja dari mansion Leo, menemui Andien," jawab Lucas.Fabio berhenti sejenak dan meletakkan berkas di tangannya."Apa kau bertemu dengannya?" tanya Fabio lagi.Lucas menggeleng pelan. "Tapi, aku tanpa sengaja bertemu seseorang di sana," kata Lucas sembari melirik ke arah Mark.Mark pun jadi salah tingkah. Meskipun begitu, ia masih bersikap tenang. Sebab, Lucas segera mengalihkan pembicaraan."Baiklah, Luc. Kau bisa bawa ini dan siapkan untuk meeting kita," kata Fabio sambil memberikan sebuah map berwarna kuning.Lucas tersenyum menerima map dari Fabio. "Maafkan aku, Fab. Sepertinya, aku tidak bisa hari ini," ucap Lucas.Fabio mengernyitkan dahinya. "Mengapa? Apa ada satu hal yang penting?" tanya Fabio."Kalau kau tanya soal itu, tentu saja ada.""Benarka

  • Lima Pengawal   Kecurigaan Lucas

    "Apa dia sudah makan?" tanya Leo, pada pelayan yang mengurus Andien."Belum, Tuan. Nyonya menolak untuk makan," jawabnya sembari menunduk.Leo mendengus kesal. "Biarkan saja, aku ingin melihat sampai dimana dia bertahan?"Pelayan itu menganggukkan kepalanya."Tetap beri dia makan, aku tidak mau kalau dia sampai mati kelaparan. Aku masih ingin menyiksanya secara perlahan," lanjut Leo. Pelanyan itu pun meninggalkan Leo dan kembali ke dapur."Apa langkah kita selanjutnya, Tuan?" tanya sang asisten."Kembali ke rencana semula," jawab Leo."Bagaimana, kalau suatu saat kelima pengawal itu tau kalau kita menyekap nyonya Andien?" tanya sang asisten."Mereka tidak akan tau. Sebab, mereka tidak akan pernah bertemu," sahut Leo. Asisten itu tampak menganggukkan kepalanya. Leo pun berdiri dan meninggalkan asistennya. Ia naik ke atas, masuk ke kamarnya untuk melihat keadaan Andien.Di kamarnya, Andien hanya duduk di ranjang sembari me

  • Lima Pengawal   Hukuman Untuk Andien

    "Apa kau masih marah padaku?" tanya Andien.Leo memejamkan matanya, sembari mengepalkan tangannya. Ia masih marah dengan kejadian kemarin. Ia berniat menikahi Andien, untuk mendapatkan keuntungan dan balas dendam pada garis keturunan Antonio.Leo hanya ingin mendapatkan apa yang ia inginkan. Setelahnya, ia akan menyiksa Andien dan menjadikannya tahanan untuk menekan Fabio dan saudara-saudaranya. Tapi, sekarang apa? Ia hanya mendapat barang sisa yang telah terpakai oleh musuhnya. Kini, semuanya sia-sia. Rencana yang telah di susun Leo dengan matang, harus hancur setelah ia mendapatkannya."Lee, aku minta maaf. Aku tau, aku bersalah padamu. Tidak seharusnya, aku merahasiakan ini padamu," sesal Andien."Jika, aku memaafkanmu. Apa kau bersedia ikut bersamaku, kemanapun aku pergi dan melupakan semua masa lalumu bersama Fabio?" potong Leo.Andien terdiam mendengarkan ucapan Leo."Jika kau memaafkan aku, aku berjanji. Aku akan menjadi istri yang te

  • Lima Pengawal   Pengakuan Dari Andien

    Fabio melangkah, mengiri langkah Andien. Ia berdiri di samping Andien dan membawanya ke altar. Fabio menahan semua rasa di dadanya, ia berusaha untuk tidak terlihat sedih dan kecewa.Fabio telah tiba di depan altar, ia menyerahkan tangan Andien pada Leo yang telah menunggunya dengan senyum bahagia di wajahnya. Andien menyambut uluran tangan Leo dan berjalan maju. Fabio berjalan mundur dan duduk di samping Samuel.Samuel memegang pundak Fabio, untuk menghiburnya. Setelah keduanya mengucapkan sumpah janji pernikahan. Pendeta pun menyatakan keduanya sebagai suami istri. Fabio memalingkan wajahnya, tatkala Leo mencium Andien.Pesta pun segera di mulai, semua larut dalam suasana pesta. Andien dan Leo terlihat sangat bahagia. Fabio meneguk habis minuman di tangannya. Andien menatap Fabio dari kejauhan pun, perlahan mendekatinya."Mau berdansa?" tawar Andien mengulurkan tangannya.Fabio tersenyum dan menyambut uluran tangan Andien. Keduanya pun berdan

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status